Miniatur Kampung Gayo Tempo Dulu
Hai.. teman-teman steemian. Apakabar malam ini. Semoga selalu sehat dan bahagia tentunya.
Dalam saru pameran pada event nasional yang diselenggarakan di Aceh, tepatnya di Kota Banda Aceh pada tahun lalu, ada satu yang saya rasa masih menarik untuk ditampilkan disini. Yaitu miniature kampung Gayo pada tempoe doeloe.
Foto ini saya temukan, setelah bolak balik hasil jepretan lama. Dan saya menemukan ini. Dimana, dalam foto tersebut terlihat bagaimana suasana kampung di Gayo, tempoe doeloe. Gayo merupakan satu daerah di pedalaman tengah Aceh.
Daerah berhawa sejuk ini, memiliki satu kain yang dinamakan Kerawang. Konon kerawang ini memiliki unsur migic. Namun, itu mungkin dulu, namun sekarang merupakan kain yang sangat diburu para pecinta seni budaya nusantara.
Di Gayo ini juga hidup hewan yang berhabitan hidup di udara yang dingin. Ya.. namanya kuda. Kuda bagi masyarakat Gayo merupakan sahabat dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Mulai dari membantu membajak sawah, sebagai pembawa barang-barang berat dan juga sebagai wahana olahraga, yakni pacuan kuda yang dikerab dilakukan setiap acara hari besar, seperti peringatan hari kemerdekaan 17 Agustus.
Gayo merupakan salah satu suku etnis melayu tertua yang hidup di nusantara. Alamnya indah dengan panorama yang membuat hati tentram dan damai. Rasanya, ingin terus-terusan bisa menetap disana bermain dengan alam.
Jika teman-teman steemian penggemar kopi, maka Gayo adalah gudang terbesar di Aceh, bahkan di sumatera. Dimana, hampir 70 persen perkebunan yang ada disana merupakan perkebunan kopi milik masyarakat.
Itulah Gayo, negeri yang juga dijuluki “sekeping tanah surga” yang terdampar di bumi Aceh. Semoga tulisan ringan ini, bisa menjadi pengantar tidur teman-teman steemian semuanya, sambil bermimpi nantinya, betapa kaya dan indahnya bumi Gayo. Salam hangat.
Salam V
@zaizafh