Hujan Memasungku Di Corner Coffee

in #life6 years ago

Hujan yang mengguyur Aceh Jaya memasungku di sebuah warung. Semula hanya ingin mencari makanan sebentar saja. Tapi kini sudah satu jam lebih saya tersandera di sini di Corner Coffee. Hujan memang rahmat tapi alangkah baiknya bila hujan reda beberapa saat saja. Saya ingin kembali ke rumah. Istirahat untuk besok bisa kembali bekerja.

Bila hujan ini masih terus memasungku di sini. Dapat saya pastikan besok saya akan terlambat hadir di tempat kerja. Itu tidak baik buat saya dan juga buat tempat saya kerja mecari rezeki. Alhamdulillah tulisan ini sempat tertunda selama beberapa menit. Alhamdulillah yang saya maksud buka karena tertunda tulisab tapi karena hujan sempat reda dan saya bisa pulang. Dan Alhamdulillah saya selamat sudah sampai di rumah dan sedang melanjutkan tulisan ini.

Begitu hujan agaj sedikit reda saya langsung menancap gas pulang ke rumah. Dan sekarang ya sekarang. Hujan sudah mulai mengguyur deras Aceh Jaya. Bagaimana dengan daerah teman-teman, apa di tempat kalian juga sedang di guyur hujan?

Saya membayangkan hujan yang deras tadi ketika saya berada di Corner Coffe akan memasung dan menyandera saya hingga shubuh tiba. Dengan cuaca yang sangat dingin dan saya tidak memakai jaket, ditambah angin laut pasti akan membuat saya mengigil kedinginan. Tapi Alhamdulillah hujan sempat berhenti beberapa menit dan saya bisa tiba di rumah.

Sekarang hujan disertai angin kencang sedang menderu di luar rumah. Deru ombak sangat jelas terdengar. Maklum saya tinggal di daerah pesisir. Atap rumah tetangga terdengar seakan tersingkap lalu terttutup kembali. Bunyi atap seng dihempas angin itu bisa sangat mengganggu tidur saya. Tapi yang lebih disayangkan lagi. Bagaimana nasib tetangga saya itu? Pasti dia dan seluruh penghuni rumahnya tidak bisa tidur.

Setiap kali angin kencang atap rumahnya selalu saja dikibas angin, semoga saja tidak sampai diterbangkan atap rumah tetangga. Deru hujan di atap saya juga tidak beraturan. Itu dikarenakan terpaan angin kencang dan juga tidak beraturan. Seakan angin yang bertiup itu sekali ke timur dan sekali ke barat, lalu angin berputar haluan ke utara dan seketika melajunke selatan. Begitulah yang saya bayangkan bila mendengar guyuran hujan di atap.

Pohon mangga di halaman yang terlihat dari jendela juga meliuk-liuk. Seakan cabangnya akan patah begitu juga jengkol yang tumbuh disela mangga dan pohon jengkol lebih tinggi dari pohon mangga. Semoga saja tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Saya masih mendengar atap seng rumah tetangga berbenturan.

Tetangga saya juga bernasib sama dengan saya dalam hal rumah yaiti rumah kontrakan. Alhamdulillah rumah saya sedikit lebih layak dibandingkan rumah kontrakan tetangga. Dia mengontrak sebuah rumah asbes bantuan jawa pos dulu masa rehab rekon pasca tsunami. Atap utamanya masih bagus. Tapi yang dikibaskan angin itu atap dapur yang ditambahkan oleh pemilik kontrakan.

Kondisi atap dapur tetangga sebenarnya masih layak bila tidak ada angin. Tapi bila angin kencang selalu saja atap itu seakan mau lepas dari tempat dipaku. Yang sangat di sayangkan bila hujan disertai angin kencang seperti yang sedang terjadi saat ini. Semoga pemilik kontrakan itu peka dengan kondisi rumah yang dikontrakkan. Agar siapapun yang akan mengontrak rumahnya bisa nyaman untuk tinggal.