Semangat Merdeka dan Revolusi [9]
Masih dalam angle (sudut pandang) yang sama, edisi Kamis, 1 November 1945, Harian Semangat Merdeka menurunkan judul berita “Van Mook Bermusyawarah dengan Presiden Kita”. Isi berita yang dipilih menjadi laporan utama itu yakni pertemuan antara Presiden Sukarno dengan Penguasa NICA Dr AJ van Mook di Jakarta.
Semangat Merdeka melansir siaran Radio San Fransisco 30-X yang menyebutkan pertemuan itu telah berlangsung di Jakarta dimulai dua hari lalu atau 30 Agustus 1945.
Bahkan, Semangat Merdeka mengklaim bahwa pertemuan itu resmi sebagai bentuk pengakuan terhadap kedaulatan Indonesia dan Sukarno sebagai simbol dari kedaulatan itu. Ini seperti pertemuan bilateral dua negara yang berdaulat, dimana Indonesia diwakili oleh Sukarno dan Belanda diwakili oleh Van Mook.
Dari pemilihan lokasi pertemuan yakni di Jakarta, juga dikaitkan dengan pengakuan Belanda terhadap Indonesia. Bukankah pertemuan bisa pula diselenggarakan di Belanda? Mengapa Jakarta yang dipilih sebagai tempat pertemuan. Alasan itu, tulis Semangat Merdeka, sebagai pengakuan bahwa Jakarta refresentatif sebagai ibu kota negara dan nama negara itu yakni Indonesia.
Mendukung Militer
Sebagai negara merdeka, tentu salah satu yang perlu ditonjolkan adalah kekuatan militernya. Dalam konteks ini, Semangat Merdeka mengambil peran memperlihatkan ketangguhan militer Indonesia saat merampas 62 pesawat terbang dari Jepang di Magelang, Jawa Tengah. Tulisan itu dicetak pada edisi Sabtu, 3 November 1945. Bukan hanya itu, prajurit Indonesia bahkan mengambil 65 meriam besar dan 80 meriam parade.
Dijelaskan pula berhasil dirampas ribuan granat tangan dan peluru. Berita itu memperlihatkan ketangguhan dan keberanian prajurit Indonesia melucuti Jepang yang telah menyerah kalah pada sekutu namun masih berusaha mengatur roda pemerintahan.
Informasi tersebut juga menambah rasa percaya diri prajurit di daerah lainnya untuk berlaku yang sama. Berita jenis ini tentu berdampak pada mental prajurit dalam sebuah negara yang baru merdeka tiga bulan.
Empat hari kemudian, 17 November 1945, Harian Semangat Merdeka kembali menurunkan berita dengan judul “Lima Pesawat Inggris Gugur di Surabaya”.
ya Allah, sudah seri 9 belum habis juga. :(
capek abang dek nunggunya
abang harus tunggu ada 20 halaman lagi
Bereeh...
karap breh, biok teuk
Mantap.. Semangat merdeka..