Terapi Jiwa dengan Menulis Puisi

in #indonesia7 years ago (edited)

hand-writing-oke.jpg
Sumber

Di postingan sebelumnya aku sudah melepaskan kekesalanku melalui sebuah tulisan tentang Seberapa Penting Arti sebuah Janji Bagimu. Cara ini bisa dilakukan untuk terapi jiwa ketika mengalami masalah psikologis.

Sebelumnya aku juga sudah membahas tentang Ganguan-ganguan Jiwa yang Banyak Terjadi di Masyarakat. Walau banyak yang mengaku masih sehat jiwa tapi ada juga yang mengalami gangguan jiwa meski belum ke tingkat yang lebih berat. Maka dari itu perlu cara untuk mengantisipasi supaya masalah kejiwaan tidak semakin berlanjut.

Penyebab gangguan kejiwaan dapat berasal dari masalah fisik, kondisi kejiwaan (psikologis), dan masalah sosial. Apabila gangguan jiwa disebabkan karena masalah fisik, yaitu terjadinya gangguan keseimbangan neurotransmiter yang mengendalikan perilaku manusia, maka pilihan pengobatan yang tepat ialah farmakologi (obat-obatan). Apabila penyebabnya karena psikologis, maka pilihan terapi ialah dengan menyelesaikannya secara psikologis. Apabila penyebabnya karena masalah lingkungan sosial, maka pilihan terapi difokuskan pada manupulasi lingkungan.

Di postingan ini aku akan hanya membahas terapi psikologis yang masalahnya disebabkan oleh psikologis seperti perasaan marah, kesal, sedih, galau, putus asa, dan sebagainya.

Psikoterapi adalah terapi untuk mengatasi masalah mental emosional dengan mengubah pola pikir, perasaan, dan perilaku agar terjadi keseimbangan dalam diri individu. Tujuannya untuk menguatkan daya tahan mental, mempertahankan fungsi pengontrolan diri, dan meningkatkan kemampuan untuk beradaptasi terhadap lingkungan.

Uji Coba dengan 4 Orang Responden

Berawal dari diskusi di sebuah grup Whats App Forum Aceh Menulis (FAMe), ada seorang anggota grup menulis sebuah puisi yang berjudul Misteri Cinta. Dia merasakan peran hati yang lebih dominan saat menulis puisi dan terasa sangat asyik. Puisi dapat meghilangkan kejenuhannya dalam bekerja, apalagi kerjanya yang selalu berhadapan dengan PC. Dengan menulis puisi, dia bisa melepaskan emosi yang dirasakannya sehingga membuat otaknya menjadi lebih segar.

09989a88-6dae-4f87-a52f-60166e5463d0.jpg
Nur Mahdi saat membacakan puisi di kelas FAMe

Aku penasaran apakah dengan menulis puisi bisa dijadikan sebagai cara untuk terapi kejiwaan?

Lalu aku menantang anggota di grup itu yang mau menjadi objek riset kecil-kecilanku. Rupanya ada empat orang relawan yang mau menulis puisi untuk membuktikan apakah bisa dengan menulis puisi dapat menerapi jiwa?

Jika melihat definisi di atas, sangat memungkinkan dengan menulis puisi dapat terjadi keseimbangan tubuh dalam mengelola pola pikir, perasaan, dan perilaku. Maka dari itu aku meminta kesediaan empat orang itu untuk menuliskan puisi dan mengungkapkan perasaannya setelah menulis puisi tersebut.

1. Rahmiana Rahman

Ami.jpg
Foto Rahmiana Rahman dengan suami

Di hadapan senja, kita tiba setelah memangkas jarak.
Setelah pelayaran sendiri berlabuh pada takdir bersama.
Langit lapang tetaplah jadi ruang segala kenangan, harapan, dan doa.
Datanglah sesekali di hati kami yang sempit.
Dan kepada semua, datanglah memberi kami bahagia yang lebih tinggi daripada langit
.

Puisi ini dari seorang perempuan yang akrab disapa Kak Ami. Dia merasakan lebih tenang setelah menulis puisi. Inilah wadah baginya untuk berekspresi saat tidak mampu mengungkapkannya secara langsung menggunakan kata-kata. Puisilah yang menjadi alat untuk mengungkapkan perasaannya ketika mulut tak mampu berucap.

Sepintas puisinya terlihat ada ungkapan perasaan tentang sosok yang sudah lama dinanti, kini hadir untuk sebuah kebersamaan. Aku hanya bisa mengira bahwa puisi itu dibuat atas kegembiraan Kak Ami yang sebentar lagi melaksanakan resepsi pernikahannya.

30746215-2eb6-4ca4-a9eb-3195aa15a940.jpg
Bagi yang bisa berhadir silakan datang.

Saat aku memintanya untuk menuliskan puisi ini, dia sempat mengirimkan undangan pesta pernikahannya. Mungkin inilah yang disebut kak Ami memangkas jarak dan takdir bersama. Suami Kak Ami orang Aceh Selatan dan Kak Ami sendiri orang Makasar. Jarak yang sangat jauh namun sekarang dipersatukan dalam ikatan suci pernikahan. Semoga disukseskan acara pernikahannya ya Kak Ami.

2. Mahdalena

pp.jpg
Foto Mahdalena

Gerilya
Menyibak tabir gelap pembungkus asa.
Lorong - lorong hitam kian memantulkan warna.
PadaNya aku bersandar, sambil mengeja kejatian diri,
Kata merdeka menembus jendela rasionalitas.
Bersama CintaMu, aku bungkam semesta
Bahwa hidup adalah kelezatan bermakna.
Raihlah
.

Puisi kedua datang dari perempuan yang akrab disapa Kak Na. Dia merasakan kepuasan setelah menulis puisi ini, seakan harapan sudah tercapai. Kata-kata yang keluar memotivasi dirinya untuk melepaskan perang perasaan yang menguras otak. Sehingga dia merasa lebih enteng dan tentunya ini dapat menjadi terapi jiwa baginya.

Aku meminta Kak Na menulis puisi ini ketika dia sedang bergereliya memperjuangkan judul tesisinya. Dari puisi itu jelas tergambar perjuangannya untuk mengubah lorong-lorong hitam menjadi lebih bewarana. Sampai pada bait terakhir dia mempertegas kata “Raihlah”.

Aku berasumsi bahwa Kak Na telah berdamai dengan perasaan cemasnya, sehingga dia memotivasi diri untuk mengejar apa yang dia cita-citakan. Dia menuangkan perasaan itu ke dalam puisi dan mengafirmasikan bahwa harapannya sudah tercapai. Semoga judul tesisnya diterima Kak Na. Sukses terus buat dirimu.

3. Ihan Sunrise

16465847_1353168524757513_3834125577246212096_n.jpg
Foto @ihansunrise

Seorang pria dengan handuk kecil di bahunya
Warnanya kusam dimakan usia
Sama tuanya dengan peluit yang menggantung di lehernya
Suaranya mulai sengau terbatuk-batuk kala ditiup
Suaranya bukan lagi priiittt... priiittt... tapi menjadi piiippp... piiiiipppp
Urat leher pria itu bergerak-gerak saat ia meniup peluitnya
Wajahnya lelah, tapi ia selalu riang
Seseorang menyerahkan uang kusam seribu perak
Sambil bersungut-sungut mulutnya bergerak-gerak mengomel
Begitulah ia memadamkan bara semangat di wajah pria berhanduk dan berpeluit
.

Puisi ini ditulis oleh perempuan yang dikenal dengan nama pena @ihansunrise. Puisi tersebut untuk menyampaikan segala bentuk kegelisahan, termasuk mengenai kritik sosial yang dilihatnya. Menurut Kak Ihan setelah menulis puisi itu ada semacam beban yang terurai, berharap orang lain mau menghargai profesi orang kecil seperti tukang parkir.

Aku melihat puisi Kak Ihan ini sebagai suatu ungkapan perasaannya ketika dia melihat kejadian sosial yang membuat hatinya terenyah. Aku mengenal dirinya sebagai sosok yang memiliki jiwa sosial tinggi, sehingga puisinya pun tergambar demikian.

Saat aku memintanya menuliskan puisi, mungkin Kak Ihan sedang berada di luar dan melihat seorang tukang parkir. Sehingga uneg-unegnya pun disampaikan melalui puisi. Rasa gelisah, kecewa, geram, dan kesal atas kondisi sosial itu tersalurkan melalui puisi.

4. Nur Mahdi

pp (2).jpg
Foto Nur Mahdi

Deru suara kereta memekakkan telinga
Silih berganti seolah takkan putus dan berhenti
Jalan kota penuh sesakkan dada
Kutulikan diri demi damai dan riang
Sambill menikmati segelas juise kaki lima kota
Dalam keremangan kupandang istriku yang selalu setia menemani
Dan damailah hatiku
.

Puisi ini berasal dari warga Pidie yang bernama Nur Mahdi. Aku baru mengenalnya Rabu lalu di kelas FAMe. Kami belajar tentang puisi yang materinya saat itu disampaikan oleh Ricky Syah R. Dia juga yang memenangkan tantangan menulis puisi berjudul FAMe. Rupanya puisi sudah menjadi bagian hidupnya untuk mengungkapkan perasaan.

Di grup WA FAMe dia juga mengirimkan puisi-puisinya. Dari situlah aku terinspirasi untuk membuat tulisan ini dan melihat sejauh mana menulis puisi dapat dijadikan terapi jiwa. Aku juga memintanya untuk menuliskan puisi.

Puisi di atas membuat perasaannya menjadi plong (istilah Pak Nur Mahdi). Dia mengeksplorasi kata dengan melibatkan emosi yang dialaminya. Ketika proses eksplorasi sedang terjadi semua masalah yang menjadi beban akan lenyap seketika dan pikiran menjadi lebih ringan.

Menurutku dalam puisi itu, Pak Nur Mahdi ingin keluar dari kejenuhan akan rutinitasnya sebagai pekerja. Gangguan lingkungan yang membuatnya merasa tidak nyaman akhirnya ditenangkan oleh kehadiran pendamping yang merupakan istrinya.

Nah, itulah ungkapan dari orang-orang yang menulis puisi. Bagi mereka ini bisa menjadi solusi untuk mengatasi masalah psikologis yang dalam hal ini bisa dikatakan sebagai psikoterapi.

Caranya cukup mudah, hanya mengubah pola pikir, perasaan, dan perilaku yang disampaikan dalam bentuk tulisan. Dengan begitu akan terjadi keseimbangan sehingga tekanan yang bersifat kejiwaan dapat tersalurkan melalui ungkapan sebuah puisi.

Aku pun tertarik untuk membuat puisi, ingin membuktikan apakah benar seperti yang dikatakan teman-teman bahwa menulis puisi dapat menentramkan jiwa? Berikut puisi yang kutulis.

photo.jpg
Foto @yellsaints24

Masalah hadir bukan karena Tuhan benci
Tapi lebih tepatnya ingin menguji
Bukankah seseorang akan naik kelas setelah melawati ujian?
Anggap saja ini sebuah pembelajaran
Jika diikhlaskan maka bertambahlah kedewasaan
Jika diridhakan bertamabahlah kenikmatan
Karena ini semua telah digariskan Tuhan
Kita hanya mengikuti skenario yang tersimpan
.

Ternyata benar, emosi yang tersimpan selama ini bisa sedikit berkurang. Aku yang terlibat masalah utang-utang orangtuaku menjadi lebih optimis setelah menuliskan puisi yang berbentuk motivasi ini.

Puisi ini kutulis setelah membaca buku tentang Dewa Eka Prayoga yang ditulis oleh Asma Nadia yang berjudul Bidadari untuk Dewa. Di mana Dewa yang terjerat utang hampir 8 Milyar bisa optimis membayarnya, karena dia ikhlas dan ridha.

shadow-cover.png

Mungkin utang orangtuaku tidak sebanyak Dewa yang jika dikumpulkan semuanya sekitar 80 juta. Tapi ini tentu tidak dilihat dari jumlahnya, melainkan lebih kepada seberapa besar keikhlasan dan keridhaanku untuk membayar utang itu.

Bila logika manusia sulit dipercayai untuk melunasi semua utang itu, tapi tidak untuk Tuhan. Matematika Tuhan jauh lebih hebat dari perkiraan manusia, karena hidup ini menyimpan skenario Tuhan yang sulit ditebak.

Sort:  

Tulisan pertama saya yang dimuat media adalaj puisi 😍😍😍😍

Wah, ternyata Bang Ubai penulis puisi juga ya? Mau lihatlah puisnya Bang Ubai. Ada manjah-manjah nya juga nggak ya? Hahaha

Bukan Aku buang akan semesta... Tapi yg benarnya Aku bungkam semesta...

Sukses terus, Yelli...

O..., hehehe sorry Kak. Akan segera Yel edit. Thanks ya kakakku.

sukses kak👍

Insya Allah, utang orang tua Yelli akan segera terlunaskan. Karena Allah tidak pernah defisit anggaran 😃

Amin ya Allah. Yel sangat percaya itu Kak @asmaulhusna91

Menulis, apa pun bentuknya, adalah 'obat'

Iya han @ihansunrise, tapi terkadang tersekat juga hehe,,diriq lah... keren @yellsaints cocok jadi peneliti..

Doakan Yel bisa menjadi peneliti sungguhan ya Kak.

Ya Rabb..semoga dek...

Iya Kak, bagi yang suka menulis. Bagi yang suka menggambar, maka dia pasti lebih memilih menggambar. Hehehe.

saya setuju menulis puisi dapat membuat perasaan jadi lega, dulu ketika ada masalah saya pasti nulis puisi :D

Berarti ini sudah bisa dijadikan terapi psikologis. Bertambah satu lagi pembenarannya.

Menulis puisi itu seperti kita bercerita lewat tulisan.

Iya, kita bisa bebas menulis apapun karena puisi tidak terikat dengan aturan.

Satu alternatif baru untuk mengobati jiwa.. haruskah memilih lingkungan juga tempat yang tenteram untuk menuliskan puisi?

Tergantung orangnya gimana, ada yang harus menyendiri dulu baru nulis, ada juga yang langsung nulis aja tanpa memperdulikan lingkungan sekitar.

Aku ngak punya skill bikin puisi. Apalagi baca puisi.. Aku ndak mampu

Skill bg @arielogis menyampaikan berita ke orang-orang, hehehe

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 63248.94
ETH 2576.33
USDT 1.00
SBD 2.85