DARI SYEIKH HAMZAH FANSURI KE HEGEL (1:8)

in #indonesia6 years ago (edited)

imageBab ini berupaya tentang, untuk menggali studi yang akan memaparkan pemikiran Syeikh Hamzah Fansuri dan Georg Wilhelm Friedrich Hegel (1770-1831). Dua pemikir yang tidak pernah bertemu dan berada dalam ruang dan waktu yang berbeda. Hegel mewarnai pemikiran di Eropa, sedangkan Hamzah Fansuri lebih dikenal di Asia Tenggara. Kedua pemikir tersebut telah berkontribusi di dalam peradaban pada masing-masing kawasan. Adapun perbedaan adalah, Hamzah Fansuri berangkat dari ranah tasawuf(gnosis), sedangkan Hegel kerap dikenal sebagai pemikir dalam bidang filsafat. Pemikiran Hegel di terima, sedangkan Hamzah Fansuri dikecam karena telah memperkenalkan doktrin wahdat al-wujud.

Seajauh ini, arah studi Islam di Indonesia lebih banyak di warnai dengan kontribusi filsafat dan ilmu sosial. Sebab, jarang ada upaya mencari akar keilmuan dari ilmu sosial tersebut dari tokoh-tokoh filsafat. Pemikiran Hamzah Fansurimengenai spirit dan pondasi pengembangan studi islam. Kajian terhadap Hamzah Fansuri lebih banyak diarahkan pada persoalan sastra, tasawuf, dan kontroversi syari'ah dan tasawuf. Kemudian menjelaskan sisi pemikiran seorang tokoh lalu merekontruksi paradigma keimuan, tetapi lebih dalam masuk pada aspek meta teori dam metafisik dari inti pemikiran duatu peradaban ilmu, seperti Hegel dan Hamzah Fansuri di Aceh. Pendekatan yang digunakan didalam studi ini adalah sosio-hiatoris dan gnosiologi.

Pemikiran Hamzah dan Hegel, mencari inti pemikiran di antara keduanya, dimana fokusnya dapat dilihat dari pemahaman mereka mengenai spirit. Setelah mencari secara sepintas biografi Hamzah dan Hegel, studi ini akan memahami bagaimana aspek filosofis dari pemikiran keduanya. Karena itu, dicari pengaruh pemikiran mereka terhadap studi Islam.

Era kehidupan Hamzah Fansuri memang berada di puncak kerajaan Aceh Darussalam. Sebab, kerajaan ini disinggahi oleh berbagai pendatang dari Arab, Parsi, Turki, Benggal(India), Pigu, Siam, Portugis, dan Spanyol. Mereka kerap berjumpa dengan ulama yang berada disamping Sultan. Dengan kata lain, pemikiran tasawuf telah menaungi Kesultanan Aceh. Kehidupam sufi dan metafisika telah menjadi dasar bagi rakyat Aceh. Pemikiran Hamzah Fansuri mendapat pertentangan dari ulama Aceh lainnya, yaitu Syeikh Nurdin Ar-Raniry yang datang ke Aceh. Menurut beberapa sumber, karya-karya dari Hamzah Fansuri dimusnahkan. Tetapi, pengaruh pemikirannya terasa sampai hari ini. Pengaruh pemikiran Hamzah Fansuri telah dirasakan sejak dari Aceh hingga ke Sulawesi. Teks-teks Hamzah Fansuri dapat dijumpai dalam Hikayat Si Burung di Bengkulu. Di Semenanjung Tanah Melayu, Riau, dan Singapura, teks-teks puisi Hamzah Fansuri tersebar luas hingga abad ke-19. Di Jawa, khususnya Banten, karya-karya Hamzah dan muridnya juga dibaca dan dikupas, seperti dalam kitab Bayanullah. Hegel yang merupakan seorang teologi kemudian menjadi associate profesor di Universitas Jena, dimana karyanya yang sangat terkenal yaitu Phenomenology of spirit sejak 1807, Hegel mulai dikenal sebagai seorang filosof terkemuka karena karya tersebut. Jadi, pengaruh Hegel memang tidak dapat diragukan lagi dalam tradisi intelektual di Jerman. Filsafat jerman dipandang sebagai salah satu dari sekian faktor di dalam penyebaran ilmu-ilmu sosial di Eropa.
Hamzah Fansuri telah memasukkan tasawuf di dalam kehidupan yang lebih nyata. Hamzah Fansuri juga di kenal sebagai penyambung pemikiran Ibn Arabi (1165-1240). Klaim ini seakan-akan mempertegas bahwa di Aceh, Hamzah Fansuri telah menghidupkan pemikiran Ibn Arabi.

Sort:  

Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
http://www.academia.edu/10357702/Dari_Hamzah_Fansuri_ke_Hegel_Kajian_Tentang_Akar_Paradigma_Studi_Islam_di_Indonesia

Sayangnya ada beberapa orang yang menganggap kalau beliau beraliran sesat.

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 64448.82
ETH 2646.10
USDT 1.00
SBD 2.77