Ketika alam murka : bencana ekologis di pulau Sumatera

in Nature & Agriculture17 days ago

IMG20251127103207.jpg

div.png

Hagoe's Village: Nov, 27th 2025

Hari ini adalah hari ketiga banjir yang cukup parah terjadi di daerah kami akibat keserakahan manusia yang menyebabkan bencana ekologis.

Aku terbangun di pagi ini dan mendapati masih tingginya air di dalam rumah kami, sekitar 50 centimeter. Sementara di halaman rumah dan sekeliling rumah kami, ketinggian air mencapai lebih dari dua meter.

Dan hari ini merupakan hari ketiga banjir melanda desa kami dan juga desa-desa lainnya di kabupaten Aceh Utara.

Informasi yang kudengar memang masih simpang siur, karena selama beberapa hari ini, jaringan listrik dan internet di daerah kami down yang membuat kami terisolir dan tidak mengetahui nasib orangtua serta sanak saudara kami yang tinggal di berbagai tempat.

Alhmdulillah aku memiliki power bank yang masih full dayanya. Tetapi ketika sekali-kali aku coba menghidupkan handphone ternyata tidak ada jaringan sama sekali dan kami tetap terisolir dari informasi.

IMG20251127082815.jpg

Ngopi pagi

Aku lebih banyak berada di rumah memantau perkembangan banjir ini serta menjaga keluarga ku supaya mereka tidak panik dan tetap tenang, karena kami tidak mengungsi dan bertahan di rumah.

Aku membuat kopi sisa-sisa stok sebelum banjir beberapa hari yang lalu. Dan istriku menyiapkan sarapan kami dengan menggunakan gas melon yang hampir habis.

Memang selama banjir kami juga mengunakan kompor zaman dan kayu bakar untuk memasak karena menghemat gas yang sudah hampir habis.

Untung saja kami memiliki kompor manual dan sejumlah kayu bakar yang tidak ikut terendam air sehingga kami masih bisa memasak agar keluarga kami tidak kelaparan.


IMG20251127084604.jpg

Motor terendam banjir

Banjir kali ini cukup parah terjadi di desa kami. Aku tidak pernah menyangka bahwa banjir akan setinggi ini. Memang daerah kami adalah daerah rawan banjir sejak dulu tetapi tidak pernah setinggi ini.

Seingat ku sejak kembali ke kampung halaman dan tinggal kembali di desa ini, baru kali ini banjir terjadi cukup parah.

Memang pihak BMKG telah merilis peringatan beberapa hari yang lalu tentang potensi hujan ekstrem dan banjir akibat adanya siklon senyar yang diperkirakan akan berdampak di wilayah kami.

Dalam beberapa tahun terakhir pun deforestasi terjadi sangat massif di Indonesia termasuk pulau Sumatera akibat keserakahan oligarki dan orang-orang di lingkaran kekuasaan.

Alhamdulillah, aku sempat menyelamatkan mobil kami sebelum banjir beberapa hari yang lalu dan saat ini di rumah hanya ada beberapa motor yang ikut tergenang air karena tidak sempat kami selamatkan ke tempat yang lebih tinggi.


IMG20251127091806.jpg

Menghibur diri

Perasaan gundah gulana dan galau membuncah dalam dadaku selama beberapa hari terakhir karena kami terkurung oleh air banjir, dan tidak bisa berkomunikasi dengan sanak keluarga kami.

Listrik juga padam apalagi jaringan internet yang down. Aku terus memandangi air banjir di halaman rumah sambil memetik gitar kapook yang sangat jarang ku sentuh selama ini, untuk menghibur diri.

Air banjir pun hanya sedikit surut dan kemudian naik lagi, karena selama banjir hujan deras terus turun tanpa henti.


IMG20251127103152.jpg

Sampan di halaman rumah

Alhamdulillah juga kami memiliki satu unit sampan yang kami parkirkan di halaman rumah kami sehingga kami bisa menggunakannya nanti jika diperlukan untuk melakukan evakuasi bila kondisi memburuk.

Selain untuk evakuasi, sampan ini kami gunakan untuk memasang jaring ikan untuk lauk makan kami selama banjir ini.

Alhamdulillah kami masih bisa survive sampai hari ini ditengah kondisi yang sangat keterbatasan ini.


IMG20251127145202.jpg

Banjir masih awet

Menjelang sore air banjir belum menunjukkan akan surut. Airnya pun cukup pekat dengan material banjir yang bercampur tanah.

Hal ini bisa dipastikan bahwa air banjir ini berasal dari daerah hulu yang telah mengalami deforestasi yang cukup parah.

Bila banjir terjadi akibat hujan di hilir maka air banjir tidak akan sekeruh ini. Dan ini sudah menjadi pengamatan kami sejak dulu sebagai penduduk yang tinggal di daerah yang rawan banjir.


IMG20251127180856.jpg

Kondisi rumah kami

Ketinggian air banjir kali ini pun cukup luar biasa. Rumah kami yang memiliki fondasi yang cukup tinggi pun ikut tergenang oleh air banjir. Sampai-sampai aku harus mengganjal bed kami agar tidak ikut terendam air.

Kami pun tidur di dalam rumah yang dikelilingi oleh air dalam suasana gelap gulita tanpa penerangan yang memadai kecuali lilin manual yang kubuat dari bahan cotton Bud dan minyak goreng.

Semua tanaman yang ada di halaman rumah kami ikut tergenang dan rusak seperti sayur-sayuran yang kutanami dalam raised bag di halaman rumah.

Begitu pula dengan kolam ikan koi dan berbagai properti yang ada di rumah kami yang sebagiannya ikut terseret air banjir.


IMG20251127180909.jpg

Kondisi rumah ibu kami

Rumah ibu kami yang berkontruksi kayu dan berbentuk rumah panggung juga ikut tergenang karena tingginya air banjir kali ini.

Di rumah ibu kami hanya ada adik bungsuku yang bertahan di rumah untuk menjaga rumah orangtua kami. Sementara ayah dan ibu kandungku sudah kami ungsikan ke tempat yang lebih tinggi.

Ayah dan ibu mertuaku serta sanak saudara yang lain tidak kami ketahui nasibnya sampai hari ketiga banjir.

Dalam batinku, aku sangat kecewa dan marah terhadap perilaku para oligarki yang telah menyebabkan penderitaan rakyat demi kepentingan pribadi mereka.

Mereka telah merusak dan mengeksploitasi alam ini yang membuat alam menjadi "murka". Dan hal ini sudah pernah menjadi perhatian dunia dan juga aktor Harrison Ford dalam filmnya berjudul Years of Living Dangerously, beberapa tahun yang lalu (2014).

Film Years of Living Dangerously. Sumber

Tetapi rezim yang berkuasa selama sepuluh tahun terakhir tetap membuat kebijakan yang menyengsarakan rakyat seperti halnya kejadian bencana ekologis hari ini.


Sekian postinganku kali ini. Stay Healthy and Fun, Ciao...!

Regards

@ alee75

Ciptakanlah keindahan di dalam hati Anda, dan keindahan di sekitar Anda akan mengikuti - Jalaluddin Rumi

We invite you to support @pennsif.witness for growth across the whole platform through robust communication at all levels and targeted high-yield developments with the resources available.
Click Here