Betterlife The Diary-Game [Saturday May 14th, 2022] - Menuju Silaturahmi di Lapangan Hijau

in STEEM FOR BETTERLIFE3 years ago (edited)

Menuju Silaturahmi di Lapangan Hijau


IMG-20220515-WA0001.jpg
Udara dingin AC menambah lelap tidur panjang jika kita tak melawan untuk bangun subuh. Bangun subuh dipaksakan untuk melaksanakan salat subuh secara berjemaah. Sabtu, 14 Mei 2022, untuk kesekian kalinya Aku wajibkan untuk bisa salat subuh berjemaah di Mesjid.
Sayup-sayup suara sang muazin memanggil umat agar tegakkan salat. Haiyya 'alashshalah... Hayya 'alal falah.. Asshalaatu khairum minannaum.. Mari salat. Mari gapai kemenangan. Salat lebih baik dari tidur.

Panggilan jelas dan wajib untuk sang lelaki salat berjamaah di Mesjid. Aku salat di Mesjid kebanggaan warga Sabang yaitu Mesjid Agung Babussalam yang terletak dijantung kota. Mesjid dengan ornamen indah dan karpet hijau luas terbentang. Subuh itu yang menjadi imam adalah Tgk. Irsalullah, pimpinan Pondok Pesantren Modern Al-Mujaddid Kota Sabang.

Usai salat seperti biasa Aku minum kopi di kedai depan mesjid. Kedai sederhana dengan lantai tak karuan semennya. Namun kedai kopi ini ramai selalu dikunjungi oleh para jemaah usai subuh. Sambil menonton berita, yang siaran TV One lebih sering mengudara Aku santai bersama warga lainnya menyeruput kopi secangkir dan juga poding telur setengah matang untuk menambah vitamin tubuh.

Tidak lama Aku di kedai kopi dan pergi ke Pantai Paradiso untuk menikmati udara pagi yang segar sambil memandang dan menikmati deburan ombak yang pecah menghantam tembok pembatas.Sendiri tanpa teman. Tanpa anak istri yang tinggal di Medan. Nasibku bujang lokal.

Juga tak lama menikmati deburan ombak, aku alihkan pandangan melihat pemandangan sampah berserakan dekat salah satu meriam yang terpasang di dekat area Sabang Fair. Anehnya, tempat sampah ada namun oknum jorok buang sampah di luar tong sampah. Tidak habis pikir jika melihat tingkah polah orang yang pada malam itu menikmati mungkin bersama keluarga atau bisa jadi sepasang anak muda yang mabuk asmara. Tidak tahulah. Yang pasti tak ada akalnya orang yang membuang sampah diluar tempat yang disiapkan.


Waktu terus berjalan dan dhuhur tiba. Mesjid Agung Babussalam tetap menjadi idola tempat Aku bersujud bersama rekan seiman lainnya. Tak lama Aku di Mesjid karena Aku akan persiapan menyebrang ke Banda Aceh sekitar pukul 14.30 WIB.
Berangkat dengan mobil dinas Xenia yang diantar oleh anak buahku menuju pelabuhan Balohan Sabang. Aku tak tahu gangguan komunikasi apakah karena setiap menerima telpon dan menelpon jika melewati daerah tanjakan semen sekitarnya signal terganggu. Suara kresek-kresek dan putus tanpa suara. Tak jelas. Situasi ini persis yang aku alami saat ditempat tertentu di Batam usai dari Pelabuhan Punggur menuju kota atau ke Bandara Hang Nadim. Apakah mungkin karena daerah pengunungan? Apakah karena tak kuat pancarnnya? Tak tahulah awak.

IMG-20220515-WA0003.jpg

Tiba di Pelabuhan Balohan kapal cepat Express Bahari 2F menanti. Kami berangkat sekitar pukul 14.35 WIB menuju Pelabuhan Ulee Lhee Banda Aceh. Didalam kapal Aku berjumpa dengan Pak Walikota Banda Aceh, Aminullah Usman. Semalam kami sudah berjumpa di Kantor Walikota Sabang dalam rangka kegiatan Pelantikan Pengurus Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Kota Sabang dan rangkaian kegiatannya. Pertemuan ini santai. Kami saling bertegur sapa dan berceria senyum. Aku sudah lama kenal dengan beliau semenjak beliau menjadi Direktur BPD Aceh beberapa tahun silam, sekitar tahun 90-an.

Perjalanan dari Pelabuhan Balohan menuju Pelabuhan Ulee Lhee sekitar satu jam. Dalam perjalanan alunan ombak mulai terasa. Pertanda musim Barat telah tiba. Kalau dilihat laut tenang namun dari dasar samudera mengalun maka bergoyanglah kapal bagaikan puteri penari.Kami tiba pukul 15.35 WIB. Aku tidak langsung pulang. Sambil menunggu waktu Ashar sekejab menyeruput kopi bersama teman.Kopi sanger Aceh memang mantap. Walau dengan gelas kecil namun olahan sang penjual kopi menambah nikmatnya suasana.

Waktu Ashar tiba dan meunasah kecil di Pelabuhan Ulee Lhee membludak dihiasi penumpang yang melaksanakan salat berjemaah.Terpaksa ada tambahan ekstra jemaah. Trip kedua. Usai salat Aku berangkat menuju Mess Jangkar TNI AL di desa Blang Oi tempat aku merebahkan tubuh. Aku tak mau dijemput.Aku mencoba naik moda Trans Koetaradja. Aku merasakan kali pertama naik Trans Koetaradja. Penumpangnya hanya tiga orang. Aku dan dua orang gadis remaja.
Sekilas pikirannku menguak kisah beberapa tahun lalu, tahun 1991 tatkala Aku kuliah naik bus Damri dan Lobur. Memori Simpang Mesra Darussalam sangat indah. Sekarang Trans Koetaradja yang gratis bagi warga sangat bagus kendaraannya. Sang kernet sangat akrab dan kami saling berbagi cerita. Beliau penasaran karena punya adik lating di kampus tempo dulu yang sangat mirip dnegan Aku. Namanya Nursa'adi Ibrahim. Hehe.. Aku tertawa ringan. Nursa'adi adalah adik kandungku paling bontot. Maka semakin ramailah ceritanya. Untuk mengenang pertemuan kami saling berfoto. Bus berjalan pelan dan akhirnya tiba di halte pemberhentian dekat Mesjid Syeikh Abdurrauf Blang Oi. Aku turun dan menuju ke Mess Jangkar TNI AL yang lokasinya 100 meter dengan berjalan kaki.


Istirahat di Mess pun hanya sesaat. Aku menuju kota Banda Aceh mencari kain sarung motif Aceh. Toko yang kutuju untuk beli sarung berada tepat di belakang Mesjid Raya Baiturahman Banda Aceh. Mesjid kebanggaan masyarakat Aceh. Mesjid ketika tragedi tsunami 26 Desember 2004 aman dari amukan gelombang dahsyat. Terbebas dari gempa kuat yang menguncang. Tempat berlindung para warga yang mencari tempat selamat.

Aku tak lama belanja. Sarung motif Aceh ini Aku niat mengirim keteman dan niatkan hati sebagai ibadah dan insyaallah jika dipakai untuk ibadah maka akan mengalir juga kebaikannya.

Usai belanja langsung kembali. Tiba di Mess bergegas persiapan menuju mesjid Syeikh Abdurrauf Blang Oi. Magrib tiba dan salat tegak hingga usai. Jemaah sangat ramai. Masyaallah tabarakallah. Hanya usai salat ada orang yang keburu keluar. Ada yang masih salat dan jemaah tak ngerti main lewat saja..Sempat aku tegur ingatkan. Tapi mungkin kurang keras suara. Tak digubris juga. Hati-hati melewati orang yang salat. Ada teguran keras yang disampaikan oleh Baginda Nabi SAW.

Keluar dari mesjid tak langsung bisa ngegas sepeda motor. Harus menunggu antrian karena penataan sepeda motor kacau berantakan. Sabar sejenak dan baru bisa keluar.
Tiba di Mess langsung cabut menuju Lapangan DI Moerthala Lampineung.
Tentunya singgah terlebih dahulu di Wongsolo mengisi bahan bakar alias makan malam terlebih dahulu. Lauk ayam penyet dan minuman teh manis hangat menjadi teman setia penganjal perut.

Alhamdulillah, usai makan azan isya tiba. Mesjid Oman Al-Makmur menjadi persinggahan akhir salat. Mesjid yang dulunya bernama Baitul Makmur, kini terkenal dengan sebutan Mesjid Oman. Mesjid dibangun usai tragedi Tsunami. Mesjid indah dengan desain ternama. Disamping mesjid terdapa Hotel Syariah Oman Al-Makmur.

IMG-20220515-WA0002.jpg

Usai salat barulah tembak ke Stadion. Tiba disana suasana sudah ramai. Pertandingan persahabatan dua Walikota, yaitu dari Pemko Medan dan Pemko Banda Aceh. Sejatinya Pemko Medan dihadiri oleh Pak Walikota, Bobby Nasution, beliau berhalangan dan untuk Pemko Banda Aceh, ada Roberto Carlos yaitu sebutan untuk pak Aminullah Usman.

Pertandingan persahabatan ini sangat meriah dikemas. Mirip pertandingan Liga Indonesia. Bisa dikatakan laga silaturahmi ini adalah antara Mantan Pemain PSMS dan Persiraja Banda Aceh. Pemain Mantan PSMS ada Bello, Nirwanto, Edu Juanda, Sisgiardi dll. Tim Pemko Banda Aceh ada Dahlan Jalil, Husaini Ibrahim, Khalidan, Azhari, Sofyan dll. Seru bukan.

Pertandingan berlangsung alot. Serangan silih berganti. Roberto Carlos alias pak Wali,.dengan kaki kirinya, sering melambungkan bola kedaerah jantung pertahanan Pemko Medan. Mungkin termakan usia tendangannya tak sekuat tempo dulu. Akan tetapi ukuran usia beliau sudah paten kali. Bisa main satu babak saja, ancungan jempol patut diberikan.

Dalam pertandingan ini, dwi fortuna lebih berpihak kepada Pemko Medan. Tendangan gledek Edu Juanda dari jarak jauh mengoyak jaring Pemko Banda Aceh yang dikawal oleh Nurman. Pemain Pemko V
Banda Aceh ingin keras membalas, malahan kebobolan lagi. Skor menjadi dua kosong hingga akhir untuk kesenangan dan kemenangan tim Pemko Medan.

Persoalan kalah menang bukan utama. Aku bahagia bisa bernostalgia dan bersilaturahmi dengan rekan-rekan pemain bola di lapangan hijau, Stadion Lampineung Banda Aceh. Jumpa rekan-rekan yang dari Medan dan Banda Aceh, yang merupakan mantan pemain top yang pernah berlaga di tingkat daerah dan nasional menjadi kebanggaan dan kebahagiaan.Saya jumpa juga dengan Anwar, Mustafa Jalil, Tarmizi Rasyid dan lainnya. Jika berjumpa saya di juluki pemain Gelandang elegan.

Suasana kemeriahan akhirnya tuntas. Sekitar pukul 23.30 WIB semua kegiatan bubar dan kembali ke penginapan masing-masing.Aku pun pamit sama rekan-rekan semua dan tak menjelang lama tida di Mess dilanjutkan istirahat malam. Melepas penat seharian. Silaturahmi itu indah kawan. Jangan sampai dilupakan dan bahkan jangan diputuskan. ***

Sort:  
 3 years ago 

Woww diary nya bagus sekali...

 3 years ago 

Penulis berbakat telah bergabung di steemit... Selamat bergabung pak...