Ragamu boleh Terpenjara, tapi Jiwa harus Merdeka
Alur hidup harus tetap dijalani tanpa ragu--
Boleh ragamu terpasung tapi jiwa dan pikiran harus tetap bergerak, harus terbebaskan. Sebab bila jiwamu terpasung, maka seluruh organ ragamu akan terhenti, Imajimu menjadi buntu karena darah berhenti mengalir. Sungguh, anda sudah mati dalam hidup. Dan cangkangmu tak lebih dari patung hayat. Oleh karena itu engkau harus tetap bergerak, berjalan dan mengembara ke semesta. Bukan kakimu, tapi pikiran dan jiwamu.
Kakimu boleh dikurung dalam jeruji besi, bergembok dan berpengawal bersenjata. Tapi jiwamu harus bebas, harus merdeka.
Ingat, apa yang telah dipilih Tuhan atas dirimu harus ditakwil sebagai ekpresi cinta Sang Kekasih (Ilahi). Jangan menjadi keraguan yang menggelisahkan terhadap ramat dan kasih sayangNya.
Sesungguhnya kesakitan dan kesehatan, duka dan suka, kesengsaraan dan kegembiraan adalah ekspresi rindu yang menjemput dari Tuhan. Tinggal bagaimana kamu memungut hikmah dan menikmati atas keterpilihanmu menjalani itu.
Karenanya sesungguhnya surga dan neraka hanya metamorfosa dari “rasa” senang dan kesusahan. Dan apa pun yang terjadi dalam kehidupan manusia itu mempunyai arti. Karena tidak ada sesuatu ciptaan di dunia ini yang tidak memiliki tujuan. Bahkan planton di samudera yang keberadaannya tidak diketahui oleh manusia dan hidupnya amat pendek juga memiliki tujuan hidup.
Tidak ada manusia yang sempurna, dan setiap kita pasti memiliki sisi gelapnya. maka ketidaksempurnaan itu dapat menjadi penyempurna bagi yang lain. Bahkan para kesatria yang tampan, pandai berperang, seperti dalam kisah-kisah lagenda kepahlawanan; ternyata dalam pengembaraannya di dunia, selalu ada orang-orang pendamping yang jelek dan tidak sempurna.
Mulai sekarang tinggal bagaimana bisa menjadikan suatu yang tidak sempurna itu menjadi berguna. Ibarat satu tiram dalam tumpukan pasir di dasar samudera. Tiram yang jika terbuka katupnya, akan masuk sebutir pasir yang akan melukai dan merusak dagingnya. Tapi bagaimana Tiram membalut pasir itu dengan enzimnya hingga kemudian menjadi mutiara. “mengolah suatu yang merusak menjadi suatu yang berfaedah”
Karenamya jangan pernah kecewa, jangan menyerah, merasa terpuruk, marah, takut dan frustasi. Tuhan tidak pernah menetapkan takdir. Dan takdirnya ada dipikiran dan jiwamu sendiri. Maka bebaskan belenggu jiwa dan pikiran agar mereka merdeka terbang ke langit semesta. Jangan berhenti berkarya, apa yang bisa dilakukan.
---catatanku dari diskusi dengan para penyandang disabiltas di Banda Aceh
Congratulations @ampuhdevayan! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
Award for the number of posts published
Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP
Tidak tau harus berkomentar apa bang, tetapi tulisan Abang sangat menyentuh.
salam langit, lakukan apa yang bisa dilakukan, selebihnya urusan Tuhan
Hehe, benar bang.
Kutipan ini sangat menarik.
Gagasan dan pikiran memang harus tetap hidup apa pun kondisinya. Tidak ada yang bisa memenjarakan pikiran dan gagasan.
Congratulations @ampuhdevayan! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
Award for the number of comments
Award for the number of comments received
Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP