SEMUT
Ketika jalan semut pertama menembus dapurnya, kesabaran silmi pecah. Pada dasarnya dia tidak menentang semut. Tapi mereka tidak punya tempat di dapurnya. Bagaimana mereka sampai di sana? Mereka ada di mana-mana sekarang, berpura-pura selalu ada di sana. Mereka memakan dan mengotori makanannya. Bagaimana ini bisa terjadi padanya? Dia dari semua orang, yang menjalankan rumah tangga yang benar-benar sempurna dan bersih. Dia tidak pernah meninggalkan remah-remah di atas meja. Lantai dipoles dan digosok setiap hari. Namun setiap hari semut baru muncul di dapurnya yang rapi dan bersih. Rute semut yang tidak pernah berakhir membentang dari lemari es ke wastafel dan kompor.
Dia adalah orang yang sangat toleran terhadap semua jenis makhluk hidup. Selama mereka tidak merangkak melalui dapurnya. Dan tidak ada semut. Hewan-hewan bodoh yang gelap dan menjijikkan itu. Mereka menempel pada madu di mana-mana dan merusak nafsu makannya. Parasit ini sama berlebihannya dengan gondok.
Untuk sementara dia berharap untuk hidup berdampingan secara damai. Di halaman depan rumahnya, semut bisa melakukan apapun yang mereka mau - dia tidak peduli.
Situasi meningkat, bagaimanapun, karena mereka menyerbu rumahnya dalam jumlah yang meningkat dan dia akhirnya mengetik kata "semut" ke dalam mesin pencari. Saat itulah dia belajar untuk pertama kalinya berapa banyak penyakit yang ditularkan oleh semut dan hama yang mengerikan itu sebenarnya. Dia terkejut - dia selalu curiga, tapi itu tidak terlalu jelas baginya.
Dia berbicara dengan beberapa tetangganya. Semua orang setuju bahwa sesuatu harus dilakukan terhadap semut. Kecuali eco dari sebelah, tapi dia bahkan tidak memotong rumput dan pendapatnya tidak ditanyakan di pemukiman.
Bersambung..........
