The Diary Game - Selasa 23 Januari 2024 "Ta’ziah Ketempat Duka”
Halo sahabat Steem Indonesia yang saya hormati dan yang saya banggakan. Pada kesempatan ini saya akan membagikan cerita dari kegiatan saya ketika berkunjung ke tempat ta’ziah.
Suasana pagi yang hening, tidak ada yang tahu kelanjutan cerita melainkan sang pencipta. Saya mengawali hari dengan tugas mengantar salim ke sekolah. Hati yang terkejut mendengar bahwa ayah dari salah satu siswa saya meninggal dunia. Saya begitu terkejut dan sedih mendengarnya, beliau yang merupakan ayah dari siswa saya sekaligus orang yang paling berperan dalam berkembangnya ponpes ini. Padahal satu hari sebelumnya saya berjumpa dengan beliau dalam keadaan sehat wal afiat, namun Tuhan berkata lain, ajal menjemput beliau meskipun beliau dalam keadaan sehat dan masih muda.
Perpisahan yang begitu indah, beliau pergi dalam lelapnya tidur di malam hari. Semoga Tuhan merahmati dan menempatkan beliau di tempat yang tinggi amin.
Besoknya pada hari Selasa, saya bersama siswa dan guru-guru yang lain berinisiatif berkunjung kerumah duka untuk berta’ziah. Dari sini kami berangkat menggunakan angkot menuju ke rumah duka yang memang tidak jauh dari tempat kami.
Pada pukul 12 siang sampai kami ketempat tujuan. Seperti biasa kami menyapa tuan rumah dan sedikit membacakan tahlilan dan doa untuk almarhum yang di pimpin oleh salah satu guru kami.
Baru kemudian setelah pembacaan doa dan tahlilan, kami sedikit mencicipi makanan yang sudah di sediakan oleh tuan rumah sebagai penjamuan sekaligus sedekah untuk almarhum.
Perpisahan yang begitu mengharukan. Anak kami yang di tumpah musibah ini merupakan anak laki-laki pertama dan satu-satu dalam keluarga sehingga ini merupakan ujian besar bagi dia. Dimana dia akan terganggu pikirannya tentang masa depan keluarganya, usaha keluarganya sedang dia masih di bangku kelas 3 Smp. Disamping itu dia juga merupakan siswa yang berprestasi yang sudah masuk ke kancah Provinsi.
Saya sebagai guru sekaligus mentor mengatakan pada dia agar bersabar atas musibah yang sedang di timpanya, dan jangan sampai perjuangannya dalam belajar terhenti sia-sia.
Itulah yang kami perbincangkan dengannya sebagai penyemangat dan penghibur bagi dia. Pada pukul 3 sora, kami harus berpamitan pulang ke tempat semula untuk melanjutkan aktivitas seperti biasanya. Untuk sementara waktu dia minta izin tidak belajar karena banyak hal yang harus dia selesaikan karena disisi yang lain dia adalah laki-laki satu-satunya di rumah.
Mungkin apa yang sudah saya ceritakan, dapat kita simpulkan bahwa hidup ini penuh dengan tantangan dan ujian. Untuk menghadapi itu semua kita harus sabar dan berserah diri kepada Tuhan yang maha kuasa.
Hanya ini yang dapat saya bagikan semoga bermanfaat.
Upvoted. Thank You for sending some of your rewards to @null. It will make Steem stronger.