Memimpikan Kepemimpinan TGB di Indonesia

in #indonesia7 years ago

Tuan Guru Bajang.

Dua tahun terakhir memang sudah akrab di telinga, beliau sebagai salah satu Gubernur yang baik dan punya visi baik dengan misi tersusun rapi untuk capaian kemajuan NTB sebagai provinsi dibawah komando beliau.
FB_IMG_1520367806900.jpg
Satu tahu terakhir saya baru tahu, beliau itu alumni Al Azhar dan cucu dari Ulama besar pendiri Nahdhatul Wathan.

Sebulan terakhir, muncul poster di beranda Facebook promosi beliau Bakal Calon Presiden 2019 berpasangan dengan Gatot Nurmantyo. Dan diaminkan oleh banyak kalangan yang mempunyai semangat nilai keislaman.

Dari beberapa teman di IKAT, saya pernah mendengar rencana kedatangan TGB ke Aceh, bahkan mengisi satu sesi dari serangkaian acara tahunan Majelis Pengajian dan Dzikir Sirul Mubtadi pimpinan Tu Sop Jeunieb.
FB_IMG_1520367648666.jpg
Beberapa hari lalu, di saat kedatangan TGB ke Aceh, semakin banyak status yang berkeliaran mengaminkan poster TGB sebagai capres. Saya pun bertanya, Siapa TGB dan Apa kemampuan beliau di tingkat pemerintah serta blue print visi misinya, dan seterusnya. Dan diseukrinchot lah dengan tambahan caption saya anti presiden pro islami dari kalangan ulama.

Apalagi di waktu yang berdekatan saya ikut posting poster Jokowi dan Prabowo demgan caption siap berkampanye, sebagai pasangan capres cawapres. Hingga terbentuklah opini saya ini cebong atau kampret, atau irisan keduanya Bongpret.
FB_IMG_1520367637838.jpg
Baiklah.

  1. Jika memimpikan TGB mencalonkan diri, kampanyekan beliau dengan menuliskan dan mengunggah prestasi beliau di laman FB dn media lainnya (saya lakukan di blog juga). Karena media utama/ mainstream punya "Darling"nya sendiri sesuai kepentingannl dan keuntungannya.

  2. Pengaruhi pembaca (jika memang ada yang baca, kalau enggak tulis saja, entar juga ada yg baca sendiri) untuk percaya apayang kita percayai. Bahwa TGB mampu, dengan melihat kemampuannya memipin NTB. Makanya kemarin saya mengajak belajar kepada pengalaman "Pembentukan Citra"-nya Jokowi sejak 2012-2014. Singkat memang. Tapi setiap hari di Headline, meskipun Liverpool waktu itu telah kehilangan Fernando Torres tetap saja di halaman belakang.
    FB_IMG_1520367622223.jpg

  3. Kehadiran TGB sejauh saya ketahui memang bukan roadshow politik, tapi undangan "keagamaan". Meski tidak bisa dilepaskan dengan politik, secara beliau seorang gubernur dan terkesan "garang mempermalukan Jokowi di hadapan umum" juga bakal di ikon kan sebagai calon presiden saingan Jokowi dari perwakilan islamis. Dan ternyata memang salah seorang panitia dari IKAT ikut mengabarkan ulang setelah TGB pulang kembali ke NTB. Yaitu safari dakwah mengenalkan dakwah Al Azhar yang Washatiyah (karena ada sedikit ehhmm terkait alumni Azhar di Aceh sebab eehhhmm yang sudahlah).

  4. Dukungan saya ke pasangan Jokowi Prabowo, bukan bersifat suara, melainkan kampanye perdamaian cebong-kampret (Jeh ulee bong ngen ulee pret ka saboh gamba dua. Pu dawa lom).

  5. Hana soe lake klarifikasi. Tule sit, bah hi lon hayeu si angen. Walaupun tan soe baca malam nyoe. Teungoh nonton PSG vs Real Madrid.

Singoh lon tuleh lom bah TGB.

Liverpool aleh padum ka meunang lawan Porto. Hana icok nyan bak keude kupi dum. Lalo ngen PSG vs Madrid aleh pu hom.