Perjalanan ke Gerbang Kabut
Aku terbangun di dalam gerbong kereta yang sunyi, namun anehnya, kereta ini melaju dengan kecepatan yang tidak masuk akal. Ketika aku menoleh ke luar jendela, pepohonan hijau dan perbukitan yang seharusnya menenangkan justru tampak seperti bayangan panjang yang tajam, mencabik-cabik langit abu-abu. Aku mencoba berdiri, tetapi gravitasi seolah menarikku kembali ke kursi, memaksaku untuk terus menatap pemandangan yang bergerak semakin cepat hingga semuanya menyatu menjadi garis-garis gelap yang menyesakkan.
Rasa cemas mulai memuncak saat aku menyadari bahwa rel di bawah kereta ini tidak bersuara "klik-klak" seperti biasanya, melainkan mengeluarkan suara rintihan logam yang memekakkan telinga. Aku melihat ke arah rel yang sejajar di luar sana; rel itu tampak tak berujung, membelah hutan mati yang sepi tanpa ada tanda-tanda kehidupan atau stasiun pemberhentian. Sejauh mata memandang, hanya ada hamparan hijau yang kabur dan langit mendung yang seolah perlahan-lahan turun untuk menghimpit kereta ini.
Ketakutan terbesarku menjadi nyata saat aku menyadari bahwa aku adalah satu-satunya penumpang di kereta tanpa masinis ini. Aku mencoba berteriak, tetapi suaraku hilang tertelan deru angin di luar jendela. Kereta terus melesat menuju jantung bukit yang gelap, menjauh dari peradaban, membawaku menuju sebuah titik di mana waktu berhenti dan cahaya tidak lagi bisa menjangkau mata.
Dibantu oleh https://gemini.google.com/.
Lihat juga:
- Pi Network - Crypto Pertama Yang Dapat Ditambang Di Ponsel
- Piネットワーク — スマートフォンでマイニングできる最初の暗号通貨
- Reversteem: merges the strategic thrills of classic Reversi with the decentralized power of Steem blockchain, letting you duel friends through blockchain-recorded games
- @steem.amal: Amal Di Ujung Jari Anda
- Maximize curation rewards: follow our trail! Maksimalkan reward kurasi: ikuti trail kami! トレイルをフォローし、キユレーション報酬を最大化!

Upvoted! Thank you for supporting witness @jswit.