Kisah Nabi Sulaiman, Cincin dan Wanita Hitam Legam

in #indonesia6 years ago (edited)

image
Ilustrasi
Source


Nabi Sulaiman adalah nabi yang memiliki kerajaan yang sangat luas, terbentang dari arah matahari terbit sampai ke arah matahari terbenam. Dalam berjalan, Nabi Sulaiman menggunakan angin sebagai kendaraannya.

Dalam sebuah perjalanan bersama pengawalnya, nabi Sulaiman tiba di sebuah kampung nelayan, dan Ia hendak menunaikan ibadah shalat 'Ashar. Shalat yang diwajibkan kepadanya hanya 'Ashar.

Saat mau sampai, nabi Sulaiman memperlambat dan merendahkan terbangannya, melihat seorang perempuan berkulit hitam legam sedang menyuci pakaian di sungai.

Perempuan itu menyuci pakaian tanpa ditemani oleh siapapun. Tiba-tiba Nabi Sulaiman terbesit dalam hatinya, betapa hitamnya perempuan tersebut. "Soe nyang tem meukawen ngon si inong itam nyan? (Siapa mau menikah dengan perempuan hitam itu?".

Nabi Sulaiman pun berlalu mencari lokasi lain di tepi sungai itu untuk berwudhu. Ketika hendak memasuki kamar kecil, nabi Sulaiman melepaskan cincin bertuliskan namanya bersama nama Allah di batunya. Cincin itu dititipkan kepada pengawalnya.

Cincin ini adalah mukjizat dari Allah kepada nabi Sulaiman, sehingga bisa terbang bersama angin dan isi bumi seperti manusia, hewan dan jin tunduk kepadanya.

Sebelum nabi Sulaiman masuk ke kamar kecil, rupanya jin jahat bernama Afrit telah masuk terlebih dahulu. Lalu I'frit keluar lebih cepat dari nabi Sulaiman dan menyerupai Nabi, persis sekali.

Lalu I'frit meminta cincin itu kepada pengawal tadi. "Berikan cincinnya, saya sudah selesai dari kamar kecil," pinta Ifrit seperti diceritakan oleh ustadz Jufri dalam tausiahnya, usai zikir momentum 10 Muharram 1440 Hijriah.

Tanpa keraguan sedikitpun, pengawal tadi langsung menyerahkan cincin itu kepada Ifrit (Sulaiman hoax). Tak menunggu lama, Sulaiman hoax terbang bersama angin ke singgasana untuk memimpin kerajaan.

Ketika nabi Sulaiman asli keluar dari kamar kecil langsung meminta cincinnya kepada pengawal. Pengawal pun kaget dengan menyebutkan telah mengembalikan beberapa saat yang lalu.

Setelah dilanda kebingungan, pengawal ini akhirnya memilih kembali ke kerajaan dan tidak percaya kepada Sulaiman asli. Tinggalkan nabi Sulaiman seorang diri.

Selanjutnya, nabi Sulaiman berjalan kaki tanpa pengawal sampai ke pesisir kampung nelayan itu. Di sana, nabi Sulaiman bertemu dengan seorang nelayan hendak melaut. Nabi Sulaiman meminta ikut, namun nelayan itu tidak mengizinkannya.

Menjelang sore hari, nelayan itu pulang dan membawa pulang ikan dan separuhnya diberikan kepada nabi Sulaiman yang tidur di tepi pantai. Dalam tidurnya, nabi Sulaiman beralaskan ular dan dikipasi oleh burung-burung.

Beberapa hari kemudian, nelayan itu hanya mendapatkan seekor ikan dan tentu tidak mungkin diberikan kepada nabi Sulaiman. Inisiatifnya, nelayan tadi mengajak Sulaiman bin Daud ke rumahnya untuk makan bersama.

Sementara saat itu di pusat kerajaan, Sulaiman hoax sedang memimpin, namun dalam kepemimpinannya banyak kejanggalan dan aturan aneh dikeluarkan, sehingga rakyat semakin hari semakin ragu.

Kemudian para pemuka agama atau pembesar kerajaan bermusyawarah untuk hal itu. Walhasil, disimpulkan bahwa yang sedang memimpin adalah Sulaiman palsu dan rakyat tidak percaya lagi, akhirnya Ifrit pergi meninggalkan singgasana dan membuang cincin itu ke laut.

Akhirnya cincin itu dimakan oleh ikan dan ikan tersebut tak lain adalah seekor ikan yang terjaring oleh nelayan yang bersama nabi Sulaiman. Kemudian seekor ikan itu dibersihkan oleh putri nelayan itu. Ketika perut ikan dibelah, maka ditemukan cincin yang sangat cantik bertuliskan nama Allah bersama nabi Sulaiman.

Lalu gadis itu mengadu kepada ayahnya. Ketika didengar oleh nabi Sulaiman, dan bergegas menghampiri gadis itu. Nabi Sulaiman terkejut bukan kepalang, gadis itu ternyata perempuan yang terbesit di hatinya kala itu. "Soe nyang tem meukawen ngon si inong itam nyan?"

Nabi Sulaiman pun mengaku bahwa cincin itu miliknya dan meminta dikembalikan kepadanya. Gadis itu tidak memberinya karena dia yang menemukan di perut ikan.

Kemudian ayah gadis itu memberi solusi, nabi Sulaiman agar bersedia menikah dengannya. Setelah itu cincin berhak dimiliki kembali oleh Sulaiman bin Daud. Akhirnya menikahlah nabi Sulaiman dengan gadis hitam legam itu. (pelajaran di sini, bek leupah haba).

Lalu nabi Sulaiman hendak kembali ke singgasana (lokasinya di Yerussalem atau Al-Quds, ibu kota Palestina sekarang) serta membawa istrinya tersebut. Namun Nabi sedikit mempertimbangkan, karena istrinya itu hitam legam dan takut diejek orang sehingga istrinya bersedih.

Kemudian Nabi Sulaiman berdoa kepada Allah dan doanya dikabulkan. Istrinya menjadi putih dan memiliki paras yang sangat cantik. Setelah itu kembalilah nabi Sulaiman dan istrinya ke singgasana dan kembali memerintah kerajaan seperti semula.

Wallahua'lam bishshawab

Sort:  

Kisah sangat inspiratif, banyak pesan kita dapatkan

Ketika melihat sesuatu jangan 100 persen memvonis itu salah atau benar, sisakan 10 persen darinya,,,
begt jg kita, di zaman fitnah sana sini, tabayyun itu sangat perlu, jangan terima mentah2 informasi dari org lain.

Tabayyun dan Tabayyun.

Setiap ucapan bisa menjadi doa, makanya kita harus selalu mengucapkan kata-kata yang baik, optimis, agar menjadi doa bagi diri sendiri, keluarga, dan umat manusia.