Toko Tachi Guna, Bertemu Lagi Toko Langganan Ku

Sejak bangunan pasar rakyat milik Pemda di Keude Geudong dibongkar, keberadaan toko-toko yang dulunya memanfaatkan bangunan tersebut untuk usahanya tampak mengalami perubahan besar. Tatanan yang dulunya lebih teratur kini terasa agak rusak dan semrawut.

Para pedagang yang sebelumnya menempati kios resmi di dalam pasar kini berpindah ke sisi jalan. Ada yang menyewa toko-toko yang sebenarnya tidak seharusnya dijadikan tempat berdagang, dan ada pula yang membuka lapak seadanya di depan toko orang lain. Kondisi ini membuat suasana kawasan pasar menjadi kurang nyaman bagi pembeli, karena ruang dagang yang tidak tertata dengan baik.

Meski begitu, semangat perdagangan masyarakat Keude Geudong tidak pernah surut. Toko-toko tetap ramai dikunjungi, dan pedagang kecil berusaha bertahan dengan segala cara, menyesuaikan diri dengan keadaan yang ada. Namun jelas terlihat bahwa setelah hilangnya bangunan pasar resmi, penataan ruang dagang di Keude Geudong menjadi tidak seimbang, sehingga diperlukan perhatian pemerintah untuk menghadirkan kembali fasilitas pasar yang layak.

Salah satu toko yang masih bertahan hingga sekarang adalah Toko Tachi Guna, yang dikenal menjual berbagai barang tajam. Dari pisau dapur hingga parang dan peralatan lainnya, toko ini sudah lama menjadi pilihan masyarakat sekitar, termasuk diriku. Bertemu lagi dengan toko langganan ini membawa rasa nostalgia, seolah menyambungkan kembali kenangan lama dengan suasana pasar tradisional Keude Geudong.

📍 Lokasi: Google Maps

🛣️ Alamat: Jalan Malikussaleh, Keude Geudong, Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara, Aceh.

Steem Atlas [//]:# (!steematlas 5.1181875 lat 97.2085625 long Toko Tachi Guna d3scr)

Barang pajangan di meja luar toko

Di meja bagian depan, terlihat berbagai barang tajam yang dipajang dengan rapi, mulai dari pisau dapur, gunting, hingga peralatan sederhana yang sering dipakai untuk kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Pajangan luar ini memang ditujukan untuk menarik perhatian pembeli yang lewat, sehingga mudah terlihat tanpa harus masuk ke dalam toko.

Barang pajangan di dalam toko

Sementara itu, di bagian dalam toko tersedia koleksi yang lebih lengkap, seperti parang, sabit, kapak, hingga alat pertukangan. Susunannya mungkin tampak sederhana dan tidak tertata terlalu rapi. Hal ini bisa dimaklumi, karena pengelolanya sudah berumur dan tidak menggunakan tenaga tambahan untuk membantu mengatur barang. Kondisi tersebut juga erat kaitannya dengan situasi ekonomi masyarakat yang masih lesu sejak masa pandemi Covid-19, ditambah lagi setelah bangunan pasar rakyat dibongkar oleh Pemda. Meski begitu, toko ini tetap berusaha bertahan, melayani pelanggan setianya dengan penuh kesederhanaan.

Jalan raya di depan toko.

Walaupun bukan jalan nasional, jalan ini sangat strategis, karena menghubungkan Keude Geudong dengan sejumlah desa di sekitarnya yang akses utamanya memang melalui jalur ini.

Kunjunganku kali ini sebenarnya bukan untuk membeli barang, melainkan hanya singgah sebentar untuk mengobrol dan menyapa pemilik toko. Kebetulan aku menemukan toko ini kembali saat sedang ingin mengganti salah satu alat handphone di toko ponsel yang berada tepat di sebelahnya.

Sebagai catatan, Toko Tachi Guna tidak memiliki website resmi dan sebelumnya juga tidak terdaftar di Google Maps. Namun, aku sudah menambahkannya agar lebih mudah ditemukan oleh masyarakat yang ingin berbelanja atau sekadar mencari keberadaannya. Toko ini buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 17.00 WIB, melayani pelanggan dengan sederhana tetapi penuh kehangatan, sebagaimana toko-toko tradisional pada umumnya.