SEC17 WK:#3: Large and Small Families, Likes and Dislikes

Menikah dan memiliki anak merupakan impian setiap pasangan yang dibangun atas rasa saling mencintai dan mengasihi, inilah menjadi harapan terbesar bagi sebagian besar pasangan yang telah menikah, namun tidak dipungkiri sebagian kecil dari pasangan memilih tidak memiliki keturunan dengan berbagai alasan.

Dalam konteks Engagement Challenge yang mendorong para kontestan untuk mengemukakan pandangan mereka tentang keluarga ini, memilih 1 atau 2 orang anak saja atau lebih menyukai memiliki banyak keturunan.

Usia pernikahan saya baru memasuki 8 tahun, saat ini buah cinta kami telah dikaruniai 2 orang anak (laki-laki dan perempuan) dengan rentang usia 18 bulan. Saya menikah menjelang usia 28 tahun, dalam lingkungan tempat tinggal saya, pernikahan usia diatas 25 dianggap terlambat.

Saya memutuskan segera memiliki anak pertama, meskipun sebagian pasangan lebih meminih menunda memiliki anak dengan alasan menikmati hubungan dengan pasangannya 1 sampai 2 tahun, kemudian merencanakan program kehamilan.

Bagi saya, ketika memilih untuk menikah, saya terus terobsesi untuk memiliki anak sebagai bagian kebahagiaan kami, terlebih beban kerja yang berat dan minimnya waktu bersama keluarga menjadikan alasan lain untuk segera mendapatkan keturunan, setidaknya istri saya yang saat itu baru lulus sarjana kimia memiliki kesibukan dirumah dengan mengurusi buah cinta kami.

Saya bersyukur segera memiliki anak pertama berjenis kelamin perempuan, dia anak yang cantik dan memberikan kebahagiaan yang tidak dapat dibandingkan dengan apapun. Perjalanan hidup kami terus berjalan dengan baik dan memiliki keuangan yang sangat baik dari waktu ke waktu.

Saya percaya satu hal bahwa anak merupakan anugerah terindah dari sang pencipta, "melalui kelahirannya telah diberikan tambahan rezeki". Kelahiran anak menjadikan saya pribadi yang lebih produktif, pekerja keras dan bertanggungjawab sehingga terus melakukan yang terbaik untuk menjamin anak dan istri saya bahagia, memenuhi setiap kebutuhannya dengan baik.

Ketika usia anak pertama saya 18 bulan, kemudian saya dikaruniai anak kedua berjenis kelamin laki-laki. Dan benar yang saya sampaikan tadi bahwa rezeki terus menghampiri keluarga kami , Istri saya pun lulus Pegawai Pemerintah saat usia anak kedua 2 bulan.

Saat ini saya terus ingin memiliki anak ketiga, keempat bahkan kelima, tetapi mobilitas kami yang sibuk, memutuskan kami untuk menunda sementara waktu. Kami lebih fokus membesarkan keduanya dan mencoba mengajukan pindah lokasi kerja istri saya pada sekolah yang jaraknya lebih terjangkau dengan tempat tinggal kami.

Pada prinsipnya kelahiran anak-anak dari buah cinta kami merupakan sumber kebahagiaan dan rezeki, mereka menjadi motor penyemangat bagi kami sebagai orang tua mereka, tidak dapat terbayangkan ketika melihat senyuman dan tingkah lucu mereka saat pulang dari kantor dengan kondisi yang lelah. Mereka justru mensupport energi sehingga tetap semangat dan bugar menjalani hidup ini.

Alasan yang terpenting lainnya bagi saya ketika ingin memiliki banyak anak adalah masa depan, mereka akan menjadi pelindung bagi kami ketika menua dan mereka dapat saling mendukung satu dan lainnya, saling mengayomi dan membantu segala masalah yang terjadi.

Saya terlahir dengan 9 bersaudara dan kami tumbuh dengan baik dengan saling mendukung satu sama lain sampai kami menyelesaikan pendidikan sarjana, saling mengayomi dan melindungi satu sama lain. Inilah dampak positif dengan memiliki banyak anak dimasa yang akan datang.

Indonesia, April 26, 2024
@irawandedy