Review Buku Acehnologi Bab I - Ihwal Studi Acehnologi

in #indonesia6 years ago (edited)

Munculnya ide penulis untuk menulis buku Acehnologi merupakan ketertarikan yang penulis terhadap kajian tentang analisis pendidikan, yang berisi tentang studi keacehan. Melalui studi area atau studi wilayah
unnamed.png
(penulis Kamaruzzaman Bustamam-Ahmad Ph.D) dengan kompeten menggunakan metode ini sebagai bahan untuk membuat buku Acehnologi. Pola studi seperti ini (Studi Area) memang sudah lama tak berkembang dalam ilmu kajian seperti kajian Sosiologis dan Antropologi. Dalam hal ini, sang penulis banyak terpaku pada karya MB Hooker, dimana Hooker sudah memulai mengkaji hukum Islam dalam ruang lingkup Asia Tenggara.

Pada tahun 2004, setelah membaca karya tentang hukum Islam, penulis teringat akan isu hangat di Malaysia yang membahas tentang hukum Islam. Pada waktu yang bersamaan juga sedang maraknya penjualan syari'at Islam. Oleh sebab itu, penulis berkeinginan untuk menulis karya tulisnya yang berjudul "Acehnologi". Dalam buku tersebut akan dimulai dengan materi-materi tentang studi Islam, baik karya yang ditulis oleh sarjana Islam maupun non-Islam.

Pada tahap awal, Penulis membuat sebuah artikel tentang “Kontribusi Aceh dalam perkembangan hukum Islam di Indonesia”. Artikel tersebut diterbitkan di jurnal Aljami'ah (1999) yang kemudian dijadikan bahan referensi dalam buku yang berjudul “Islam Historis” (2002). Dalam proses pendakian intelektual, selama 3 tahun (2001-2003) penulis dengan gencarnya mencari tahu sebanyak mungkin informasi tentang bagaimana cara menulis proposal, lalu menjualnya ke lembaga-lembaga yang mendanai penelitiannya, yang sangat sederhana dan ingin menjadi motivasi di Yogyakarta pada saat itu.

unnamed.jpg

Dapat dilihat dari penjelasan di atas, kajian pada studi Acehnologi yang mengalami kendala dan tidak dapat dikeluarkan dari Islam, Asia Tenggara, ilmu sosial dan humaniora. Namun, semua masalah tersebut menjadi motivasi bagi penulis untukmengkaji ilmu ke-Acehan melalui gedung keilmuan yang pernah didalaminya. Acehnologi juga mempermudah untuk menciptakan lebih banyak tentang ke-Acehan yang dapat menggugah narasi intelektual masyarakat Aceh.

Acehnologi mempunyai VI volume, berdasarkan sejarah, para karya-karya ulama atau cendekiawan Aceh dalam bentuk-bentuk bangunan dilakukan secara tuntas, seperti Nurdin Ar-Raniry menyajikan sejarah dunia dan sejarah dari Aceh secara utuh dalam Bustan Al-Salatin. Syeikh Abdur Rauf As-Singkili yang menguatkan fakta dan menerjemahkan Al-Qur'an dalam bahasa Melayu dengan secara nyata dan realita dalam terjemahan Tarjuma Mustafid.

Kemudian, Syeikh hamzah Fansuri, meskipun karyanya masih banyak yang mengundang beberapa misteri, dia juga mampu menghasilkan karya-karya yang menggoyahkan peradaban ilmu di Nusantara. Ini semua dikarenakan salah satu dari tradisi keilmuan mayarakat Aceh adalah menulis secara utuh, lengkap, jelas dan tuntas. Kemudian, generasi berikutnya yang meneliti, menilai , mengupas, meningatkan, menjelaskan, atau bahkan mempertentangkan karya-karya tersebut. Inilah salah satu warisan endatu masyarkat Aceh dalam menghasilkan karya-karya agung mereka. Dengan adanya buku Acehnologi yang membahas tentang ilmu yang membuat masyarakat Aceh itu sendiri dapat melihat Aceh sehingga masyarakat Aceh tidak perlu menjadi orang asing.

Sort:  

Congratulations @andriansayuti! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

You got a First Reply
Award for the number of upvotes received

Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here

If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

Upvote this notification to help all Steemit users. Learn why here!

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 64432.28
ETH 2648.26
USDT 1.00
SBD 2.78