Kelulusan
KEMARIN, pengumuman kelulusan siswa Sekolah Menengah Atas di tanah air. Sebagian merayakannya dengan berkonvoi disertai aksi corat-coret. Sebagian lagi merayakannya penuh haru dibalut zikir. Aksi melepas baju seragam putih dan abu-abu itu memang penuh suka cita.
Tampaknya, kesuka citaan itu agak sedikit berkurang, mengingat ujian nasional bukanlah bicara kelulusan. Soal lulus, semua pasti lulus. Hanya saja, soal integritas dan bicara kejujuran. Pertanyaannya,seberapa jujur pelaksanaan ujian itu?
Mengukur nilai ujian nasional dengan kejujuran ini penting. Di situlah nilai sebenarnya. Berapa angka yang keluar, begitulah nilai sesungguhnya. Sejatinya, kepala sekolah, tim guru, dan dinas pendidikan tak perlu membantu si anak didik. Toh, ini soal kejujuran semata.
Kita berada di era, orang jujur menjadi langka. Sehingga, ujian akhir berbasis kejujuran ini penting buat generasi masa depan. Bahwa, orang jujur lah yang diperlukan untuk membangun negeri terluas di Asia ini.
Pepatah bijak menyatakan jujur menuntun untuk kebenaran dan keadilan. Bagaimana kita berharap generasi ini akan baik, jika pada hal ujian saja, yang jelas-jelas untuk kejujuran kita tak berlaku jujur?
Media massa tanah air sepanjang sepekan masih menemukan fakta ada pembocoran soal ujian nasional. Ini menjadi tolok ukur, bahwa kita belum berani jujur. Sejatinya, jujur ini ditanam sejak lahir, sejak dini, agar mereka kelak tumbuh menjadi pemimpin yang adil. Adil dalam arti sesungguhnya. Peka akan derita rakyat.
Jangan hanya sibuk menafsir demokrasi sebagai perebutan kekuasaan. Setelah kekuasaan di tangan lalu abai akan keadilan. Seterusnya bicara soal pencitraan dan lain lagu para politisi itu.
Kita perlu generasi emas untuk jujur memperbaiki negeri ini. Jika ini tak dimulai sekarang, jika para elit tak memberi contoh jujur, saya meragukan generasi itu akan tumbuh untuk sebesarnya membantu masyarakat.
Soal membantu, tentu sekecil apa pun bantuan itu sangat bermanfaat. Jangan menilai besar-kecil bantuan. Namun, lihatlah keikhlasan si pemberi bantuan. Ikhlas itu berawal dari sikap jujur.
Pendapat ini tentu akan beragam tafsir bagi pembaca. Namun, setidaknya kita sepakat satu hal, yaitu bangsa ini perlu orang jujur. Sebanyak mungkin, di semua sektor, agar kita tumbuh sebagai bangsa yang besar, demokratis, dan bermartabat.
I cannot understand posted language but posting is about culator of Indonesian. :D which is one of developing region of steemit
Semua siswa memang lulus, akan tetapi nilai hasil dari ujian sangat minim sekali, hasil ujian tidak ada yang memuaskan. Yang perlu diperhatikan adalah kualitas bukan kuantitas.
Kejujuran memang nilai dasar dalam membentuk peradaban bermoril, dan kebohongan ibarat bola salju. Sekali dilakukan dan tidak dihentikan, agar bergulir semakin besar.
Itu sebabnya diperlukan kerja bersama untuk membangkitkan lagi nilai kejujuran, bukan hanya sekadar menampilkan nilai tertinggi dan ego di atas kertas. Karena memang pembentukan ketidakjujuran itu berasal dari peraturan ketat yang dipaksakan dan tidak sesuai dengan banyak kemampuan sehingga mau tak mau kebohongan harus dilakukan.
Patut direnungkan bersama-sama. Jangan sendirian, nanti stres berkepanjangan.
Sukses selalu
Wowwww jadi ikut senang lihat nya, teringat masa SMA dulu, hahaha, selamat adek2 atas kelulusan nya semoga kedepan menjadi Lebih baik lagi.😁😁 Salam sejahtera buat bang @aiqabrago
Tpi sebenar nya merayakan bole tapi jangan berlebihan.contoh nya baju di cet kan sayang
Itu adalah pukulan terbesar untuk generasi kita ke depan.
Pendidikan agama adalah landasan yang diperlukan...
Nice post brother.
Education mean the pillar of life 😍
masa paling indah adalah saat di sekolah SMA...
polemik tentang dunia pendidikan memang tidak ada habisnya kalau dibahas bg @aiqabrago. Tentang bocor nya soal ujian sudah sering terjadi di tahun tahun sebelumnya. entah bagaimana cara mengatasinya. yang paling penting, asal pemerintah punya keseriusan dalam menanganinya mudah2an bisa di atasi
Dunia pendidikan kita sekarang memang seperti bang @aiqobraga gambarkan, krisis kejujuran, mereka akan berbuat apa saja untuk meluluskan anak didiknya..... padahal kemaren kita telah memperingati hari pendidikan nasional di negri kita. sangat miris memang bila kita melihat dunia pendidikan kita.