Movie Review : Red Sparrow

Suka film tentang agen pembunuh?
Atau suka film tentang mata-mata?
Mungkin kalian bisa mencoba menonton film berjudul “Red Sparrow” di weekend ini. Atau belum sempat nonton? Ok, saya bantu me-review filmnya.

Iya benar, tokoh utamanya merupakan salah satu artis dengan bayaran termahal di dunia. Jennifer Lawrence, tidak hanya bagus saat memerankan mystique di Film X-Men, atau Katniss di film The Hunger Games, totalitasnya juga sangat elegan di film ini.

Kisah Dominika Egorova (Jennifer Lawrence) dimulai saat karirnya hancur secara disengaja oleh pasangan duetnya dalam seni tari balet. Gila my men, saya masih ngilu bila membayangkan bagaimana kakinya patah hingga dioperasi. Apalagi bagian saat tulang kakinya dibor. Ngeriii...

source

Awalnya, Dominika merasa legowo menerima kenyataan bahwa kakinya patah akibat kecelakaan murni saat penampilan terakhirnya. Setelah Pamannya (Matthias Schoenaerts) datang menunjukkan bukti, kebenaranpun terungkap. Kecelakaan itu ternyata sudah direncanakan.

Adegan selanjutnya, iya tentu saja tidak jauh-jauh dari balas dendam my men. Kedua pelaku utama yang menghancurkan karir ballerianya langsung dihabisi. Pada bagian ini, saya kurang yakin apakah pamannya juga ikut terlibat atau tidak.

Putus asa akan cedera kaki yang diderita, belum lagi tuntutan hidup di Rusia yang terlalu tinggi hingga kebutuhan perawatan terhadap sang Ibu, apalagi dia dihadapkan akan pilihan mati atau dijadikan sebagai alat negara, akhirnya dengan terpaksa si Dominika menerima tawaran misi dari sang paman. Dari sinilah berbagai masalah pun mulai muncul.

Ujuk-ujuk si doí dijadikan agen. Untuk membekali sebagai alat Negara yang handal, si Dominika dilatih oleh sekolah Negeri 4 (subtitle dari Cinema XII) hingga menuntaskan semua jenis ujian. Ternyata sesuai dugaan, dia sangat berbakat.

Ada beberapa hal janggal yang bisa saya jadikan catatan dari film tersebut.

1. Joel Edgerton tidak berimbang dengan Jennifer Lawrence, si Dominika terlalu cantik untuk sosok Nash yang Cuma segitu aja. Mungkin biaya produksinya tidak mencukupi untuk menyewa Channing Tatum atau Pierce Brosnan versi muda. Sungguh, film ini perlu menampilkan actor yang cool, ganteng dan garang sekaligus.

2. Peralatan penyiksaan yang lengkap. Namun, saat adegan si Nash dikuliti, kamera terkesan enggan meliputnya. Padahal, adegan penyiksaan yang lainnya ditampilkan.

3. Nama sekolah Negeri 4. Agak aneh bila melihat subtitle yang ditampilkan oleh cinema XXI. Tapi saya yakin, bisa saja di luar sana ada sekolah militer yang seperti ini.

4. Hampir tidak ada rasa kekeluargaan lagi dalam diri agen ganda. Hal ini terbukti saat Dominika menguji perasaan sang paman.

Pada akhirnya, Dominika melempar 2 burung sekaligus dengan 1 batu. Sebagai agen ganda, dia berhasil menyelesaikan misinya, lepas dari jeratan pamannya, serta kembali kepada ibunya.

source

Film ini diperuntukkan khusus untuk para penonton yang dewasa. Kalian akan temukan petunjuknya saat melihat poster film ini di Cineplex dengan huruf D dalam kotak warna merah Terlalu banyak adegan You know what I mean dan tindak kekerasan yang ditampilkan. Saya saja masih teringat aksi penyiksaan si Nathniel Nash yang dikuliti sampai sekarang. Agak rumit memahami alur ceritanya karena si Dominika ini dipaksa memerankan agen ganda yang bekerja untuk Rusia dan Amerika sekaligus. Untuk rating saya memberi 7.1/10.0.

source

Namun saya yakin bagi kalian para fans fanatik si Jennifer Lawrence, kalian akan merasa kecewa dengan perannya di film ini. Bagi saya pribadi, dia hanyalah seorang artis.

source

Jadi teman-teman steemian, masih penasaran ingin menonton?
Sampai jumpa di Movie Review selanjutnya.