DENGARKAN TERIAKAN MEREKA KARENA KITA MANUSIA/LISTEN TO THEM FOR WE ARE HUMAN
#ENG
When the Supreme Authority forms and produces a human rights which in the name of independence for each person, a right that everyone should have to make an independent individual. But they forget the independence of a nation, like the saying of the ants behind the mountain looks but elephants in front of the eyes did not appear. Even the right to life has not been fulfilled. For a moment I reflect, behind the ruins of debris that have been destroyed by bombs and the day that I am always bombarded by bullets I hear the tears of the children of AL AQSA, SURIAH, ROHINGNYA, and other countries that still have not gained an independent life. When they ask us "why in our country there is no feast, O my brother our homeland has been destroyed, our independence has been taken away, we only want peace in our country.
Sometimes I ask if we deserve to be called humans, when we confess our word, we are tied up with the Tayyibah sentence that presents us, we are encouraged to spread love. How can we say good Muslims / humans when we sleep with a state of full stomach, while our brother can not sleep because of hunger.
(
Painting a picture of the world that seemed to be perfect but not in line with the reality that happened, only the disguise of the lies that had been covered, the children who died every day due to exposure to toxic fumes and exposed to the debris caused by bombs dropped every day, as they moan in pain, hunger, their parents are killed, and the apathy that is in us. I realize we are silent is a crime, feeling all okay as long as it does not happen to us. Then we are silent to see children who struggle to live and blame God for over all these inhuman acts, God is always with them, God just want to see us whether we care. God gives you more sustenance so that you can share with our needy brothers, sometimes we are too late for the pleasures of this mortal world. So we forget something to be prepared for the day when we are accountable for all our deeds before God and for what has been safeguarded to us throughout the world.
Share my siblings to those who are currently in need, because the reality of life that I see most people just see and ignore is not doing. Then just silence when there is injustice on behalf of the rules. I beg my sister to share, they are not to save their lives but save our lives. Remember that the call to do good is from God, and our duty besides doing is to invite and remind.
Thank You I Speak to the Steemit Community of Indonesia Specifically to Curator @aiqabrago and @levycore, who has supported me to be able to channel my hobby to friends Steemian in Indonesia. Also to Steemit Langsa Head of Community @ foarsyad and Curator Gaming @ jodipamungkas
THANK YOU HAD READING MY WRITE TO THE END
Follow @tuahtatarigan
#IND
Saat negara Adikuasa membentuk dan melahirkan sebuah HAM yang mengatasnamakan kemerdekaan atas tiap-tiap orang, sebuah hak yang harusnya dimiliki setiap orang sehingga menjadikan sebuah individu yang merdeka. Tapi mereka lupa akan kemerdekaan suatu bangsa, ibarat kata pepatah semut dibalik gunung nampak namun gajah di depan mata tak nampak. Bahkan hak untuk hidup belum terpenuhi. Sejenak saya merenung, dibalik reruntuhan puing-puing yang telah hancur terkena bom dan hari yang selalu dihujani peluru saya mendengar tangian anak-anak AL AQSA, SURIAH, ROHINGNYA, dan negara-negara lain yang masih belum mendapatkan sebuah kehidupan yang merdeka. Saat mereka bertanya pada kita “mengapa di negeri kami tidak ada hari raya, wahai saudaraku tanah air kami telah hancur, kemerdekaan kami telah dirampas, kami hanya ingin kedamaian di negeri kami.
()
Terkadang saya bertanya apakah kita pantas disebut manusia, saat kita bersyahadat mengucap ikrar kita, kita di ikat dengan kalimat Tayyibah yang mempersaudarakan kita, kita dianjurkan untuk menebar kasih sayang. Bagaimana kita dapat dikatakan muslim/manusia yang baik saat kita tidur dengan keadaan perut kenyang, sedangkan saudara kita tidak bisa tidur karena kelaparan.
(
Melukis gambar dunia yang seolah terlihat sempurna tapi tak sesuai dengan realita yang terjadi, hanya penyamaran dari kebohongan yang selama ini tertutupi, anak-anak yang meninggal tiap harinya karena terkena asap beracun dan terkena reruntuhan akibat bom yang dijatuhkan setiap harinya, saat mereka merintih kesakitan, kelaparan, orang tua mereka dibunuh, dan sifat apatis yang ada pada diri kita. Saya sadar diam kita adalah sebuah kejahatan, merasa semua baik-baik saja selama itu tidak terjadi pada diri kita.Lantas kita diam melihat anak-anak yang berjuang untuk hidup dan menyalahkan Allah atas atas semua perbuatan tidak manusiawi ini, Allah selalu bersama mereka, Allah hanya ingin melihat kita apakah kita peduli. Allah memberimu rezeki lebih agar kau dapat berbagi kepada saudara kita yang membutuhkan, terkadang kita terlalu larut terhadap kenikmatan dunia yang bersifat fana ini. Sehingga kita lupa ada yang harus disiapkan untuk hari saat kita mempertanggungjawabkan semua perbuatan kita dihadapan Allah dan atas apa yang telah di amanahkan kepada kita selama di dunia.
Berbagilah wahai saudaraku kepada mereka yang saat ini membutuhkan, karena realita hidup yang kulihat kebanyakan orang hanya melihat dan mengabaikan bukan melakukan. Lantasnya hanya diam saat ada ketidakadilan yang mengatasnamakan aturan. Aku mohon saudraku berbagilah, semua itu bukan untuk menyelamatkan hidup mereka tapi menyelamatkan hidup kita. Ingatlah bahwa seruan berbuat baik itu dari Allah, dan tugas kita selain berbuat adalah mengajak dan mengingatkan.
Terimakasih Saya Ucapkan kepada Komunitas Steemit Indonesia Khusus nya kepada Curator @aiqabrago dan @levycore, yang telah mensupport saya untuk dapat menyalurkan hobi saya kepada teman-teman Steemian di indonesia. Juga kepada Ketua Komunitas Steemit Langsa @foarsyaddanCurator Gaming @jodipamungkas
TERIMA KASIH TELAH MEMBACA TULISAN SAYA HINGGA AKHIR
Follow @tuahtatarigan
TERIMA KASIH UNTUK KOMUNITAS STEEMIT INDONESIA
I will upvote and resteem your last blog post to my 36,000+ followers free. Read my last blog post. a-0-0