Selamatkan Bumi, Air untuk Kehidupan
Tulisan ini terinspirasi dari dokumen yang dipublikasikan di majalah "Crónica de los Tiempos", pada April 2002, dan dialih bahasakan oleh Yuliana Suliyanti pada Agustus 2007 dengan judul "Surat dari Tahun 2070".
Air menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan di dunia ini. Semua makhluk hidup memerlukan air baik manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Semua aspek kehidupan memerlukan air sebagai sumber kehidupan. Selama ini, kita selalu berpikir bahwa keberadaan air sangat melimpah di bumi ini. Kita selalu berpikir bahwa air tidak akan pernah habis. Air laut tidak pernah mengering, itu pikir kita. Namun sejatinya tidak demikian, air juga akan habis dari bumi ini seiring waktu. Banyak sumber air yang akan mengering seiring waktu. Kita semua akan merasakan yang namanya kekurangan air.
Anggap lah kita atau anak cucu kita hidup dalam beberapa dekade ke depan, hidup berpuluh-puluh tahun kemudian dari sekarang. Saat ini di kehidupan kita air masih ada, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Namun tidak di masa depan jika kita tidak mengubah pola hidup kita yang cenderung merusak lingkungan.
Di masa depan jika air semakin sulit ditemukan, ketika air menjadi barang langka, lebih berharga dibandingkan emas, perak hingga permata dan berlian. Akan ada banyak orang yang mengalami gangguan kesehatan seperti ginjal karena minum air sangat sedikit.
Jika kita kembali ke masa lalu, merenung hingga ke titik dimana kita berada sekarang, kita akan melihat bahwa Allah memberikan kita banyak sekali kemewahan seperti air yang berlimpah, sehingga kita tidak perlu susah-susah mencari air, tidak perlu susah payah memikirkan air, karena air masih ada, sangat banyak, pada masa itu. Banyak kita temui pohon yang hijau dan asri karena cukup air. Rumah-rumah penuh dengan bunga yang bermekaran karena cukup nutrisi dan cukup air.
Kita bahkan berlaku sangat sombong dengan membuang-buang air, memperlakukan air seperti sesuatu yang tidak berharga. Kita mencuci dengan air yang sangat banyak. Mandi berlama-lama dengan air yang sangat banyak. Bahkan terkadang juga bersikap jahat dengan menyiram kucing yang lewat dengan air. Boros air. Saat itu kita hanya memikirkan masa kini, tidak memikirkan masa depan dimana anak cucu kita akan hidup kemudian, bagaimana kehidupan mereka tanpa air. Mereka akan kesulitan bahkan untuk mandi, jangankan mandi tiga kali sehari, mandi sehari sekali pun sangat sulit untuk mereka jika kekurangan air. Bahkan mungkin anak cucu kita terutama yang perempuan harus mencukur habis rambutnya, karena tidak mungkin lagi untuk keramas, air sangat sedikit, untuk minum juga susah. Maka keberadaan rambut yang panjang tanpa bisa dibersihkan hanya akan merepotkan. Mungkin di masa depan nanti jika Allah masih memberikan anak cucu kita hidup di masa depan, mereka tidak akan percaya bahwa dahulu air bisa kita gunakan untuk apa saja, sedangkan di zaman mereka hidup, air sangat langka.
Sampai saat ini kita masih sering mendengar nasihat bijak "Jangan membuang-buang Air", jangankan mengamalkan, kita bahkan tidak mengindahkan nasihat bijak tersebut, karena anggapan kita bahwa keberadaan air tidak akan pernah habis.
Di masa depan jika air menjadi sulit, maka yang terlihat hanyalah kekeringan dimana-mana. Jika saat ini penyakit jantung menjadi pembunuh nomor 1, maka di masa depan mungkin penyakit kulit, infeksi saluran pencernaan dan saluran kencing menjadi penyakit pembunuh nomor 1 karena kurangnya air. Manusia tidak bisa lagi mengkonsumsi air 8 gelas sehari, mereka anak cucu kita mungkin hanya akan bisa mengkonsumsi setengah gelas air saja setiap harinya jika kekurangan air terus berlanjut ke tingkat yang memprihatinkan.
Di masa depan industri-industri akan mengalami kelumpuhan, karena selama ini air, teknologi dan listrik menjadi sumber kekuatan mereka. Namun bila tidak ada air, sumber kekuatan mereka tidak ada, pengangguran mencapai tingkat yang sangat tinggi. Jika saat ini kita berlomba-lomba untuk mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang tinggi, di masa depan mungkin anak cucu kita hanya akan di gaji dengan segelas air putih per harinya, karena di masa itu air menjadi lebih berharga dari apapun.
Jika saat ini banyak orang yang merampok barang berharga seperti uang dan perhiasan, di masa depan orang mungkin akan beralih untuk merampok air, karena semua butuh air. Tidak akan ada lagi makanan atau sayuran organik yang segar, karena tumbuhan banyak yang mati, manusia hanya akan memakan makanan sintetis di masa depan jika kekurangan air.
Begitu juga dengan mencuci pakaian, di masa depan anak cucu kita tidak bisa lagi mencuci, mereka hanya akan menggunakan pakaian sekali pakai, kemudian di buang, menambah jumlah tumpukan sampah, menambah masalah.
Bayangkan juga bagaimana anak cucu kita akan buang air tanpa adanya air di masa depan.
Akan sangat menderita anak cucu kita di masa depan, tubuhnya akan dipenuhi dengan banyak penyakit kulit karena terpapar sinar matahari dimana saat itu lapisan ozon dan atmosfer bumi semakin menipis. Orang-orang di masa itu mungkin akan kelihatan 20 tahun lebih tua dari usianya, karena air tidak bisa lagi mengairi segala aspek kehidupan.
Para ilmuwan di masa depan mungkin akan berlomba-lomba untuk memecahkan masalah ini, namun hasilnya adalah nol besar. Mengapa? Manusia tidak akan pernah bisa membuat air.
Semakin berkurangnya jumlah tumbuhan karena tidak ada air yang menutrisi mereka membuat ketersediaan oksigen juga berkurang. Sebagaimana kita ketahui, kita mengeluarkan karbondioksida dan tumbuhan mengeluarkan oksigen. Jika tumbuhan banyak yang mati, apakabarnya dengan oksigen yang juga menjadi sumber kehidupan utama kita? Nafas kita? Hidup kita? Jika saat ini kita membayar pajak untuk kendaraan dan bangunan, di masa depan pemerintah mungkin akan membuat kita membayar pajak atas udara yang kita hirup, padahal saat ini udara adalah satu-satunya yang gratis di dunia ini, tidak perlu uang untuk bernafas kecuali jika menggunakan tabung oksigen bagi pasien.
Negara-negara di masa depan yang mungkin masih memiliki sumber air yang cukup akan melakukan monopoli terhadap air. Air akan dijaga dengan ketat oleh pasukan bersenjata seperti menjaga emas berlian dengan harga selangit saat ini.
Hujan juga mungkin akan jarang turun, kemarau dimana-mana, kalau pun hujan, mungkin hujan asam yang akan membasahi bumi.
Efek rumah kaca dan polusi yang menjadi-jadi membuat perubahan iklim global yang ekstrem.
Mereka di masa depan mungkin akan menyalahkan kita yang hidup di masa sekarang, karena di masa sekarang lah kita terus diingatkan untuk menjaga kelestarian alam, menjaga air agar tidak terbuang sia-sia, namun tidak ada yang perduli.
Dan kita juga sebenarnya tidak perlu menunggu hingga saat masa depan tiba untuk melihat semua kekacauan ini, karena saat ini pun kita sudah mulai mengalami kekurangan air. Namun manusia tetap tidak bergeming.
Kita hidup seperti Allah akan terus memanjakan kita dengan berlimpahnya air, sedangkan kelakuan kita tidak sedikit pun mengingat Allah.
Kita lah yang hidup di masa sekarang yang bersalah, karena kita masih mempunyai kesempatan untuk memperbaiki keadaan, namun tidak ada yang melakukan. Kita lah yang hidup di masa sekarang yang menghancurkan bumi sehancur-hancurnya, tanpa sedikit pun mengingat nasihat bijak yang selalu kita dengar sedari kecil. Kita bisa memperbaiki semuanya, namun sekali lagi tidak ada yang melakukan. Hingga akibatnya anak cucu kita di masa depan lah yang akan menerima akibat dari sembrono nya kehidupan kita di masa ini.
Dengan situasi kehidupan di bumi yang sudah semakin hancur akibat ulah manusia, maka sangat memungkinkan bahwa kehidupan di bumi akan segera punah. Manusia semakin kelewatan, tidak hanya merusak alam, namun juga merusak diri sendiri, merusak moral.
Generasi di masa depan jika mereka masih punya kesempatan untuk hidup mungkin akan meminta untuk dikembalikan ke masa lalu untuk mengingatkan manusia dan melakukan hal-hal yang dapat menyelamatkan kehidupan di bumi. Bumi yang telah ditempati dari masa manusia pertama yang diciptakan Allah, hingga saat ini dimana bumi masih bersedia untuk menampung kita, makhluk-makhluk akhir zaman yang serakah.
anda benar dan saya suka tulisan ini. kebanyakan dari kita saat ini tidak sadar bahwa ketersediaan air bumi semakin menipis. semoga tulisan ini bisa menginspirasi banyak orang untuk menjaga bumi.
Iya, benar sekali, dan bisa kita mulai dari diri kita sendiri untuk tidak membuang-buang air.
Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by hazard10 from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.
If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.