A Diary of Asian Games Volunteer: Pt.1
Part 1
Kemarin sore aku kembali menerima undangan untuk menghadiri pelatihan lanjutan sesuai dengan bagianku sebagai jurnalis di Departemen Media dan PR untuk Tes Event Asian Games 2018.
Aku bergelut dengan komputer untuk mengerjakan tugas akhirku hingga menjelang pagi. Menyebabkan aku terlambat bangun dan tertinggal bus menuju senayan dari halte terdekat tempat tinggalku, tempat pertemuan diadakan. Itu adalah bus terakhir yang berangkat untuk pagi ini. Jalan lain, harus ke terminal untuk mendapatkan mobil dengan jurusan yang sama. Yang artinya harus menyambung angkutan umum menuju terminal dengan waktu tempuh kurang lebih 1 jam. Aku sendiri tidak tahu adakah bus menuju tempat itu di jam segini?. Jika tidak ada, maka urusannya akan panjang.
Berat, langkahku rasanya berat mengingat aku kurang istirahat malam tadi. Sedikit terhuyung ketika turun bus dan hampir saja tergeletak di bahu jalan seandainya kakiku tidak mendarat dengan sempurna mengingat aku terpeleset ketika turun bus tadi. Jalur penyebrangan Gelora Bung Karno rasanya terlihat begitu besar dan jauh untuk kusebrangi saat ini.
Source : Google
Acara di agendakan pukul 1 siang nanti. Dan aku bergerak dari rumah pukul 6 pagi, antisipasi betapa macetnya daerah ini. Beruntung panitia memilih tempat pertemuan di Kantor Indonesia Asian Games Organizing Committee (INASGOC) daerah Senayan yang mudah dijangkau oleh transportasi publik dan berada di komplek kementrian. Aku putuskan untuk menghabiskan setengah hari pra-latihan untuk melanjutkan tugas akhirku di Perpustakaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Source: Liputan6.com
Melihat padatnya Kota Jakarta di pagi hari, aku ikut bersemangat!. Mana bisa kalah dari suasana kota ini, semuanya terlihat begitu menggairahkan. Ah, aku menemukan kembali semangatku, aku begitu bersemangat untuk berpartisipasi dalam Test Event Asian Games 2018 . Membayangkan aku akan bekerja dalam sebuah event berskala internasional bersama media-media lokal dan mancanegara memberikan sesuatu yang ntah bagaimana cara mengungkapkannya.
By the way, aku izin selama 2 bulan dari perkuliahan semestinya. Yah meskipun jatahnya tinggal menyelesaikan tugas akhir di semester ini. Namun rasanya berat memilih antara absen 2 bulan atau mempresentasikan hasil praktek lapanganku yang selesai di akhir tahun lalu.
Setiap menghadapi situasi sulit aku ingatkan pada diri sendiri bahwa hidup adalah pilihan. Semua tentang risiko. Tentang percaya pada diri sendiri dan tanggung jawab. Aku ingin menjadi bagian dari sejarah. Maka inilah resikonya. Menunda kepulangan ke Aceh dan bimbingan skripsi.
Fokus fokus, yang perlu dilakukan sekarang adalah fokus pada pilihanku saat ini. Memastikan aku siap untuk berkontribusi untuk negaraku.
Terimakasih sudah mampir dan membaca ceritaku :)
Regard
Nadia Permata Sari
Keren ty. Jadi ikut semangat bacanya. Lanjutkan..!!
thanks iimkuhhh
Hope you'll be okay out there, and we will meet again in Aceh, sister😆
thank you. see you in Aceh :*
Wooww.... lanjutkan
Luar binasa.. Lanjutkan. Bwhehhe
binasa yaaaaa
Semangat ti
yo mamen
Salut, sukses selalu ya
makasih bang :) sukses buat kita semua
Selamat bekerja sista. Have a good work!
yosh suhu!!
Keren uty. Seandainya bisa tukar posisi, nur mau ty wkwkwk. Hehe bilang ajaa ya kalau mau off sebentar. Masih kurang pengalaman untuk pergi-pergi sendiri.
aku juga pengen tukar posisi, aku pengin kurus dan putih kayak dek nur huahahahaha itulah coba sesering mungkin utk bepergian sendiri biar terbiasa. sensasinya luar biasa
Hahahhaa.. akan di cobaa lebih giat lagi tyy
Dan tanpa tersadar diri ini dengan sendirinya ikutan semngat stelah mmbaca tulisan kakak..
😄😄