Hutan gundul, Salah Siapa?
Berapa lama kita mampu berjalan dalam alam pikiran menyangkut menjaga lingkungan untuk lebih baik, menjaga lingkungan yang sehat bukan hal yang mudah atau juga susah. Alam bawah sadar selalu mengartikan tentang lingkungan penuh dengan kebisingan atau debu yang diterbang oleh angin. Selain itu juga kaitannya dengan polusi udara akibat asap rokok dan asap kenderaan yang melintas.
Kita tidak pernah sadar memang untuk menata kehidupan yang lebih baik tanpa menebang pohon dengan sebarangan bertujuan untuk konsumtif, berbagai macam alasan di utara kepermukaan, paling sering ditemukan yaitu tidak pekerjaan atau tidak ada pendapatan, dengan alasan tersebut kemudian menebang pohon seberangan sudah menjadi rutinitas agar mendapatkan penghasilan.
Bisa dilakukan survey terkait penebang pohon, pemilik mesin lebih banyak keuntungan ketika sudah ditebang pohon, para pekerja di hidup berapa jumlah yang diangkut, ini masih katagori penebang pohon yang menggunakan satu mesin, kemudian dipasarkan kepanglung kayu yang ada di kampung-kampung.
Ketika kayu sudah ditebang tanpa proses tanam kembali maka akan berdampak terhadap kondisi bumi, hilangnya kayu pergunungan akan kekurangan air dan daya serap air hujan juga berkurang, ketika hujan deras lebih dari tiga hati, kemungkinan besar akan terjadi banjir.
Banjir tidak hanya genangan air diperkampungan akan tetapi banjir bandang akan memakan korban serta menghancurkan pemukiman warga. Ketika terjadi banjir bandang, baru sadar bahwa pohon itu menjaga penyangka kehidupan.
Ada benarnya juga, mencegah jauh lebih baik daripada menanggulanginya, kondisi hutan saat ini menjadi perhatian serius dari semua elemen. Menjaga hutan bukan hanya tugas aktivis lingkungan yang sudah menghibahkan diri dalam menjaga hutan, tetapi juga tugas seluruh umat manusia yang ada dimuka bumi ini.
aqui mi apoyo