Diskusi Santai Bersama Wakil Kepala Sekolah SDN 12 Muara Dua Tentang Penerapan Kurikulum Merdeka

Hai teman teman stemian!

Hari ini saya @trielsi sedang melakukan diskusi santai bersama bapak wakil kepala sekolah dasar negeri 12 Muara Dua dengan bapak Bahagia S.Pd. saya melakukan diskusi bersama 3 rekan-rekan saya. Warga sekolah tersebut sangat ramah bahkan kami disambut dengan baik suatu kebanggaan bagi saya dan teman-teman sebagai mahasiswa karena telah dizinkan melakukan observasi dan wawancara di sekolah tersebut. Kedatangan kami di SDN 12 ini untuk melakukan observasi dan wawancara bagaimana kebijakan dan kurikulum disekolah tersebut berjalan. Dan apakah sekolah tersebut sudah berjalan sesuai dengan kurikulum yang telah di tetapkan oleh Kemendikbud atau belum.

Dari hasil wawancara yang kami lakukan banyak sekali point penting dan pelajaran yang bisa kami ambil dari yang disampaikan oleh bapak bahagia dan ibu bagian kurikulum. Berikut saya akan membagikan hasil diskusi yang akan menjadi pengetahuan juga bagi para pembaca yang ada di komunitas guru dan siswa ini.

Disini wakil kepala sekolah mengungkapkan bahwasanya di SDN 12 Muara 2 sudah mulai menggunakan program kurikulum merdeka sebagai mana yang telah di arahkan oleh pemerintah Indonesia. Dan sekolah tersebut mulai meratakan program tersebut disetiap kelas, namun penerapan kurikulum merdeka masih diterapkan pada kelas 1,2,4, dan 5. Sedangkan kelas 3 dan 6 masih menggunakan kurikulum 13.

Apa sih program Kurikulum merdeka itu?

kurikulum merdeka adalah sebuah program yang di keluarkan oleh kementerian pendidikan kebudayaan riset dan teknologi setelah covid 19 berakhir tepatnya pada tahun 2020. Yang mana kurikulum merdeka ini diterapkan untuk mengembangkan potensi dan minta belajar siswa, kemudian memberikan kebebasan kepada siswa serta mengurangi tekanan akademik dan mendorong kreativitas guru dan juga lebih menekankan pada penguatan profil Pancasila. Pada kurikulum merdeka ini siswa lebih dituntut aktif dalam pembelajaran, siswa bukan lagi hanya menerima apa yang disampaikan guru namun siswa harus mampu terlibat langsung dalam pembelajaran sedangkan guru hanya menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran.

Dari hasil wawancara bapak bahagia mengatakan ternyata program kurikulum merdeka banyak sekali perbedaan dengan kurikulum sebelumnya sehingga ada beberapa guru yang mengalami kendala saat penerapan kurikulum merdeka ini.

RPP Menjadi Modul Ajar

Yang pertama adalah perubahan RPP menjadi Modul ajar. RPP atau modul ajar adalah sebuah rencana rancangan pembelajaran yang dibuat oleh guru untuk dijadikan pedoman atau panduan dalam proses belajar mengajar. Namun konten atau isi yang ada pada RPP dan modul sangat berbeda. Kalau di RPP menggunakan indikator indikator pembelajaran, kompetensi dasar, kompetensi inti. Sedangkan pada modul ajar menggunakan capaian pembelajaran, tujuan pembelajaran serta ATP dan terdapat penguatan profil Pancasila. Inilah yang menjadi tantangan bagi guru saat harus menerapkan kurikulum merdeka disekolah.

Perbedaan Mata Pelajaran

Nah, selain itu pada kurikulum merdeka ada beberapa perbedaan mata pelajaran dan mata pelajaran tambahan. Yang pertama mata pelajaran IPA dan IPS sudah digabungkan menjadi mata pelajaran IPAS, sedang di kurikulum sebelumnya mata pelajaran tersebut terpisah. Kemudian ada mata pelajaran tambah seperti P5 yaitu projek penguatan profil pelajaran Pancasila yang berbasis kurikuler, dan biasanya siswa akan membuat projek untuk membangkitkan kreativitas yang lebih menekankan pada penguatan Pancasila.

Tantangan yang di hadapi guru

Penerapan kurikulum merdeka menjadi tantangan bagi guru-guru yang ada pada sekolah dasar negeri 12 Muara Dua adalah mereka masih merasa sulit membiasakan membuat modul, belum lagi harus mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh pemerintah di Indonesia kemudian disekolah harus ada guru penggerak. Jam pelajaran yang semakin bertambah. Selain itu siswa juga sulit menyesuaikan dengan kurikulum baru karena belum terbiasa dengan materi metode yang diajarkan pada kurikulum tersebut. Maka dari itu guru di SDN 12 Muara akan berusaha pelan-pelan untuk menerapkan kurikulum merdeka agar siswanya terbiasa.

Kesimpulan yang kami ambil dari wawancara tersebut adalah siap tidak siap kita harus bisa menghadapi perubahan zaman, perubahan globalisasi yang terus berkembang. Pembelajaran dan pendidikan pasti akan terus mengikuti perkembangan dunia maka dari itu pendidik harus siap dengan tantangan yang akan terus datang pada dunia pendidikan. Karena itu demi generasi bangsa demi generasi emas anak anak kita.

Dalam hal mendidik guru gak hanya memberi pemahaman materi tetapi juga membangun karakter anak. Mungkin penerapan kurikulum merdeka yang lebih menekankan pada profil Pancasila bertujuan agar anak Indonesia terus mengenal warisan budaya sendiri ditengah berkembangnya zaman. Maka dari semangat untuk para guru demi mencerdaskan anak didik kita Indonesia.

Mungkin hanya ini postingan saya tentang wawancara yang saya lakukan pada SDN 12 Muara Dua semoga bermanfaat untuk para pembaca.

Salam @trielsi