Jasa Orang Tua Tak Sebanding Apapun

in #indonesia6 years ago (edited)
Indonesia: Rekan Steemian, mari panjatkan berdoa permohonan selalu hidup rukun, sehat, dan rezeki senantiasa dilimpahkan bagi semuanya. Kekurangan milik kita, tapi kesempurnaan hanya milik Allah SWT! Teman, saya merasa sedikit berbeda dan aneh pada diri ini? Sekarang seakan tidak pernah merasa letih lagi. Usia bertambah, tapi semangat malah lebih kuat untuk bekerja.

Padahal dulunya, saya terkenal paling malas dan tukang tidur. Tanpa kerja berat pun, badan bisa terserang letih, minimal dua pekan sekali harus terapi refleksi di tempat pijat langganan pemulihan stamina tubuh. Katanya sih, otot saya terlalu tegang. Aneh kan? Karena saya tidak ada kerja berat dan angkat beban berat-berat. Ini benaran dan tidak bohong lho!

Tapi kok gini ya, sekarang saya merasa lebih prima dari pada masa lajang lalu. Sekarang tenaga saya seperti selalu ‘penuh’ untuk mengerjakan apapun. Bisnis kuliner keluarga pun, mampu saya tangani lansung dan rutinitas sebagai pemburu berita, tetap saya jalani secara rutin. Tetap tidak ada keluhan letih sema sekali. Spirit dan selalu semangat.

Usai mata ini melek dari tidur, langsung fokus melakukan setiap tahapan kerja secara rutin. Namun kata capek dan letih itu tidak pernah terasa. Saya masih terus mencari tahu ada apa ini. Bertanya di dalam hati mengapa saya tak pernah letih lagi?

Semalam baru ketemu jawabannya. Bisa jadi ini indikatornya. Saat merebahkan badan di pembaringan, kenyamanan otot saat rileks mengarahkan badan membalik ke kanan. Tepat melihat wajah putri kecil saya tertidur pulas. Nur Inda, itu nama putrid kecil saya. Tangan mengusap manja rabut anak itu. Saya Betapa sangat menyayangi dirinya. “Saya rela mati sekalipun untuk melindunginya”, bahkan saat ia merengek (rewel) saya tak kuasa mendengar, sampai meng-iya-kan jika dirinya meminta apapun.

Saya tidak ingin ia hidup susah apalagi sampai kekurangan kebutuhan sandang pangannya. Saya akan mendidik menjadi orang yang berbakti kepada orang tua dan harus memperoleh pendidikan tinggi. Seketika saya tertekun, dan baru sadar jika si buah hati ini merupakan energy utama saya sampai terlalu prima melakukan pekerjaan berat seharian penuh. “Nak, Ayah akan merawat mu,” aku berucap di dalam hati, sambil mengecup kening munggilnya.

Selama ini, setiap anak gadis ini meminta ditemani jalan sore-sore keliling komplek perumahan, aku selalu menyanggupi. Minta beli ini, beli itu, tetap ku sanggupi. Ia bertikah rewel dan nakal, aku tak pernah ambil ambil pusing dan merasa terusik. “Inda’ Ayah sangat menyayangi kamu, nak,” ku bergumam, sambil menciumnya lagi.

Usai meluapkan kasih sayang seorang ayah kepada buah hatinya, ku beranjak ke luar sambil menikmati semilir angin sepoi. Kembali ku terduduk diam, tapi kali ini, malah aku teringat dengan orang tua pria ku sendiri, yang dulu biasa ku sapa ‘Papa’, kini orang tua ku telah tiada, hilang saat bencana tsunami Desember 2014 lalu meluluh lantakkan daratan pesisir Aceh.

Baru ku sadar, jika orang tua ku dulu, pasti juga sangat menyayangi ku, seperti sekarang aku sangat menyayangi putri ku. Dulu aku sangat bandel, tidak pernah mendengar peringatan darinya, sering aku anggap enteng dan acuhkan larangannya. Tapi ia tetap tak pernah mengusir ku dari rumah. Bahkan setiap pulang kerja, Almarhum selalu membelikan makanan favorit ku martabak telor.

Meskipun kerap membuat dirinya marah, dengan tingkah sesuka hati ku, dia tetap selalu memberi uang jajan kapan ku meminta. Kini ku tau, mengapa dirinya selalu memberikan setiap ku meminta sesuatu, itu karena dirinya benar-benar sangat menyayangi aku sebagai putranya.

Begitu ku sadari tulus dan ikhlas rasa kasih sayangnya itu; Aku lemas, tubuh ku terasa berat, aku tergeletak di lantai, menangis terseduh-seduh. Dalam hati ku panggil kuat-kuat orang tua ku itu, aku memohon maaf, sebagai anak yang pernah melawan nasehatnya.

Baru ku sadari, jika dahulu aku telah sangat mengecewakannya. Tapi mengapa baru sekarang aku benar-benar sadar, atau mungkin karena aku baru paham, jika ‘kasih sayang orang tua itu’ sangat tulus kepada anaknya.

Bagi sahabat steemit yang masih memiliki orang tua, minta maaf lah kepada orang tua mu, jangan tunggu penyesalan tiba, setelah beliua wafat meninggalkan kita di dunia ini. Wassalam…

image

image

Sort:  

huhuhuhuhu....sedih aku aku ketika membaca story ini.....semangat bg @denysatika

Yoi 👍👍👍

sangat menyentuh....Hidup ini keras, pak @denysatika

Iya... persiapan terus utk pinang anak itu 😄😄

pak cek @denysatika memang hebat ....

Siap anak kuman.... makasih 😄

Luar biasa kata-katanya sangat menyentuh,😭😭

Makasih Dani👍

Jos, harus tetep semangat terus pokoknya mas

Pasti mas. Makasih motivasinya 💪💪 cuma benaran nyesal dulu bandel. Ini tulisan paling lama selesai, Krn mulai masuk alenia dua terakhir, gak kelar2. Tiga kali nangis hahaha..jadi tutup singkat aja utk lari dari lautan emosi itu...Oya mas @icuz saya jadi tukang parkir di kantor itu ya...sapa tau ada yg baru pisah 😍😍😍

Hahahaaa, ok sama sama terimakasih kembali mas

Congratulations @denysatika! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

Award for the number of upvotes

Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.

To support your work, I also upvoted your post!
For more information about SteemitBoard, click here

If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

Upvote this notification to help all Steemit users. Learn why here!

Tulisan yang bagus..
Jangan Lupa Bahagia 🙏😎

Siap teman.... makasih banyak 🙏👍👍

Jngan lupa vote saya ya kak @syanaa

Siap 👍👍

karena keridhaan orang tua adalah keridhaan allah juga. apa yang kita lakukan dengan niat yang baik allah akan membantunya
. dan begitu pun sebaliknya ..

Coin Marketplace

STEEM 0.18
TRX 0.16
JST 0.029
BTC 62581.77
ETH 2546.73
USDT 1.00
SBD 2.75