Sekali Mendayung Dua Tiga Pulau Terlampaui

Halo teman-teman semuanya kali ini saya akan berbagi tentang pengalaman saya menjalani hari yang bahkan saya sendiri tidak bisa membayangkannya bahwa saya telah lewat dengan hari-hari sulit itu.

Morning day
Seperti biasa Setiap pagi saya bersiap-siap ke sekolah dengan pakaian yang cantik dan anggun. Sejujurnya saya tidak terlalu suka memakai baju seragam atau baju batik karena saya tidak bisa mengekspresikan diri saya sendiri. Namun karena tuntutan sekolah memakai seragam guru harus tetap saya jalankan.

Guru sebagai model
Identitas seorang guru memang berpakaian rapi, menggunakan batik atau seragam tertentu.
Guru adalah model untuk anak-anaknya. Guru adalah tempat di mana kita akan ditiru, guru juga akan didengar dan ditaati oleh anak murid-muridnya. Ayo berpakaian yang rapi.

Aturan berpakaian
Senin sampai rabu kami mahasiswa ppl memutuskan untuk memakai baju putih
di hari Kamis-jumat kami memakai baju batik.
Awalnya saya merasa jenuh dengan suasana sekolah, namun sekarang saya malah ingin tetap menetap dilingkungan yang baik ini.

Pengalaman paling berkesan
Kalian pasti sudah tahu bahwa saya anak pertama, dan ini kali kedua saya harus jauh dari orang tua. Percayalah begitu sulitnya saya beradaptasi dilingkungan baru. Meskipun saya mudah bebaur, tidak menutup kemungkinan bahwa saya merasa sepi karna jauh dari rumah.

Untungnya Allah menitipkan teman-teman yang selalu menjadi pendengar terbaik saya. Saya sedikit lega dan merasa bahagia ketika bertukar cerita dengan mereka. Ratih si anak medan, Acha si ketua jurusan. Teman saya paket lengkap semua. Ini dia orang nya, cantik bukan?

Baiklah saya akan menceritakan tentang hari-hari saya yang sungguh sangat berkesan malam Kamis saya membuat media pembelajaran itu merupakan persiapan mengajar saya di hari Jumat pada materi matematika terkait bilangan berpangkat

Malam itu anginnya memang kencang saya keluar sebentar untuk membeli alat atau keperluan kartun-kartun barang dan lain sebagainya kemudian saya merancang media saya sedemikian rupa hingga media tersebut selesai.

Keesokan harinya Seperti biasa saya bangun pagi dan memulai aktivitas pagi saya namun tenggorokan saya sakit dan saya mulai merasa kurang sehat tubuh saya kurang fit namun tetap saya paksakan untuk ke sekolah

Di sekolah saya hampir tidak sanggup berdiri namun harus tetap saya paksakan dan tidak memanjakan diri saya sendiri. Seperti biasa di hari Kamis kami ada latihan Asmaul Husna yang akan ditampilkan pada acara Maulid dan saya membimbing siswa untuk mengikuti beberapa gerakan dalam Asmaul Husna

Sebenarnya wajah saya sudah mulai pucat tangan saya sudah mulai gemetar dan hampir tidak sanggup membawa motor untuk kembali ke rumah tapi tetap saya paksakan sesampainya di rumah saya tepar, saya tetap memaksakan diri untuk makan sedikit kemudian melaksanakan salat dan akhirnya tidur.

Saya tidak bisa tidur karena kepala saya benar-benar sakit. Malamnya Saya ke klinik bersama dengan Bunda saya namun keesokan harinya tidak ada perubahan dan saya masih tetap sakit. Akhirnya keesokan harinya saya libur sekolah dan tidur sepanjang hari. Mirisnya Saya tidak kunjung sembuh

Karena sudah tidak tahan lagi saya menghubungi keluarga saya yang ada di alu putih. Tak lama setelah itu orang tua saya langsung menjemput saya dan dibawa pulang ke alu puteh.

Keesokan harinya saya diopname di rumah dengan total 3 infus pada saat itu saya masih tidak bisa berdiri dengan benar. Dan yang paling menyebalkan saya mendapat laporan bahwa hari Senin saya harus mengikuti semi proposal.

Saya mulai takut jika saya harus tertinggal atau semi proposal saya diundur. Akhirnya air infus yang masih ada di tangan saya saya cepat kan biar segera habis. tentunya caranya saya menghindari keluarga saya dengan pura-pura keluar dari rumah dan duduk di teras rumah kemudian Tanpa mereka lihat saya cepatkan air infus. Tidak untuk dicontoh ya teman-teman

Karena infusnya sudah selesai, Seperti biasa saya bangun meskipun masih gemetar. saya mencoba untuk terlihat kuat supaya saya diizinkan kembali pulang ke Lhokseumawe.
Jangan ditiru.

Hari Minggu saya balik ke kota Lhokseumawe
Dan besok paginya saya ke sekolah. Sebenarnya senin ini saya bertugas sebagai pembina upacara. Tapi mengingat keadaan saya yang berdiri saja belum benar, mana mungkin saya jadi pembina.

Pada saat upacara dimulai saya dipanggil dan parahnya saya malah iya-in aja dengan tubuh yang lemah itu. Baiklah jika mengandalkan diri sendiri saya tidak mampu. Tapi jika bersandar sama Allah. Allah pasti mampukan saya. Qadarullah semuaa berjalan dengan baik. Meskipun banyak batuknya 😭

Setelah selesai upacara, saya menyimpan tenaga untuk semua proposal di sore hari.
Saya sudah mempersiapkan PPT dengan versi tercantik,tersimpel dan terbagus. Saya juga sudah belajar presentasi dengan matang-matang.

Namun sesampainya di kampus😭 seminar proposal saya cuma 5 menit. Dosen hanya menanyakan beberapa pertanyaan terkait penelitian saya, dan setelah itu kagetnya saya dosen mengucapkan"selamat kamu sudah Semproo😭🙏". Terimakasih pak dosen.

Kocak.

Demikian postingan saya pada hari ini, semoga dapat menghibur teman-teman semuanya 🙌