Mau Jual Kreasi atau Jual Diri?
Sumber Gambar
Bos, jumpa lagi dengan saya. Tapi, kali ini tidak ada salam pembuka atau basa-basi pemanis kata.Maklum, konten ini saya buat dalam gelap gulita, saat istri dan jiran tetangga sedang tidur senyenyak-nyenyaknya. Ketika mereka sudah mimpi entah apa-apa, saya justru masih cari beulanja walau jam sudah lewat pukul tiga.
Baik lah. Cukup sekian intronya. Saya cuma mau mengingatkan kembali wejangan curator Indonesia yang juga perintis KSI @levycore, bahwa akun blog kita di Steemit ibarat toko.
Ya, bos. Ini bisnis. Ini dagang. Ini pasar. Rukonya hape sampeyan dan barang dagangannya konten yang kita sajikan. Kita bebas jualan apa saja di sini. Semua pangsa pasar tersedia. Yang suka sastra, silakan berdagang sastra. Yang doyan budaya, tulis tentang budaya, yang tidak suka orang lain maju, juga silakan tulis sumpah-serapah kapan saja hingga iri-dengki tak tersisa.
Yang jelas, karena ini dagang, kita mesti punya strategi pasar dan tehnik pemasaran. Mazhabnya boleh suka-suka. Mau ambil strategi tukang martabak yang memukul-mukul belanga besi ketika pelanggan sepi, boleh. Mau buat trik sulap ala pedagang obat kaki lima, agar orang-orang berkerumun untuk ditawari obat, silakan. Yang penting, martabaknya wajib enak dan obatnya bukan campuran bodrex dengan tepung terigu.
Sumber Gambar
Saya terkesan dengan seorang penjual buah-buahan di pasar kecil dekat rumah. Pria muda ini selalu menawarkan kantong plastik besar secara gratis setiap kali melihat belanjaan saya meugeuranduet atau terpisah dalam banyak kantong plastik kecil. Itu dilakukan bukan sekali dua. Terlalu sering. Dan, karena itu jua, saya kemudiam berlangganan beli buah padanya, hingga sekarang.
Strategi menarik simpati dari pedagang buah ini patut kita adopsi. Dia punya lapak dagang dengan komoditi buah-buahan segar yang kualitasnya selalu dijaga. Jika di Steemit, pedagang ini berarti sudah punya akun dan sudah mampu membuat konten berkulitas. Langkah selanjutnya yang mesti ia lakukan adalah menarik langganan. Caranya, ya seperti yang saya bilang tadi; meski kita tidak belanja buah pada dia, setiap kali melihat kita kewalahan meneteng belanjaan dari kios lain dalam banyak plastik kecil, pasti diberi kantong plastik ukuran besar, agar mudah dibawa.
Dari sisi harga, plastik ini mungkin harga per satuannya tak sampai lima ratus perak. Tapi, karena rutin dilakukan dengan tulus dan sabar, kita yang hampir saban hari menerima plastik gratis darinya, lama-lama jadi tidak enak hati, kemudian pasti memilih menjadi langganan belanja buah padanya. Trik menggaet pelanggan yang dilakukan pedagang buah ini menyasar titik paling krusial, yakni emosional atau hati. Ketika hati kita sudah dalam genggaman sang pedagang buah, cepat atau lambat kita pasti jadi langganannya, dan sipedagang buah tadi hanya tinggal menjaga kualitas dagangan supaya kita tidak sampai berpaling lagi ke kios lain.
Di Steemit kurang lebih juga demikian. Jika sudah punya akun dn mampu membuat konten menarik tapi minim jumlah dan nilai upvote, itu tandanya strategi pemasaran kita belum mumpuni. Ambil hati calon pelanggan (upvoters) dengan rutin menyambangi blognya dan mengupvote serta meresteem kontennya, jika memang konten itu layak diperlakukan demikian. Dan jika patut dipuji, pujilah dengan elegan. Puji karyanya, jangan orangnya. Dan kadar pujian jangan berlebihan. Karena ketika kadar pujian sudah lewat dosis, itu sudah menjijikkan. Endingnya, bukannya dapat langganan, kita malah dijauhi.
Sumber Gambar
Intinya, kita harus selalu ingat, di Toko Steemit, kita menjual isi atau konten karya sendiri. Bukan plagiat atau hasil mencuri. Sekali lagi, di Toko Steemit, kita menjual isi. Kita cari uang di sini. Jangan jaim atau sok idealis tingkat tinggi. Tapi, jangan juga sampai menjual harga diri demi meraih simpati. Ingat sekali lagi! Kita di sini, menjual kreasi, bukan jual diri !!! Deal???
Sumber GIF
Mantap cek @musyawirwaspada... Kontennya lama ceh tapi cukup matang congratulations....
😀😀😀😀😂
Omak, @myus dan cut Bang @dodiaceh2 masih buka lapak juga rupanya, 😁
Luar biasa pak @musyawirwaspada.. gambarnya itu lho.. hahahah
Sesuai kebutuhan pak @jamal.jeje
Tentu kita jual isi ketua, selain harga tinggi juga punya harga diri. Kalau jual diri kita rendah dan jadi tak tau diri.
Cocok ketua @bahtiarlangsa. Kita semazhab dalam perkara ini. 😊
Sangat mengoda seandai nya saja. Itu wanita akn kugoda dia
Jaka sembung pakek golok lagoe jack @sakupoi