Kosmologi Aceh (II:15)
Melalui sejarah, ditemukan bagaimana perjalanan lorong waktu bagi suatu peradaban.
(sumber foto: intisari.id)
Arti kosmos adalah 'alam'. Kosmologi, karena itu, berhubungan dengan alam. Kajian tentang kosmologi adalah studi tentang pandangan dan hubungan suatu komunitas dengan alam, baik alam mikro maupun alam makro. Mempelajari kosmologi, akan memberi dampak yang signifikan terhadap apa yang mempengaruhi suatu kepercayaan/keyakinan yang dianut oleh manusia, baik itu kemudian diarahkan pada aspek kefilsafatan maupun di dalam sistem religi yang dianut oleh masyarakat tersebut. (hal 417)
Kosmologi adalah penjelasan tentang bagaimana manusia dan mengapa berjalan di atas bumi, dengan memahami alam, lantas menjadi pengetahuan, lalu diarahkan sebagai keyakinan, setelah itu menjadi sistem keyakinan, yang pada gilirannya memberikan arahan, hingga dia meninggalkan alam ini. (hal 419)
Di dalam ajaran islam, berita tentang kosmologi dijabarkan secara berulang-ulang, misalnya kisah penciptaan manusia, penciptaan malaikat, penciptaan jin/iblis/syaitan, penciptaan bumi dan langit, penciptaan gunung, kisah masa depan (kiamat), gejala alam semesta, perihal binatang, perihal sistem waktu dan lain sebagainya. Bahkan kisah-kisah kosmik, Allah beritakan secara lengkap di dalam al-qur'an . Gejala-gejala dari sistem kosmologi tersebut menjadi dasar kuat mengapa manusia harus beriman kepada Allah SWT. (hal 421)
Sistem kosmologi islam juga pernah muncul di Aceh, karena islam telah memberikan konstribusi yang amat penting di dalam pembentukan fondasi berpikir kajian kosmologi. Di Aceh, banyak dijumpai makam para ulama karena ketika islam datang ke Aceh hampir semua tempat yang disinggahi oleh dīn ini didirikan kerajaan. Makam para ulama memberikan bukti bagaimana sistem kosmologis yang terjadi di Aceh. Inilah dampak kosmologi yang berkembang di Aceh, yakni sistem kosmologi yang menuju Tuhan yang ahad. Doktrin bangsa teuleubeh dan Tuhan yang ahad, melekat dalam sistem kehidupan masyarakat Aceh. Istilah Tuban nyang kuasa, Tuhan potala, Allah yang bri, semua pangkal dan ujung kehidupan diberi nama Tuhan, yaitu Allah SWT. (hal 443)