The Diary Game Nov 20, 2025 | Stay active during the rainy season. Hopefully, it won't impact flooding and the community's economy.

in Incredible Indialast month

Seseorang berkata "saya dapat menghasilkan gaji anda selama 10 Tahun dalam satu minggu". Aku tidak heran dengan kalimat tersebut karena Negara-negara maju seperti Swiss menggaji pekerjanya senilai US$ 8.111 (Rp.125 juta) per orang atau setara dengan 3 tahun gaji satu orang buruh Indonesia dalam satu bulan. Tapi tunggu dulu! Memang, Swiss bertengger di urutan teratas sebagai negara sukses di sektor keuangan, teknologi dan kesehatan serta dapat membayar gaji tinggi kepada pekerja dibandingkan negara lain. Namun High cost of living warga yang tinggal di beberapa kota besar seperti Jenewa dan Zurich juga mempengaruhi High Income, bayangkan, untuk harga kebutuhan pokok saja bisa mencapai CHF 1.500 atau sekitar Rp.30 juta rupiah per bulan, belum lagi kebutuhan seperti asuransi, pajak, transfortasi, jaringan internet dan lainnya.

Nasi bungkus

Entah kenapa, aku sempat terpikir dan mencari tahu perbandingan biaya hidup negara maju dan indonesia pada saat aku singgah di sebuah warung kecil di gang sempit, keberadaannya dihimpit diantara dinding-dinding pertokoan pusat Kota Lhokseumawe. Disana aku terpaksa menikmati 1 porsi nasi bungkus karena rasa lapar tak tertahan, meskipun niat awal hanya ingin mengisi pulsa sekaligus membeli kuota internet telkomsel sebelum meneruskan perjalanan ke Bank Aceh Cabang Lhokseumawe untuk menarik tunai sejumlah uang.

Bukan masalah tempat, tapi tentang satu porsi makanan yang dijual hanya seharga Rp.6.000 (5 Steem), sementara harga satu porsi maka siang termurah di Swiss mencapai CHF 20, yakni sekitar Rp.400.000 atau setara dengan 340 Steem (harga saat konversi).

Meskipun demikian, kondisi perekonomian tetap saja berbanding terbalik karena indonesia adalah negara berkembang dan masih berperang melawan inflasi sehingga tidak heran jika kekayaan per individu jauh tertinggal dibandingkan pendapatan rata-rata masyarakat di negara maju.

1000135292.jpg
Keberadaan warung kecil penjual makanan ringan dan minuman

Sebenarnya aku belum sempat sarapan tadi pagi karena disibukkan dengan mengantar anak-anak ke lokasi sekolah mereka masing-masing pada pukul 07.30 wib. Aku hanya sempat menikmati segelas kopi di warung Cekgu dan sepotong kue kering setelah melakukan presensi masuk kerja di kantor.

1000135290.jpg
1000135289.jpg
kondisi warung
sepi pembeli

Setelah menikmati sebungkus nasi aku bergegas menuju ke Bank Aceh, antrian panjang teller penarikan membuatku harus menunggu beberapa saat sebelum nomor antrianku dipanggil. Bukan hanya cuaca mulai merubah warna menjadi gelap di atas langit kota, aku juga sedikit terburu-buru karena harus menjemput putriku di sekolah pada pukul 12.00 wib. Aku sedikit kesal karena hanya tiga petugas teller transaksi yang aktif dari 6 teller yang tersedia disana.

1000135294.jpg
Saat menunggu antrian teller penarikan idr

Selesai melakukan penarikan IDR, dengan tergesa aku menuju ke parkiran sepeda motor. Sepertinya gerimis mulai terasa di beberapa bagian tubuhku yang terbuka saat aku dalam perjalanan ke gedung SD Negeri 5 yang berlokasi di Jln. Tgk Cik Ditiro Lancang Garam.

1000135296.jpg
Berada depan gerbang SDN 5 Banda Sakti

Lagi-lagi aku harus menunggu! ya, menunggu anak-anak selesai kegiatan belajar. Aku tidak menyiapkan baju pelindung hujan (mantel hujan), sesekali wajahku menengadah ke langit untuk memastikan seraya berharap agar hujan tidak mengguyur bumi sebelum kami tiba di rumah. Beberapa menit menunggu akhirnya putriku keluar dari ruang belajar, kami segera menuju ke rumah. Namun beberapa menit saat dalam perjalanan hujan tiba-tiba datang deras hingga memaksa kami berteduh di areal meunasah Desa Kampung Jawa Baru.

1000135298.jpg
Saat berteduh dari hujan deras

Kami menunggu hujan reda sedikit lama, bahkan hingga azan waktu shalat dhuhur berkumandang. Putriku bersabar menungguku hingga aku selesai melaksanakan shalat berjama'ah di meunasah tersebut. Tapi hujan belum ada indikasi untuk reda...

Putriku mulai tidak betah berlama-lama, ia mengajakku pulang ke rumah meskipun harus mandi hujan saat perjalanan. Aku berpikir sejenak dan segera mengamankan handphone, jam tangan dan dompet, semuanya benda yang rentan basah aku tempatkan dalam box sepeda motor. Selanjutnya kami kembali ke rumah dalam keadaan hujan deras tanpa pakaian pelindung...

...Setelah membersihkan badan dan mengganti pakaian aku sempat beristirahat sejenak di ruang tamu sebelum kembali ke tempat kerja. Hujan masih deras-derasnya, tapi aku sudah menyiapkan pakaian pelindung hujan.

1000135392.jpg
Berada di ruang kerja

Cuaca mendung dan hujan ringan ikut mempengaruhi penerangan dalam ruangan kantor meskipun full bola lampu. Waktu hampir mendekati pukul 18.00 wib, sedangkan aku bisa saja kembali ke rumah karena sudah menyiapkan baju pelindung hujan, namun beberapa rekan lainnya tidak membawa mantel hujan sehingga harus menunggu hujan benar-benar reda agar bisa kembali ke rumah mereka masing-masing.

1000135393.jpg

Tapi pada akhirnya mereka menyerah, meskipun hanya berbekal helm memaksa diri kembali kerumah dalam kondisi hujan ringan dan warna mendung semakin gelap.

Sekian... Terima kasih banyak atas kunjungan dan mungkin anda membacanya..

salam,
@ridwant

Introduce myself