Tell Your Story#22 : Obrolan Manis Di Tengah Rinai Cemeti Dewa Nan Kian Bengis
Image source by : pixabay.com
Bonjour my stunning ladies 🥰.
How's life ? May Yaa Wahhab always hug you in peace & love. I send a warm regards and smile for you from far, my fellas 🤍😇
Gulita itu hujan cukup deras membasahi bumi. Bukan hanya membasahi bumi pertiwi, tapi juga mantik yang begitu pelik atas balad tanah mer(i)ah merekah Riyadhah. Pawana laksana enggan mengalah dengan hujan yang agih marah. Berlomba mereka atas siapa yang ras terkuat di atas butala-Nya.
Cemeti dewa tiap beberapa menit sekali bersahut panggil bak agih mafhum atas para anasir-Nya nan terlampau lalu dengan keme-nyeleneh-an mereka di Negeri Konoha. Sesekali berirama senandung tajam ianya (read : cemeti dewa)
. Sesekali waktu pula senyap sirep ianya tanpa bawa suara serta warta.
”1Mbak Aiss, koyo e ban motor jenengan bocor e Mbak”, Gumam seorang wanita yang kutaksir singgah di ardh-Nya hampir setengah abad kepadaku sewaktu aku berteduh di Alfamart Serayu Madiun, Taman, seraya menunggu sang hujan yang tengah ngambekan, angin kencang yang nir ingin bertolan merta gelegar gemuruh yang terus bertengkar di bumantala balik mega-Nya.
Image source by : pixabay.com
Sebut saja namanya Mbak Wulan. Anggap saja begitu biasa aku memanggilnya. Dia adalah salah-satu terapis pijat langgananku yang biasa aku panggil ke rumah.
Masih jelas sekali dibenakku ketika ragaku sedang sakit sekali. Teman sekaligus boss cantikku mengenalkannya padaku setahun lalu sewaktu badanku pegal sehabis perjalanan jauh & mengelilingi plus singgah beberapa kota bersamanya (boss cantikku) dalam 5 harian, Aceh, Medan, Jakarta, Solo, Madiun.
Pernah juga kala itu badanku teramat pegal-pegal setelah bekerja beberapa bulan, aku biasanya juga memanggil Mbak Wulan ke rumah.
Aku kaget juga melihat beliau sesaat aku tiba di sana sambil melepas mantel hujan & helmku lantas duduk di pojokan tempat favoritku di mini market tersebut.
Bagiku Mbak Wulan adalah seorang wanita plus istri & ibu yang sangat kuat (hidupnya) sebagai terapis pijat khusus wanita. Hari minggu dengan cuaca yang ekstrem, hujan deras, angin kencang & petir menyambar dengan tak kenal sabar, beliau masih saja sabar & tegar untuk mencari pundi-pundi demi memperbaiki ekonomi.
”Seharusnya ini adalah hari khusus baginya untuk beribadah ke rumah ibadah”, Gumamku dalam hati. Terang saja hal itu tak mungkin kusampaikan atau kukatakan padanya. Aku masih tau bagaimana cara menjaga etika dan tata krama dalam sebuah percakapan atau obrolan dengan orang (luar) biasa.
Tak pelak aku kagum pada beliau meski kami berbeda pandang lagi keyakinan atas siapa Sang Pencipta kami & segala isi bumi-Nya.
Hampir satu jam lebih aku dan beliau di sana. Kami cukup mengobrol panjang lebar dari hal yang biasa hingga luar biasa (ngalor-ngidul). Ketika rinai mulai sedikit reda, aku pamit ke Mbak Wulan. Selepas mentransfer beberapa rupiah ke keluargaku di automatic teller machine, aku ingin mencari makanan dan mengetik di tempat yang hening, nir gaduh & sudut pojokan kosong. Aku hanya minum sebotol minuman segar Vitamin C sejam yang lalu seraya menunggu hujan lebat reda bersama Mbak Wulan. Jujur perutku sudah tak bisa kuajak kompromi lagi karena sedari tadi mereka suah rock `n rol bersama usus dua belas jari yang jua telah menggigit cekit sewaktu mengajar beberapa jam lalu.
”2Mbak Aiss rapopo kalo mau duluan. Mboten usah sungkan. Kulo iki masih arep tindak neng omah e customer deket Wizz Mie”, Ujar Mbak Wulan dengan senyuman manis dan tata kramanya yang meneduhkan seraya mengeluarkan jempolnya selayaknya habit orang Jawa pada umumnya.
”3MasyaaAllah... Matur suwon nggeh, Mbak Wulan. Mohon ma’af nggeh, Mbak, kulo duluan. Takut kemaleman ntar. Mari Mbak...”, Salam perpisahanku kepadanya seraya menuju area parkir untuk menaiki kuda besiku.
Hujan... Yeah, terang saja masih hujan meski mulai sedikit gerimis kalakian kian bengis, guntur & angin kencang yang (menusuk hujam tulang) manis.
Aku sangat ingat atas salah satu quote yang pernah aku baca di salah satu artikel di sosial media. Kurang lebih begini bunyinya, ”Untuk bersyukur setidaknya lihatlah ke bawah & orang-orang di sekitar/sekelilingmu. Untuk mau sukses hendaknya lihatlah ke atas (proses) orang-orang di luaran sana” |
---|
Senyum manis Mbak Wulan di bawah gerimis yang lambat laun kian pedis bersama secuil cerita manis yang penuh akan sarat makna ku bawa dalam sepanjang perjalananku di bawah gelita-Nya.
Bersilir-silir aku mulai waras mengapa Yaa Hayyun menidur-bangunkanku di Kota penuh budaya seni ini. Kuda besi & mantik atmaku berlenggok laun lena pela(jara)n di bawah siraman air tawang. Ba(da)nku ternyata hanya butuh a(nta)ngin.
Nb :
1Mbak Aiss, sepertinya ban motor kamu bocor deh, Mbak
2Mbak Aiss tidak apa-apa kalau mau duluan. Tidak usah sungkan. Karena saya masih mau pergi ke rumah cutsomer dekat Wizz Mie
3MasyaaAllah, terima kasih Mbak Wulan. Mohon ma'af ya Mbak, saya duluan. Takut kemaleman nanti. Mari Mbak, duluan...
Nama sang terapis pijat sengaja penulis samarkan untuk menghormati beliau sebagai seorang wanita pekerja keras
I am on the cloud nine to invite my gorgeous ladies @suryati1 @ulfatulrahmah @mehakbhatti @hudamalik20 @dekna1992 @inudi @adrianagl @lunasilver join this adorable contest
Special thank you to my gorgeous lady, @ruthjoe who makes this fascinating contest 🥰
Big thank you to Mrs. @patjewell @aviral123 @shiftitamanna @vishwara @ninapenda & @m-fdo for the supports 💖🥰.
Warm regards,
Intropluv
MasyaAllah, terimakasih adek kk yg paling cantik sudah mengundang KK disini, semoga beruntung ya dek, 🥰🌹
Terima kasih banyak kk cantik atas undangan nya untuk saya 🥰
Thank you for participating…..
Vote @pennsif.witness for growth across the Steemit platform through robust communication at all levels and targeted high yield developments with the resources available. Vote here