Hukum hukum alam
Gusti Pangeran memang tiada duanya. Dengan menciptakan bumi dan seisinya sudah termasuk paket hukum hukum alam yang bekerja sebagai sebuah sistem yang adil dan bijaksana. Semua manusia dari mana saja tetap berlaku hukum hukum tersebut, tidak ada pengecualian. Dari orang berpangkat sampai yang berpangkat, dari orang biasa sampai orng yang tidak biasa, semuanya sama saja dihadapan hukum alam ini. Mahluk yang tidak terlihat amaupun yang terlihat, semua juga berlaku hukum hukum tersebut.
Hukum Kesatuan
Semua mahluk hidup dan jagad raya seisinya bersumber dari keberadaan Tuhan Pencipta, Gusti Pangeran Kang Murbeng Dumadi. Hanya pada tataran material lah terjadi perbedaan. Pada tataran energi semua sama dan merupakan satu kesatuan. Satu sumber. Kita semua terhubung satu dengan yang lain namun satu kesatuan. Jika diamati ada pertalian energi satu dengan yang lain.
Hukum Getaran
Semua yang berasal dari Gusti Pangeran memancarkan energi yang kemudian menjadi wujud materi. Energi selalu hidup, dinamis, bergetar demikian cepatnya hingga tak terlihat. Semakin kuat getaran benda maka semakin tinggi frekuensinya dan semakin halus keberadaannya. Dan sebaliknya, jika getarannya lemah maka semakin padat benda tersebut. Dalam hidup spiritual kita berusaha menuju pada penguatan getaran dan peningkatan frekuensi sehingga semakin naik dari dimensi material menuju dimensi eterik dan dimensi spiritual. Tingkat kesadaran seseorang menentukan penguatan getaran dan frekuensi dan berhubungan dengan energi.
Hukum Sebab Akibat
Ini adalah hukum yang sudah sering kita temuai dalam kehidupan sehari hari; setiap tindakan pasti menghasilkan konsekuensi. Hukum ini tidak pandang bulu, dalam wacana lain disebut hukum karma atau ngunduh wohing pakarti dalam Bahasa Jawa. Setiap orang bebas melakukan tindakan apapun, tapi tidak bisa lepas dari resiko dari perbuatan tersebut. Hasil perbuatan tersebut bisa muncul cepat atau lambat bergantuk kompleksitas perbuatannya. Sebelum menghasilkan karma atau akibat perbuatan, setiap perbuatan menjadi benih benih karma yang melekat pada jiwa seseorang. Benih benih tersebut mengisi ruang kosong di antara sub partikel di dalam diri manusia membentuk energi. Energi inilah yang kemudian menarik kejadian yang sesuai. Ketika tarikan ini terealisasi maka terjadilah ngunduh wohing pakarti atau memetik perbuatan tersebut.
Hukum Berbalas
Kita semua menuai balasan dari apa yang kita lakukan. Pada dasarnya jagad raya merespon apa tindakan kita. Contohnya saat manusia mengeksploitasi bumi tanpa pertimbangan maka akan muncul balasan untuk membuat kerangka penyelarasan. Bencana tersebut muncul karena alam perlu menyeleraskan, mereka butuh keseimbangan. Sebaliknya jika kita memperlakukan alam dengan baik maka alam semesta juga akan memberikan suatu tempat yang nyaman. Maka dulu ada pepatah “yen ora gelem dijiwit , ya aja njiwit” dan kita disarankan untuk selalu banyak melihat ke dalam diri kita serta jujur pada diri sendiri.
Hukum Timbal Balik
Kita semua saling terhubung dan saling bergantung satu sama lain, tidak ada yang bisa berdiri sendiri. Seperti halnya seorang guru bisa mengajar jika ada siswa atau orang yang siap untuk diajar. Kita hendak berbuat baik tentu ada obyek dimana kita mau berbuat baik, dan sebaliknya. Keberadaan hukum timbal balik menyadarkan manusia untuk membuka diri bagi keberadaan manusia dan mahluk lainnya. Kita semua saling membutuhkan dan kita bertumbuh menuju kesempurnaan hidup. Dan janganlah kita hanya mau memberi, suatu ketika kita juga perlu menerima. Dan sebaliknya sehingga terbentu harmonisasi alam semesta.