Jangan Asal Memutuskan!
Source: Shutterstock
Terkadang ada hal yang membuat seseorang berkomentar tentang orang lain. Terkadang ada hal yang membuat seseorang memiliki suatu pemikiran tentang orang lain. Terkadang ada hal yang membuat seseorang mengagumi orang lain. Terkadang ada hal yang membuat seseorang menganggap orang lain itu lebih rendah darinya. Berpikiran positif tentang seseorang memang bagus, atau mungkin memang seharusnya begitu. Namun, berpikiran negatif tentang orang lain tanpa sebuah kebenaran atau kepastian, itu sungguh mengganggu.
Di sini saya ingin menyuarakan sebuah pendapat saya perihal ini, yang mungkin saat ini sungguh membuat seseorang yang dipandang "negatif" sangat tidak nyaman, tetapi justru terus terjadi karena ketidaktahuan atau kecerobohan orang yang memandangnya. Meskipun sebenarnya di sini saya sangat merasa kesal, tapi saya akan mencoba melanjutkan dengan tenang.
.
.
"Kok laki-laki takut sama film horor sih? Penakut!"
Hei hei hei santai dulu, jangan langsung triggered. Kalau perkataan seperti ini hanyalah sebuah candaan dan memang suasana sedang santai atau menyenangkan, tak apa, toh mungkin orang yang dikatakan seperti itu juga akan membalas dengan candaan lagi. Tapi kalau perkataan itu serius atau bersifat ejekan, non non non. Jangan asal memutuskan seperti itu. Ada kemungkinan orang yang dikatakan seperti itu memang penakut dan tidak mau "keluar dari zona nyaman", tetapi ada juga yang memiliki masalah yang serius. Contohnya, dia memiliki trauma karena saat dia masih kecil, dia sering ditinggal sendirian di rumahnya dan sering mendapat suasana yang menakutkan (ya... bisa dibayangkan sendiri seperti apa). Bisa juga dia memang pernah menonton film horor, namun saat dia tidur di malam hari, hal menakutkan yang dia tonton sebelumnya muncul di mimpinya, dia ketakutan tetapi tidak bisa bergerak dan tidak bisa berteriak. Dan bangun adalah hal yang sangat diinginkan, tetapi tertidur kembali adalah hal yang sangat dihindari.
"Cuma tidur 5 jam aja udah pusing gitu, gue yang tiap hari tidur 3 jam aja sehat-sehat aja. Lemah ya?"
Hmm ini benar-benar persepsi orang yang beragam dan ini tergantung ketahanan dan kondisi tubuh setiap orang. Perlu diingat kembali di dunia ini tidak hanya ada 10 atau 100 orang, melainkan ... ya banyak, itung aja ada berapa orang di dunia ini (haha), jadi jangan anggap seolah-olah semua orang adalah sama. Jangan beranggapan dia lemah, banyak alasan dibalik itu semua jika dilihat dari segi medis. Kekurangan tidur atau istirahat dapat mengakibatkan berkurangnya konsentrasi, semangat, dan menurunnya kesehatan (terkecuali bagi orang yang memang kuat ya, lol). Bagi siswa yang kekurangan tidur bisa saja menurunkan semangat dan konsentrasi dia dalam belajar, prestasi dia jadi menurun, tapi bagaimana jika dia terus seperti itu dan tidak naik kelas selama beberapa tahun dan akhirnya dikeluarkan dari sekolah dan tidak mendapat ilmu yang lebih tinggi lagi hingga akhirnya dia menjadi pengangguran? Memang itu semua hal buruk yang dapat terjadi, sih. Bagi diri saya sendiri, kekurangan tidur dapat membuat daya tahan tubuh berkurang, membuat saya lebih mudah stres, khawatir, tidak tenang, dll. Hal ini dapat membuat maag kambuh, dan ini benar-benar mengganggu. Saat maag kambuh, saya sering kali mual bahkan terkadang muntah, tidak nafsu makan (padahal kalau maag itu tidak boleh telat makan), khawatir apa yang akan terjadi. Tentu saja hal itu sangat mengganggu keseharian saya. Intinya banyak hal yang dapat terjadi jika kekurangan tidur.
"Kok repot-repot bawa payung sama jas hujan sih?", "Hujannya kan kecil, gausah pake payung lah!"
... Sama seperti yang dibahas sebelumnya, kondisi tubuh setiap orang berbeda-beda. Ada yang hujan-hujanan selama beberapa hari dia masih sehat. Ada yang hanya terkena hawa dinginnya hujan, esoknya dia langsung sakit, sakitnya lumayan lama pula.
"Perasaan cuma (melakukan sebuah hal) gampang, deh. Masa ga bisa ?"
Ini sih hubungannya dengan kemampuan setiap orang, dan di sini ditekankan lagi bahwa TIDAK SEMUA ORANG SAMA. Jika kau menyuruh ikan untuk memanjat pohon, ikan itu akan terus berada dalam pemikiran bahwa dia bodoh, dia tidak bisa melakukan apa-apa, lalu akhirnya dia menyerah dan tenggelam dalam keterpurukan. Ya meskipun kita adalah manusia, tetapi mengapa tidak kita ambil pelajaran dari pepatah ini?
"Dokter bilang umur perokok itu terus berkurang karena merokok, tapi kok dokternya meninggal duluan? Kan dia ga ngerokok?
Bagi orang yang tidak merokok atau perokok pasif yang umumnya ditemui, mereka tidak terbiasa dengan asap rokok, mereka bisa saja merasa terganggu. Bahkan perokok pasif itu menghirup asap rokok tanpa dikeluarkan sepenuhnya lagi, berbeda dengan perokok yang menghisap asap rokok dan mengeluarkannya lagi. Hal ini tentu berbahaya bagi mereka yang tidak merokok. Tentu saja saya mempersilahkan orang-orang untuk merokok, gaada salahnya merokok kalau itu kemauan mereka. Hanya saja tolong merokoklah di tempatnya atau di tempat yang tidak mengganggu orang-orang. (Mungkin saja dokternya memang sudah ditakdirkan seperti itu, kan?)
.
.
Sebenarnya tentu masih banyak hal yang tidak sependapat dengan pandangan masing-masing, tetapi kalau bisa menghargai setiap pendapat orang, mengapa tidak? Terkadang orang-orang dapat dengan mudah marah, salah paham, ter"triggered" di saat ada hal yang mengganggu, tapi kalau dapat saling menghargai dan lebih sabar, itu akan membantu. Tentunya setiap pendapat memiliki alasan tersendiri, jadi jangan asal memutuskan sebuah hal sebelum mengetahui alasan dibaliknya.