The highest achievement in the journey of journalists is to produce a book that became the reference of many circles in the discourse on journalism. Journalists not only cover, write, and present news to consumers, but also provide other colors of the face of journalism through the books they write. If it is just a cover and writing news, then a journalist is nothing more than a journalism worker whose existence is merely present.
Principles as above we already believe when selecting journalists and writers as a profession. In each discussion, I was with @masriadi (Masriadi Sambo) and @jaff (Jafaruddin Yusuf), believing that journalists should write a book about journalism. Not just one book, but a few books that become an enduring reference for journalism, both in Indonesia and around the world. This is the highest dream that must be achieved with hard work.
For @masriadi and @jaff, two members of Steemit Indonesia, the dream was one of them embodied in the book Pengantar Jurnalisme Multiplatform published Prenadamedia Group (December 2017).
This book examines the multi-platform millennial journalism that requires multitasking journalists. A journalist is not only sued to understand the news issues, but also can process the news for print media, electronic media (internet and tv), radio, photo and video processing, and presents it in a life. The conventional journalist's picture with block notes and pens is gone.
Multiplatform or multimedia assessment is not much talked about in Indonesia. Delay of touch technology in this country one of the causes.
Multiplatform seems to be the right term to use. This means in a variety of platform channels. Start radio channels, photos, graphics, text, and videos. This development also gave rise to print media in Indonesia and even throughout the world. Many print media even from large groups had to go out of business.
It's some of them like Sinar Harapan, and a number of tabloids under Kompas Gramedia Group. There are also National Journal and some other media in Indonesia. Meanwhile, the triumph of cyber increasingly stretched. Kompas for example, unite this product in one channel Kompas.com, where can be seen view compass print, compass tv, and others.
In fact, Kompas produces VIK (Visual Interactive Kompas). It combines all media products, from the text, video, and radio. In this book some of the advantages I noted like, this book discusses multiplatform media or media convergence is written by Indonesian thinkers do not yet exist. Generally, this new concept refers to the reference books abroad. Presented in popular languages, making it easy for readers to read from both media practitioners and academics. It is arranged coherently per chapter, so readers know how to conceptualize multiplatform media development easily.
This book can be a major reference for students and lecturers of Social Sciences and Political Science, the specifications of students of Communication Science, journalism and those who like the study of mass media. This book is equipped with news writing techniques in television format, radio. So those who can generally write ordinary news for the consumption of print media or online media can know the technique of writing television and radio news that is very different from the two genres of previous news writing.
At the end of the day, there are legislative (regulatory) signs that could potentially ensnare media workers in today's multiplatform era. In addition, this book is complemented by attachments, Press Law regulations, CyberMedia Guidelines and the Indonesian Journalist Code of Conduct.
This book can be used by the general campus under the Ministry of Research, Technology and Higher Education and campus that has an Islamic communication program / Communicating Islamic Broadcasting which is under the Ministry of Religious Affairs of Indonesia.
It is true as written by the Press Council member and former Chairman of the Alliance of Independent Journalists (AJI) Indonesia, Nezar Patria. In the endorsement on the back cover, Nezar writes: "This book records well the development of cutting-edge journalism and how news is produced and disseminated through the sophistication of information technology. Beyond the introduction to theory and practice, the book carefully examines the other side of multiplatform journalism, such as regulatory, business, and ethical issues. A valuable book for those who want to understand how the strong winds of information are blowing in the 21st century. "
For Steemians and any party who wants to get this book, either through prenadamedia.com or via the author, @masriadi can be contacted via WhatsApp 085296503400. For Steemians, of course, can pay with Steem Dollars.[]
Jurnalisme Multipaltform, Karya Multitalenta Dua Steemians Indonesia
Pencapaian tertinggi dalam perjalanan jurnalis adalah menghasilkan buku yang menjadi referensi banyak kalangan dalam diskursus tentang jurnalisme. Jurnalis tidak hanya meliput, menulis, dan menyajikan berita kepada konsumen, tetapi juga memberikan warna lain dari wajah jurnalisme melalui buku yang mereka tulis. Kalau hanya sekadar meliput dan menulis berita, maka seorang jurnalis tak lebih dari pekerja jurnalisme yang keberadaannya sekadar hadir.
Prinsip seperti di atas sudah kami yakini ketika memilih jurnalis dan penulis sebagai profesi. Dalam setiap diskusi, saya bersama @masriadi (Masriadi Sambo) dan @jaff (Jafaruddin Yusuf), meyakini bahwa jurnalis harus menulis buku tentang jurnalisme. Tidak hanya satu buku, tetapi beberapa buku yang menjadi referensi abadi bagi jurnalisme, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Ini mimpi tertinggi yang harus diraih dengan kerja keras.
Bagi @masriadi dan @jaff, dua anggota Steemit Indonesia, mimpi itu salah satunya diwujudkan dalam buku Pengantar Jurnalisme Multiplatform yang diterbitkan Prenadamedia Group (Desember, 2017).
Buku ini mengkaji tentang jurnalisme era milenial yang multiplatform sehingga membutuhkan jurnalis yang multitasking. Seorang jurnalis tidak hanya dituntut bisa memahami isu berita, tetapi juga dapat mengolah berita tersebut untuk media cetak, media elektronik (intenet dan tv), radio, mengolah foto dan video, serta menyajikannya secara life. Gambaran jurnalis konvensional dengan block notes dan pulpen kini sudah tidak ada lagi.
Kajian multiplatform atau multimedia memang belum banyak dibincangkan di Indonesia. Keterlambatan sentuhan teknologi di negeri ini salah satu penyebabnya.
Multiplatform tampaknya istilah yang tepat digunakan. Ini artinya dalam satu kanal beragam platform. Mulai saluran radio, foto, grafis, teks, dan video. Perkembangan ini pula memunculkan senjakala media cetak di Indonesia bahkan di seluruh dunia. Banyak media cetak bahkan dari group besar terpaksa gulung tikar.
Sebut saja beberapa diantaranya seperti Sinar Harapan, dan sejumlah tabloid di bawah Kompas Gramedia Group. Juga ada Jurnal Nasional dan beberapa media lainnya di Indonesia. Sementara itu, kejayaan siber semakin menggeliat. Kompas misalnya menyatukan produk ini dalam satu kanal Kompas.com, dimana bisa dilihat tampilan kompas cetak, kompas tv, dan lainnya.
Bahkan, Kompas memproduksi VIK (Visual Interaktif Kompas). Ini gabungan semua produk media, dari teks, video, dan radio. Dalam buku ini beberapa kelebihan saya catat seperti, buku ini membahas multiplatform media atau konvergensi media yang ditulis para pemikir Indonesia belum ada. Umumnya konsep baru ini merujuk referensi buku-buku luar negeri. Disajikan dengan bahasa populer, sehingga mudah dipahami pembaca baik dari kalangan praktisi media maupun akademisi. Disusun secara runtut per bab, sehingga pembaca mengetahui bagaimana konsep pengembangan multiplatform media dengan mudah.
Buku ini bisa menjadi referensi utama bagi mahasiswa dan dosen Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, spesifikasinya mahasiswa Ilmu Komunikasi, jurnalisme dan mereka yang menyukai kajian media massa. Buku ini dilengkapi dengan teknik penulisan berita dalam format televisi, radio. Sehingga mereka yang umumnya bisa menulis berita biasa untuk konsumsi media cetak atau media online, bisa mengetahui teknik menulis berita televisi dan radio yang sangat berbeda dengan dua genre penulisan berita sebelumnya.
Di bagian akhir, terdapat rambu-rambu regulasi (undang-undang) yang berpotensi menjerat para pekerja media di era multiplatform dewasa ini. Selain itu buku ini dilengkapi dengan lampiran, regulasi UU Pers, Pedoman Media Siber dan Kode Etik Wartawan Indonesia.
Buku ini bisa digunakan oleh kampus umum yang berada di bawah Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi serta kampus yang memiliki program komunikasi Islam/Komuniksi Penyiaran Islam yang berada di bawah Kementerian Agama RI.
Benarlah seperti yang ditulis anggota Dewan Pers sekaligus mantan Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Nezar Patria. Dalam endorsement di sampul belakang, Nezar menulis: “Buku ini mencatat denga baik perkembangan jurnalisme mutakhir dan bagaimana berita diproduksi dan disebarkan melalui kecanggihan teknologi informasi. Lebbih dari sekadar pengantar untuk teori dan praktek, buku ini secara cermat menelaah sisi lain jurnalisme multiplatform, semisal aspek regulasi, bisnis, dan seputar masalah etik yang ditimbulkannya. Sebuah buku beharga bagi yang ingin memahami bagaimana angin kencang informasi bertiup di abad ke-21.”
Bagi Steemians dan pihak mana pun yang ingin mendapatkan buku ini, bisa melalui prenadamedia.com atau via penulisnya, @masriadi bisa dihubungi via whatsapp 085296503400. Bagi Steemians, tentu saja bisa membayarnya dengan Steem Dollars.[]
Memang krak tdk sanggup potong
Pak @deniandepan juga harus menulis buku nanti. Tentang jurnalisme atau tentang dunia pendidikan Indonesia.
atau tentang dunia itu dan itu pak @deniandepa
Nyan ka meutamah meuhai lom buku. Hehehe...
Beutoi Pak @dsatria. @masriadi dan @jaff ka wajeb bayeue biaya promosi keu lon. Nyoe ta peugot iklan ka padum bayeue...
Tenggqiu bang @ayijufridar sudah mempromosi dan semoga bisa menunaikan biaya promosi, hehehe
asai ka ditameung steemit, laju meutamah meuhai buku @dsatria. teukeudi saya punya 100 SBD dalam sekali upvote, maka 100 persen sya tekan untuk postingan luar biasa ini
nyo akan tabayeu wata steem harga jih 300 ribe sineuk. langsung biaya promosi senilai biaya umroh untuk 2 pekan
Cocok dibaca nggak macam Emak muda kayak aku, Bang?
Eh, ada @divinnahb, kok. Selamat bergabung di Steemit. Di sini setiap tulisan pasti diterbitkan dan nggak pake antre. Hehehehe. Semoga betah di Steemit, yaa...
jangankan ibu2 muda, kek @divinnahb. iini buku cocok buat ibu muda, ibu tua, anak gadis, dan seterusnya.
Mantap dan bagus post nya bg @ayijufridar
Posting yang sangat bagus. @ayijufridar
jurnalist pena berputar di atas kertas
Hawa teuh jeut ta teumuleh lagee nyoe
Steemit will produce a lot of high quality writer and journalist in the future, this is the space where every one allow to train and gain their profesionalism in writing, congrats for @masriadi and @jaff .
Wow... I like it.
How much ??
Bereh bereh .
Long ku nak meurunoe syit .
Teurimong geunaseh adun .
Mantap
Nyan ban nyoe jurnalis kreatif tuleh buku @munawire.
Nyoe adun .
Lon akan jeut lagee nyan sit .
Tapi sayang, tanyoe hana alat hai adun .