PuloTravels #87: Trip Jelajah Pulau Sumatera [3] – Kunjungan Pertama, Langsung Jatuh Cinta pada Bengkulu

in #indonesia7 years ago (edited)

53999F54-0543-4A43-B96D-411FDA97C282.jpeg

Sahabat steemian Indonesia yang saya banggakan. Pada PuloTravels #86 saya telah berkisah tentang perjalanan kami dari Palembang menembuh jalur darat menuju Bengkulu. Bersama dr. Edi Hidayat, saya menyetiri mobil Lancer Evo 4. Butuh sembilan jam perjalanan untuk sampai di pusat kota Bumi Raflesia. Begitu berada di tengah-tengah kota, yaitu di bundaran simpang lima, kami bersyukur telah tiba dengan selamat. Sebab kami akan menetap di kota ini selama 2,5 bulan, yaitu Februari hingga Mei 2012.

Menyetir selama sembilan jam, nyaris tanpa henti, tentu saja kami lelah dan lapar. Apalagi lintasan ini baru pertama kali kami lalui. Tak jauh dari bundaran simpang lima, di dekat bank BCA, kami mampir di sebuah warung padang untuk menikmati makan malam pertama di kota tempat pengasingan Bung Karno ini. Setelah santap malam, kami bertanya kepada pemilik warung di mana letak Rumah Sakit Muhammad Yunus (RSMY). Ibu penjual yang baik hati itu, bilang bahwa kami harus memutar balik arah melalui bundaran simpang lima, terus saja ikuti jalan utama, sampai bertemu Polda Bengkulu di kiri jalan. Begitu melihat kantor Polda, jalan lagi sekitar seratus meter sampai ketemu ‘lampu merah’, lalu belok ke kiri, terus saja sekitar 200 meter di depan, di situlah letak RS Muhammad Yunus, di sebelah kanan jalan.

Setelah mengucapkan terima kasih. Kami pun pamitan dan mengikuti arahan si ibu. Benar saja, petunjuk si ibu sangat tepat, akhirnya kami tiba di RSMY. Kemudian kami menelpon pengelola mess. Setelah menunggu beberapa menit, datanglah pengelola mess menjemput kami di halaman rumah sakit. Dibawalah kami ke kompleks dokter, yang terletak di belakang rumah sakit. Kami menempati sebuah rumah yang terdiri dari 2 kamar. Kami membagi kamar satu per orang. Kamarnya cukup nyaman, dengan sebuah bed, satu set meja, TV, dan AC.

Uniknya, selaku orang Aceh, kami terbiasa untuk lebih waspada terhadap gempa, apalagi kita tahu bahwa Bengkulu salah satu daerah rawan gempa. Di masa lampau tahun 1912 pernah terjadi gempa dan tsunami di Bengkulu. Nah, bila menilik prediksi siklus 100 tahunan, maka bisa saja terjadi pada tahun 2012. Maka, kami rancanglah jalur evakuasi apabila terjadi sesuatu. Setelah menyelidiki, ternyata lokasi RSMY berada pada dataran yang lebih tinggi, kami pun menjadi lebih tenang.

Esoknya, kami diperkenalkan kepada seluruh staf pada saat apel. Selesai apel, kami menemui direktur RSMY dan dokter-dokter penyakit dalam yang akan menjadi pembimbing kami selama berada di sana. Kemudian kami ke poli penyakit dalam, berkenalan. Setelah itu, ke ruangan rawat inap, berkenalan. Hari pertama ini kami tidak bertugas melayani pasien, tapi melakoni seremoni dan orientasi tempat.

Siang harinya, mulailah kami mengeksplor kota Bengkulu. Kami susuri seluruh jalan, menyesap segala keindahan, menikmati ketenangan, ya kota ini sungguh tenang. Jauh dari hiruk pikuk kota besar. Tidak ada kemacetan. Tidak ada kebisingan. Kotanya bersih dan asri. Kemudian kami menuju ke arah Pantai Panjang, yang sepanjang garis pantainya tumbuh pohon pinus yang rindang, persis Pantai Manly di Sydney yang saya kunjungi baru-baru ini. Sungguh unik, biasanya pantai di Indonesia ditumbuhi pohon kelapa.

Terus saja kami susuri jalan sepanjang garis pantai, sampai di ujung paling barat, kami berbelok ke kanan. Di sana kami melihat banyak boat yang sedang ditambatkan, tampak beberapa nelayan sedang memperbiki jalanya, juga rumah-rumah nelayan yang eksotis. Berjalan sedikit lagi ke depannya, kami menemukan banyak lapak menjual ikan asin, berbagai jenis ikan dipajang di sana. Terus saja kami ikuti jalan itu, sampailah kami pada alun-alun. Kami berputar di sana, kemudian menuju Fort Malborough. Sebuah benteng peninggalan Inggris. Kami memasuki benteng tersebut, dan menikmati jejak sejarah di dalamnya. Tampak kekar dan mistis.

6DECA604-F555-4878-98B9-823E2701314D.jpeg

Selesai dari sana, kami keluar dan melihat sebuah gerbang dihiasi naga khas cina. Ternyata tak jauh dari Fort Malborough ini, ada satu kawasan pecinan. Setelah memperhatikan ukiran itu sejenak, saya menyetir ke arah alun-alun, melewati Tugu Thomas Parr, lalu mendekati rumah dinas Gubernur Bengkulu. Tampak banyak rusa berkeliaran di pekarangan rumah tersebut. Kami memperhatikan sejenak aktivitas orang-orang yang sedang menikmati suasana sore. Tak berlama-lama, kami melaju balik ke arah kota. Sampailah kami pada ‘lampu merah’ dekat Masjid Jamik Bengkulu. Berhenti karena lampu merah, saya memperhatikan masjid yang konon dirancang oleh Ir. Soekarno, yang atapnya memiliki tiga tingkat. Masjid bersejarah ini, terletak di jantung kota Bengkulu.

Lampu hijau menyala, saya belok kanan, melewati deretan pertokoan moderen. Lalu sampailah di Simpang Lima. Kota Bengkulu sangat khas, begitu banyak tugu, yang dipuncaknya berdiri patung-patung pahlawan. Rasanya Bengkulu, memang sangat beruntung dulunya Bung Karno diasingkan ke sini, lalu bertemu Ibu Fatmawati. Melahirkan anak-anak cerdas, bahkan ada yang menjadi presiden RI, yakni Megawati. Saat ini pun, Presiden Jokowi, tak terlepas dari dukungan penuh Megawati melalui PDIP.

Saya termenung sejenak. Lantas terjaga dari suara klakson di belakang kami. Saya pun tancak gas menuju Rumah Pengasingan Soekarno sebagai tanahan politik. Rumah ini terletak di Jalan Soekarno-Hatta kelurahan Anggut Atas Kecamatan Gading Cempaka. Kami pun hanya melintas saja di depan rumah tersebut, sudah terlalu sore untuk masuk ke sana. Kami masih banyak kesempatan menikmati segala lokasi wisata di Bumi Raflesia ini.

Kami pun, terus berjalan, masuk jalan, keluar jalan, mengikuti segala petunjuk jalan. Hingga akhirnya, kami kembali lagi ke Mess tempat kami tinggal. Saya menghela napas dalam-dalam, membayangkan begitu indah dan tenangnya Kota Bengkulu. Ada perasaan aneh menjalari tubuh saya, saya tidak tahu mengapa, saya merasa ada ikatan batin dengan kota ini, padahal istri saya bukan orang Bengkulu. Saya merasa seperti berada di kampung halaman sendiri, kota ini sangat tidak asing bagi saya. Saya rasa, jujur, saya jatuh cinta pada kota ini. Saya simpan saja rasa penasaran itu lebih setahun lamanya.

Sampai pada suatu hari, kala itu saya sudah di Palembang, entah apa yang menggerakkan jemari ini, saya pun membuka google pada Samsung Galaxy Tab 7.0 milik saya, lalu saya ketik “hubungan aceh dan Bengkulu”. Begitu saya scroll layar hasil pencarian, saya tercengang!!

Jantung saya berdegub kencang. Silahkan Anda baca apa yang saya dapatkan pada situs berita online Bengkulu, KLIK DISINI

Sort:  

Mantap om, sudah sampai Bengkulu saja. Salam untuk orang Bengkulu.

Ceritanya sangat mengalir. Enak dibaca.

sebuah history tentang perjalanan seorang dokter yang sangat mengangumkan,saya suka alor ceritanya.

Perjalanan yang menyenangkan dan satu pengalaman yang indah juga
Sukses buat bapak Dr @razack-pulo

Trima kasih @putraabdal... moga sukses jugaa ya 😁

Ya pak, amiinn...
terimakasih banyak pak

Hahahaha....lon galak foto yang phon tat tat..😂😂😂😂

Hahahahaa... foto jameun nyan joel. Di keu rumoh makan di Bengkulu 😁😁

Kereeeen pak..mantap.mameuh poto yg phon..

MAkasih abu .. hahaha. Nyan foto jameun 😁😁

Mantap bos, tp perjalanannya ga sampe kyk kejadian "hubungan antara aceh dan bengkulu" kan ? Hehehehe..niwey gaya narinya dah hampir mirip..

Hehehe. Ternyata, nama Bengkulu lahir dari kejadian bersejarah tersebut 😁

Mantap ka ceritanya,kecikarang ka,,ntr jth cinta yg kberapa ya😀😀

Hahaha.. Dulu sudah pernah, tapi cintanya gak jatuh di sana 😀

Jiahh ga jth dsana trus dmn...😀😀

Trus penasaran sudah terbayar blm om..?? 😅Ada kelanjutanny lagi ga om... Itu foto yg dibenteng peninggalan Inggris keren om.. Kl pantai Manly yg di sydney nya kapan diposting.. om..

Keren2 om apalagi yang dipantainya tuh banyak pemandangan indah dan syur 😄,, jalan2 yang tak pernah terlupakan itu..

Cerita perjalanan yang indah bg @razack-pulo.
Semoga menjadi perjalanan yang menyenangkan

Beautiful amazing

Trimakasih bang @fajri26 :)
Selalu menyenangkan...