The Deadly Live Load Escape (Bilingual)
Indonesia's leading mass media—both print and electronics—has in recent hearts proclaimed the issue of the death toll from alcoholism. In the past week, at least 61 people have died in several cities due to drinking hard “oplosan” (read:blend), dozens of others still hospitalized, until now. It is not impossible the number of deaths will increase.
Citizens mixes alcoholic beverages by mixing alcohol even up to 100 percent, ethanol, methanol, soda, syrup, energy drinks, and Autan (anti-mosquito drugs). All of these mixtures are harmful to health and citizens. The dead were among others in Bandung, Sukabumi, Jakarta, Bekasi, Depok, and Tangerang. Similar cases occur in some cities outside Java. It is unfortunate because the victims are still in the productive age, which is between 20 - 49 years.
The daily _Kompas_ Wednesday (11/4/2018) preach, ethanol effect inxicating. However, the methanol mixture is very deadly because it interferes with the function of the lungs and respiratory organs. Many victims who were taken to the hospital could not be saved for lethargy. Methanol or ethyl alcohol is not for consumption, but for industrial and fuel needs.
Atika Walujandani Moedjiono in her article mentions, naturally the body produces methanol in small quantities. Methanol is also contained in vegetable and animals, but does not interfere with health. Different if inhaling or drinkers methanol because it can cause seizures, damage to the nervous system, blindness, coma, even death. The methanol that enters the body reacts only between 12 - 48 hours later. No wonder if many drinkers "assemblies" just fell a day later.
The cause of people drinking methanol not only because it is not aware of the dangers of these chemicals. Furthermore, they just want to get a hangover effect to forget the burden that plagues life.
Such cases have often occurred and become the main news in print and electronic media in Indonesia. However, the casualties are still falling every year. Psychologists and social experts see the phenomenon occurring for a variety of reasons:
Economic pressures
The economic pressures that squeeze the lower middle class in big cities make people "run" to the booze of the ingredients harmful to health. As long as this economic problem has not been resolved, minimally reduced, similar cases will continue to occur.
Bandwagon-effect
Many of the victims among young people initially only participate in drunk drink, without realizing the danger to health. They come from among the younger generation who are looking for identity. Wrong in choosing friends and community gets them dragged into life that threatens the safety of the soul.
The victims who do not have a strong position and experience a crisis of confidence, want to look great and want to exist, both in the real world and in cyberspace. They want to look cool, but have the wrong channel in expressing themselves. Hence, attention in the family becomes a strong foundation for young people in facing the challenges of association.
So, the young generation should not be easily influenced by negative invitations even if just to meet the curiosity.
Low knowledge/education
The knowledge and education referred to here include general and religious education. All of the victims were from middle to lower class who had the highest education. Many of them work as factory workers or do not have jobs.
Character education in the family plays an important role for the young generation in determining the attitude when facing the challenges of life. The younger generation can not be left idle without doing anything. Under "silent" conditions, they are easily invited to actions that harm themselves, families, and the environment. Government programs for education-including religion-must be supported by all parties in building the character of the young generation. Highly educated people usually do not choose silly escapees to forget the burden of life.
Low law enforcement
The law is not yet a commander in Indonesia. Cases of oplosan liquor sales continue to occur because it is very easy to get chemicals. There is no supervision in sales and purchases. Even small children easily buy methanol and ethanol.
Even hard liquor is easily purchased in various cities, especially large cities. The new law enforcement officers act after the casualties. Police preventive measures are still very low.
The fourth is the main source of the phenomenon of booze drinkers concoction. In detail, there are many other causes that encourage young people to drink alcohol. They want to run away from the load in a drunken way, and experience death in a drunken state. Instead of running to liquor that harms health and adds to sin, it is better to "run" to Steemit to forget for a moment the burden of life, even in Steemit can get drunk hoaxs and other drunks. But at least a hangover in Steemit did not cause death.*****
*INDONESIA*
Pelarian Beban Hidup yang Mematikan
Media massa terkemuka di Indonesia—baik cetak maupun elektronik—dalam beberapa hari terakhir memberitakan masalah korban tewas akibat minuman keras oplosan. Dalam sepekan terakhir, sedikitnya 61 orang sudah meninggal dunia di beberapa kota akibat menenggak minumaln keras oplosan, puluhan lainnya masih dirawat di rumah sakit, sampai sekarang. Bukan tidak mungkin jumlah korban meninggal dunia akan bertambah.
Warga meracik sendiri minuman berakohol dengan mencampur alkohol bahkan sampai 100 persen, etanol, methanol, soda, sirup, minuman berenergi, dan Autan (obat anti-nyamuk). Semua campuran tersebut berbahaya bagi kesehatan dan warga. Korban tewas antara lain terdapat di Bandung, Sukabumi, Jakarta, Bekasi, Depok, dan Tangerang. Kasus serupa juga terjadi di beberapa kota di luar Jawa. Sungguh disayangkan karena para korban masih dalam usia produktif, yakni antara 20 – 49 tahun.
Harian _Kompas_ Rabu (11/4/2018) memberitakan, etanol berefek memabukkan. Namun, campuran methanol sangat mematikan karena mengganggu fungsi paru-paru dan organ pernapasan. Banyak korban yang dibawa ke rumah sakit tidak bisa diselamatkan jiwanya karena mati lemas. Metanol atau etil alkohol bukan untuk dikonsumsi, melainkan untuk kebutuhan industri dan bahan bakar.
Atika Walujandani Moedjiono dalam artikelnya menyebutkan, secara alami tubuh memproduksi metanol dalam jumlah kecil. Metanol juga terkandung dalam sayuran dan hewan, tetapi tidak menganggu kesehatan. Beda kalau menghirup atau minum metanol karena bisa menyebabkan kejang, kerusakan sistem saraf, kebutaan, koma, bahkan kematian. Metanol yang masuk ke dalam tubuh baru bereaksi antara 12 – 48 jam kemudian. Tidak heran bila banyak penenggak minuman “rakitan” (oplosan) baru tumbang sehari kemudian.
Penyebab warga menenggak metanol bukan saja karena tidak sadar akan bahaya bahan kimia tersebut. Lebih jauh lagi, mereka justru ingin mendapatkan efek mabuk untuk melupakan beban yang mendera kehidupan.
Kasus serupa itu sudah sering terjadi dan menjadi pemberitaan utama di media cetak dan elektronik di Indonesia. Namun, korban masih terus berjatuhan setiap tahun. Para pakar psikologi dan sosial melihat fenomena terjadi karena berbagai sebab:
Tekanan ekonomi
Tekanan ekonomi yang menghimpit masyarakat menengah ke bawah di kota besar membuat warga “lari” ke minuman keras racikan dari bahan berbahaya bagi kesehatan. Sejauh masalah ekonomi ini belum diselesaikan, minimal dikurangi, kasus-kasus serupa masih akan terus terjadi.
Efek ikut-ikutan
Banyak korban di kalangan anak muda awalnya hanya ikut-ikutan dalam menenggak minuman racikan, tanpa menyadari bahayanya bagi kesehatan. Mereka berasal dari kalangan generasi muda yang sedang mencari jati diri. Salah dalam memilih kawan dan komunitas membuat mereka terseret dalam kehidupan yang mengancam keselamatan jiwa.
Para korban yang belum memiliki pendirian kuat dan mengalami krisis kepercayaan diri, ingin terlihat hebat dan ingin eksis, baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Mereka ingin terlihat keren, tetapi memiliki saluran yang salah dalam mengekspresikan diri. Makanya, perhatian dalam keluarga menjadi fondasi yang kuat bagi anak muda dalam menghadapi tantangan pergaulan.
Jadi, generasi muda jangan mudah terpengaruh ajakan negatif meski hanya sekadar memenuhi rasa ingin tahu.
Rendahnya pengetahuan/pendidikan
Pengetahuan dan pendidikan yang dimaksudkan di sini termasuk pendidikan umum dan agama. Semua korban berasal dari kalangan menengah ke bawah yang berpendidikan tertinggi SLTA. Banyak di antaranya bekerja sebagai buruh pabrik atau tidak memiliki pekerjaan.
Pendidikan karakter dalam keluarga memegang peranan penting bagi generasi muda dalam menentukan sikap saat menghadapi tantangan hidup. Generasi muda tidak bisa dibiarkan menganggur tanpa melakukan apa pun. Dalam kondisi “diam”, mereka mudah diajak kepada perbuatan yang merugikan diri sendiri, keluarga, dan lingkungan.
Program pemerintah untuk pendidikan—termasuk agama—harus didukung semua pihak dalam membangun karakter generasi muda. Orang yang berpendidikan tinggi biasanya tidak memilih pelarian konyol untuk melupakan beban kehidupan.
Penegakan hukum rendah
Hukum belum menjadi panglima di Indonesia. Kasus penjualan minuman keras oplosan masih terus terjadi karena sangat mudah mendapatkan bahan kimia. Tidak ada pengawasan dalam penjualan dan pembelian. Bahkan anak kecil pun dengan mudah membeli metanol dan etanol.
Minuman keras racikan pun denagn mudah dibeli di berbagai kota, terutama kota-kota besar. Aparat penegak hukum baru bertindak setelah jatuhnya korban. Tindakan pencegahan dari kepolisian masih sangat rendah.
Keempat itu yang menjadi sumber utama fenomena penenggak minuman keras racikan. Secara rinci, masih banyak penyebab lain yang mendorong generasi muda minum alkohol. Mereka ingin lari dari beban dengan cara mabuk, dan mengalami kematian dalam keadaan mabuk. Daripada lari ke minuman keras yang membahayakan kesehatan dan menambah dosa, lebih baik “lari” ke Steemit untuk melupakan sejenak beban hidup, meski di Steemit pun bisa mabuk hoaks dan mabuk-mabuk lainnya. Tapi setidaknya mabuk di Steemit tidak menyebabkan kematian.*****
Rendahnya peluang kerja yang tersedia menjadi salah satu penyumbat pertumbuhan ekonomi masyarakat. Lantas kenapa akhir-akhir ini pemerintah kita lebih memilih tenaga asing di bumi kerja kita, apakah kita tidak butuh uang atau mereka sedang bercanda dengan keberadaan kita. Saleum bang @aiqabrago
Karena sdm asing lebih kompeten dari sdm lokal...kayaknya
Mantap djiwa, apalagi SDM China. Luar biasa
Jangan di ragukan lagi
Postingan berat namun renyah. Beban hidup ini memang berat bang. Tapi, semakin ditambah, maka beban akan bisa kita hadapi. Semangat bang.
Tekanan hidup, dan berbagai masalah lainnya, seringkali membuat seseorang memilih lari ke jalan buntu, yaitu mabuk-mabukan, tapi alhamdulillah di Aceh orang yg minum, serta mabuk-mabukan, angkanya tidak sebanyak didaerah lain
Semoga kita semua tidak salah arah untuk berlari,beban dan tekanan hidup terkadang banyak orang yang berlari ke jurang ke hancuran,semoga kita semua ALLAH pelihara dunia akhirat. terima kasih bg @aiqabrago atas info nya:)
Fenomena rakyat jelata ,bisa bubar negara klau terus di biarkan ini BG @aiqabrago
Fenomena terkini dari kalangan anak muda, seolah olah perilaku menyimpang di anggap keren, pergaulan terkadang menjadi salah satu faktor terjerumus ke dalam limbah hitam. Tinggalkan dan beralih lah ke dunia steemit dan tinggalkan dunia hitam.
Paparan yang sangat luar biasa, kejadian yang selalu berulang dilakukan, disa'at manusia sedang jauh dari agama, maka inilah akibat yang ditampilkan, hidup tanpa beban dan tanpa kendali, disa'at seperti ini rasanya tidak ada lagi yang bisa membuatnya sadar dan kembali ke fitrah ilahi, Na'uzubillah semoga tidak menjalar ke generasi kita dan anak - anak kita kelak, sejak usia dini tanamkanlah pendidikan agama, karena inilah penangkalnya, terima kasih bg @aiqabrago postingan yang cukup sensasional dan bermamfa'at buat semua kita
Terima kasih telah mengingatkan ini semua :)
Sebanarnya pwnyebab lebih utama lagi menurut penelitian kami, kecenderungan pecandu minuman keras tersebut karena jauh dari bimbingan keluarga dan lingkungan sekitar bang.
Yang pasti, mereka yang minum minuman keras oplosan adalah mereka yang sudah sering minum minuman keras.
Sepakat dengan apa yang abg katakan, tujuan nya untuk pelarian dari berbagai masalah,.
Semoga kejadian ini menjadi pembelajaran untuk kita semua.
Semoga tidak kita termasuk dalam golongan orang orang yang putus asa dan kita semua menjadi orang orang yang selalu mendapat petujuk dari Allah SWT. Salam KSI @aiqabrago.