Mie Instan, Makanan Semua Umat

Sejak dulu, mie memang jadi favoritnya warga plus 62, selain nasi tentunya. Olahan mie juga banyak. Mie goreng lah, mie rebus lah, siput lah, mie kepiting lah, semua dijamin best. Dicampur telur, irisan cabe rawit merah, mantap benar.

Meski enak dan praktis, tapi jangan tiap hari juga sih makan mie nya, nanti organ pencernaan ikut kritis.

Yang perlu kita cermati tentang mie terutama mie instan ya, bahwa disitu pengolahan bahan-bahan yang perlu kita waspadai salah satunya seperti lilin yang dipakai untuk mengeraskan mie tadi.

Kedua, tepung terigu yang dipakai itu, kita tau bahwa terigu itu bahan yang mempunyai banyak masalah sebenarnya ketika masuk dalam tubuh kita.

Kemudian ya bahan-bahan yang lain seperti pengawetnya, perasanya, garamnya juga yang cukup banyak disana, ya sebenarnya kalau saya mengatakan berbahaya ya mungkin gak se ekstrim itu. Cuma saya lebih suka mengatakannya produk yang tidak sehat. Karena beberapa kandungan yang ada pada mie tadi.

Mie instan yang mengandung banyak natrium cukup berbahaya bila dikonsumsi terlalu sering. Mie goreng mengandung 1070 miligram natrium, sedangkan mie rebus mengandung sebanyak 1330 miligram natrium.

Padahal menurut WHO, jumlah kebutuhan natrium pada tubuh manusia harus dibawah 2000 miligram. Natrium yang terlalu banyak akan membuat tekanan darah menjadi tinggi.

Masalahnya ini karena rata-rata bilang belum kenyang kalau belum makan nasi, jadilah itu makan mie lauknya nasi sama sambal kentang dan jangan lupa kerupuk.

Waahh... Cocok sekali.

Ayo, siapa yang masih begini kelakuannya ? Banyak sih, tapi minim nutrisi.

Mie yang berasal dari tepung itukan kandungannya gula ya, karbohidrat. Ditambahkan lagi dengan nasi ketika mengkonsumsi mie, otomatis sudah dabel karbo ya. Jadi gula sudah masuk dari mie, masuk lagi dari nasi tadi.

Ada lagi beberapa yang bahkan yang menyajikan itu, sudah makan mie, makan nasi juga barengan, tambah kerupuk lagi. Jadi itu ya kasihan tubuhnya.

Dabel atau bahkan triple karbo ya namanya, lantas apa ini bahayanya ?

Gula darah bakalan meningkat drastis, kerja insulin tentu semakin berat. Dan ini bikin resiko diabetes meningkat.

Oh ya, gula yang tak terpakai juga akan berubah menjadi lemak. Jadi siap-siap saja tubuh jadi gendut.

Belum lagi adanya kandungan MSG atau monosudium glutamat yang cukup tinggi didalam mie, memang bikin rasanya lebih gurih. Akan tetapi si mecin ini tidak boleh sering dikonsumsi, karena dapat memicu hipertensi dan penyakit jantung.

Karena kandungan bahan-bahannya, mie instan menjadi makanan yang tidak mudah untuk dicerna didalam tubuh, sehingga dapat membuat sistem kerja saluran pencernaan menjadi lebih berat.

Mie instan yang beredar di Indonesia memang sudah mempunyai izin edar, serta sertifikasi halal. Akan tetapi apakah itu sudah cukup ?

Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 168.

"Wahai manusia, makanlah dari makanan yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh setan itu musuh yang nyata bagimu."( QS. Al-Baqarah : 168 ).

Allah yang maha pemurah tau apa yang terbaik untuk hambanya. Allah telah memberikan makanan yang halal di bumi. Maka, mengapa kita merusaknya.

Bagi umat Islam, kesehatan adalah perkara yang penting. Kesehatan merupakan nikmat besar yang harus disyukuri oleh setiap hamba. Bahkan, Rasulullah bersabda.

"Dua kenikmatan yang sering dilupakan oleh kebanyakan manusia adalah kesehatan dan waktu luang." ( HR. Bukhari ).

Dengan tubuh yang sehat, kita tentu bisa melakukan aktivitas dengan baik, beribadah dengan baik, dan sejumlah manfa'at lainnya.

Lalu bagaimana kalau sudah terlanjur suka makan mie instan, atau terpaksa mengkonsumsi mie instan ?

Tenang.... Ada tipsnya ini.

Yang pertama, jangan terlalu sering mengonsumsi mie instan. Menurut seorang profesor nutrisi dari Universitas Harvard, Richard Kim, konsumsi mie instan sebaiknya hanya dilakukan 1-2 kali dalam sebulan.

Yang kedua, karena bahan-bahan dalam kandungan mie instan sulit dicerna, seimbangkan dengan konsumsi serat yang cukup.

Kalau saya biasanya kalau di rumah lagi mau bikin mie, itu biasanya yang saya perbanyak bawang goreng. Lalu biasanya tiap mangkuk mie saya itu penuh dengan sayuran. Itu salah satu cara agar kita memberikan serat dalam mie tadi. Atau ada beberapa yang menambahkan tomat juga ya, atau cabe. Itu juga salah satu sumber enzim dan serat yang cukup baik ketika kita mengkonsumsi mie.

Kalau mau tambah protein boleh enggak ?

Boleh. Misalkan mau ditambahkan dengan telur, tapi tentunya telur yang baik juga, telur yang sehat, telur yang higienis. Karena banyak juga yang akhirya sudah urusannya karbo yang berlebihan, ditambah lagi dengan telur yang digoreng, akhirnya minyak lagi yang masuk.

Jadi usahakan telurnya dimasak dengan tidak menggunakan minyak.

Jadi, banyak yang berkreasi membuat mie dari bahan yang lebih sehat. Misalnya dari sayuran, buah, atau umbi-umbian.

Idealnya ya bahannya itu tidak menggunakan gluten atau tepung terigu. Jadi, dari non gluten kita tau sekarang cukup banyak ya, seperti mie dari buah naga, mie dari daun kelor, atau mie dari umbi-umbian juga cukup banyak sekarang yang beredar di masyarakat.

Itu salah satu katakanlah alternatif ya untuk kita menghindari yang berbasiskan pada tepung terigu. Sekarang perusahaan-perusahaan besar pun juga sudah mulai beralih ke sana.

Mie memang makanan praktis, kalau kepepet-kepepet, mie sering digunakan sebagai makanan pengganjal lapar. Tapi mulai sekarang ayo berkreasi dengan mie yang sehat. Kalau bisa sih terbuat dari tepung non terigu.

Terimakasih sudah membaca, semoga bermanfa'at.

Salam kompak selalu.

By @midiagam

[WhereIn Android] (http://www.wherein.io)