SEGELUMIT TANYA SANG PERINDU
Bagaikan setetes embun yang jatuh basuhi dahaganyanya jiwa dibawah sengatan sang surya, umpama setetes penawar dalam pahitnya luka mendera sukma, apalah daya kaki tak berarah dalam meniti hari, apa artinya diri tak termaktub dalam tujuan hati, hanya senduan rindu mendayu dalam relung kalbu, senyatakah itu merajut buramnya pilu.
Senada kata kadang bukanlah gelora tapi gurauan tak bermakna,hanya saja mereka tak paham bahwa kelam itu tak bercahaya. Aku bertanya bukan menyoalkan perkara yang tak ada jawabnya, tapi hanya ingin berkata tentang perkara hati yang kapan puasnya. Ketika melihat tawa di bibir pencerita, aku kadang diam menganggap dia gila. Kubiarkan dia terus berkata asalkan lisan tak meninggalkan noda.
Bagaimana hendak kubayar segenggam harap yang pupus ditelan angan, haruskah ku merayap menawarkan harap pada kesemuan, ataukah kurelakan kebasahan dalam gerimis mengundang.
Entahlah jawaban apa yang harus kuberikan, pada tanya rindu yang selalu menderu ingatan. Segelumit rasa yang kupaksakan mati perlahan memang seharusnya terkubur dalam pusara kerinduan.
Vote U saudara