DAN dan TIMPHAN

in #indonesia7 years ago (edited)

Mendung dan gerimis pagi ini, sungguh membuatku tertipu. Membuat mata semakin terpejam, karena cercah cahaya belum menyapa dari balik jendela. Ah, masih gelap, pikirku sambil menyusup lebih dalam ke balik selimut.

Dingin udara dari hembusan lembut air conditioner semakin melenakan. Ah, belum juga subuh, bisik setan yang tanpa sadar kuberi senyuman. Iya, belum juga subuh, imbuhku. Tak sempat kulihat setan bertepuk tangan penuh kemenangan, karena ku telah terbang kembali ke gelombang delta, lanjut lelap tanpa mimpi sama sekali.

border bunga putih.png

Suara hujan menyambut pagiku saat ku membuka mata. Alunan musik lembut penanda incoming call terdengar syahdu. Kuraih dia, dan ya ampun! DAN is calling.

Ops! What time is it now? Dan, masyaallah, angka digital yang tertera di sudut layarnya smart andro, sungguh bikin kalang kabut. Pukul 8.30 wib, sementara kami punya janji bertemu pagi ini jam 7.30.

"Hallo, DAN. Duh, sorry ya, aku baru bangun, euy! Kirain belum subuh tadi, masih gelap, jadi tidur lagi, deh! Kamu udah di mana? Aku mandi dulu, ya! Give me 25 minutes!"

Tak kubiarkan yang di sebelah sana bersuara. Dan kuyakin dia melongo mendengar deretan kata-kata yang mengalir bak anak pelor dariku. Kusambar handuk tanpa membiarkan dia menjawab, karena pasti akan ada protes walau tak terlalu, sih. Tapi aku tak hendak mendengar protes, demi menyingkat waktu.

"Send me your location, so I will pick you up." Tertulis di layar smart andro, setelah aneka icon sebagai response dari anak pelor yang aku lepaskan tadi.

DAN, lelaki ini belum pernah bertemu langsung denganku. Bersahabat di dunia maya, terhubung untuk pertama kalinya di Linked In setahun lalu yang selanjutnya terkoneksi via whatsapp dan telegram messenger. Membahas segala topik dengan bebas dan mengalir secara rapi hingga zigzag tak bertepi. Kami menikmati pertemanan kami, saling menghargai hingga saling 'membully' untuk mengetes ketahanan diri.

DAN, berdomisili di sini, Banda Aceh, yang sayangnya, sejak hari pertama aku tiba di kota tercinta ini, aku lupa menginformasikan kedatanganku padanya. Tentu saja DAN mencak-mencak, protes, karena kehilangan momen yang lebih banyak untuk membawa ku tour the city. Hello, I came from this town, DAN.

border anggrek ungu.png

Jadilah kami bertemu pagi ini, molor 1,5 jam karena DAN nyasar saat menjemputku, padahal aku sudah sent location. Hayyah, hari gini ga bisa baca peta? Aih.

Dan...? Dan DANN membawaku menikmati jalanan dalam Kota Banda Aceh, diiringi gerimis yang syahdu. Aduhai, romantik. Ops, jadi ingat papa Intan. Maaf ya, Mas, hehe, ga ngapa-ngapain, kok. Cuma jalan-jalan doank ini, mah!

Timphan Asoe Kaya di Solong Cafe.

border mawar campur.png

Aku paling suka timphan. Dan DAN membawaku ke Solong Premium, yang ternyata di sana ga ada timphan. Yang ada hanya beberapa kue biasa, yang ga khas Aceh. Aku sedikit manyun, tapi masih menikmati secangkir milo. Kerasnya sanger, tak kuijinkan dulu menyentuh lambungku, takut sekarat karena belum diisi dengan sesuatu yang berarti.

Kami ngobrol, dan kusadari berkali-kali dia mencuri pandang. Ada yang beda antara DAN yang di dunia maya dan yang di hadapanku kini. DAN yang ini pendiam. Dan aku protes!

"Ayo, kamu jangan cuma diam dan curi-curi pandang. Ngomong donk. Senang ga ketemu aku? Terbukti jika aku bukan hologram kan? Hehe."

DAN tersenyum kikuk.

"Sorry, aku memang kalo di dunia nyata pendiam. Kenapa, ya? Kalo secara text, aku akan lancar banget bicara, mengalir dalam berbagai topik apa pun. Tapi tetap, ga dengan semua orang. Hanya dengan orang-orang yang bikin perasaan nyaman aja sih. Yang memang bisa konek. Di alam nyata, aku begini. Kamu donk yang ngomong."

Hayyah. Iya, ya. Jadi ingat Damma, temenku yang psikolog. Kami pernah bercerita tentang orang yang seperti ini. Dan kini, contoh casenya sedang duduk manis di hadapanku, bahkan sedang curi-curi pandang ke aku. Untung aku sudah biasa, jadi ga grogi lagi. Haha. Pede ketinggian itu ngebantu banget emang, ya? Hihi

Maka, ku mulai bercerita. Mulai dari cuaca hingga ke tokoh politik segala, yang ternyata langsung disambut hangat dan mengalir bebas oleh DAN. Hm, oke. Tapi aku ga suka bicara politik, dan segera kubelokkan lagi ke arah lainnya. Mending bicara lokasi wisata dan perkembangan daerah wisata Aceh yang kini semakin semarak, tampaknya. Yes, it worked! DAN tak menyadari jika kini dia yang ambil alih bicara. Haha.

Bahkan dia yang berinisiatif untuk pindah ke Solong Ulee Kareng demi timphan yang aku inginkan. Dan...?

Dan aku pun dihujani timphan asoe kaya yang nikmatnya jangan ditanya.
Thanks, DAN.
See? You are not an introvert, actually, cuma butuh lawan bicara yang enak diajak ngobrol aja kan?

photo6312261277304596486.jpg

Timphan Asoe Kaya, Solong Ulee Kareng, Banda Aceh
Pic taken using OPPO F1 S

Thanks untuk hari ini, DAN! Dan, jangan lontarkan puja puji di chat kita nanti, ya, capek nge-clear chat-nya. Kusudah menangkap semua itu dari bola matamu. You were not talking about it, but your eyes did it well.

Catatan kecil,
Al, Banda Aceh, 9 May 2018

follow me.png

Sort:  

Cieeeeeeeeee.. udah itu aja 😂

Hahaha, udah itu aja. Hihi

Daaan..dan bila esok. Datang kembali...

Sadar kah kau di sini ku pun terluka...menepikanmuu, melupakanmuu. Maafkan akuu

😄😄😄😄😅😅😅😅 jadi nyanyiii

Hua ha ha ha. Dan ku tertawa, menatapi luka yang tersiram cuka. Haha

Memang pulkam itu cuma ngincer makanan kayaknya 😃 Dan Din Dun misterius ya? Tapi pasti asik tuh untuk kakak yang suka memulai😃

Memulai bikin novelnya, ya? Hehe.

Dan mungkin bila nanti, kita kan berjumpa lagi🎶🎼🎼