PENA DALAM KATA
Andai nanti aku sampai tuntas berkata-kata, entah itu membincangkan rindu atau kamu yang lebih tabah dalam hal menanti sebuah temu yang sampai usang direncana, jangan dulu gusar menyerbu. Aku belum cukup tangguh, dalam memihakkan waktu
.
Kiranya rindu sudah terlalu bergejolak mengharap temu, datanglah menyapu sawang yang mengerikan dalam kesendirianku
.
Sejatinya kau tak sendiri, Kekasihku. Kau hidup bersama hatiku, cinta dan juga rinduku. Hanya saja beberapa musim ini, kita lama tak begini; berteduh pada ego masing-masing dan membuat kita seolah asing
.
Lalu bagaimana perihal jarak kita, sayang? Aku jenuh dalam mengagungkan kata pengganti mata, namun aku tak punya tubuh yang menggugurkan rindu. Pada setiap kata asing yang aku telusuri terdapat celah bahwa kita hanya hidup dalam pena.