[Cerita Anak] Bermain Kapal Othok Othok
[Picture from deskgram.org]
“Hujan lagi…hujan lagi.” Eko menggerutu. Dilihatnya dari balik jendela, hujan deras turun. Padahal minggu pagi ini, Eko hendak pergi main ke rumah, Dito temannya sekelas di kelas empat Sekolah Dasar.
“Ada apa, Ko?”
“Kenapa menggerutu?” celethuk Sari, kakaknya yang duduk di bangku kelas satu SMP.
“Tidak apa-apa, Kak.” sahut Eko sambil merebahkan diri di sofa.
Satu jam pun berlalu, hujan mulai reda dan hanya menyisakan rintik-rintiknya.
“Asyik, hujan sudah reda.”
“Jadi bisa pergi main,” Eko tampak gembira melihat hujan sudah reda. Lalu segera menelepon Dito lewat telepon rumah.
“Kamu kenapa, Ko?” Sari kaget melihat wajah Eko tampak murung setelah menelepon Dito.
“Dito sakit flu,” jawab Eko singkat. Lalu kembali merebahkan tubuhnya di sofa.
“Daripada sedih, lebih baik main dengan Kakak saja,” ajak Sari.
“Malas, ah”.
“Paling juga main boneka,” sahut Eko.
“Bukan!!” sanggah Sari.
“Kakak punya permainan yang bagus lho.” kata Sari sambil menunjukkan dua kapal othok othok yang ada di tangannya.
“Cara mainnya bagaimana?” tanya Eko.
“Kapasnya tinggal diberi sedikit minyak goreng terus disulut api.” jawab Sari. Eko pun paham sekarang.
“Yuk, kita balapan.” ajak Sari. Eko mengangguk. Lalu keduanya berjalan ke halaman depan rumah.
Ketika berada di halaman depan rumah, keduanya baru ingat kalau sudah di-pavling. Tak tampak ada genangan air hujan lagi di situ.
“Bagaimana ini, Kak?” tanya Eko.
“Kita main di bak kamar mandi saja.” jawab Sari. Eko menurut.
Di kamar mandi, Sari dan Eko lantas menaruh kapal othok-othok di bak yang penuh air., Melihat kapal othok othoknya berjalan lamban, Eko menggunakan tangan kanannya untuk membuat ‘ombak’ kecil di bak mandi.
“Itu curang namanya!!” teriak Sari lantang.
“Lho, kan tidak ada aturannya, Kak,” Eko beralasan.
“Ya, kalau begitu, aku juga bisa,” kata Sari tidak mau kalah. Lalu melakukan hal yang sama.
Keduanya lantas belomba-lomba membuat ‘ombak’ agar kapal othok othok bisa berjalan cepat. Tapi bagian dalam kedua kapal malah dipenuhi air. Lalu akhirnya tenggelam ke dasar bak mandi. Eko dan Sari tampak menyesali perbuatannya.