Kuda Hitam Pilkada Pijay
Peta pertarungan pilkada 2018 Kabupaten Pidie Jaya diprediksi menciut kepada tiga pasangan calon. Ini dia para petarung itu; Abua Aiyub, Yusri Melon dan Sop Kreh Kroh.
image: www.thinglink.com
Menjelang penetapan calon Bupati Pidie Jaya oleh KIP pada Februari 2018 mendatang, ada dua partai politik yang telah menetapkan jagoannya untuk bertarung. Partai Aceh mengusung kembali pasangan Aiyub Abbas - Said Mulyadi dan Nasdem menjagokan Yusri Yusuf-Saifullah. Dari jalur perseorangan akan melaju Muhammad Yusuf - Muslahuddin Daud.
Dua nama yang diusung parpol sangat dikenal oleh publik Pidie Jaya. Aiyub adalah patahana yang masih menjabat. Pun Yusri Melon yang telah malang melintang dalam percaturan politik Pidie Jaya. Lalu siapa Yusuf Kreh Kroh-Muslahuddin Daud?
Mereka berpotensi menjadi kuda hitam dalam pertarungan politik kali ini. Sop Kreh Kroh adalah mantan kombatan GAM juga pengurus PA Pidie Jaya yang telah mengundurkan diri demi merebut kursi kekuasaan. dan pasangannya, pria yang akrab disapa Mus adalah mantan aktifis 98 yang berprofesi sebagai pekerja lembaga sosial asing dan praktisi pertanian.
Photo FB Muslahuddin Daud
Sop Kreh Kroh adalah representasi masyarakat kecamatan Bandar Baru yang akan bersaing ketat dengan Aiyub Abbas, baik secara personal maupun secara kelompok antar sesama mantan kombatan. Muslahuddin Daud adalah putra kecamatan Meureudu yang akan menyaingi Yusri Melon. Mus dan Melon adalah sama-sama praktisi pertanian, bedanya pada kiprah Muslahuddin yang lebih menonjol secara nasional, namun ada di posisi dua, atau sebaliknya Melon yang hanya dikenal di Pidie Raya melalui Keumangnya, namun menduduki posisi satu. Orang Meureudu lebih tahu posisi mana yang mereka mau.
“Kami ragu akan kemajuan Pidie Jaya ke depan jika melihat paslon yang ada. Tapi dengan tampilnya Sop Kreh Kroh - Mus, ada harapan baru,” kata salah seorang warga Meureudu.
Strategi pemenangan Kreh Kroh dan Mus katanya dengan memaksimalkan potensi kandidat yang ada pada calon unggulan mereka. “Masyarakat harus merubah pola pikir. Jika dulu memilih kandidat berdasarkan jumlah uang mereka, sekarang mari pilih kandidat yang punya kemampuan pembinaan dan kepemimpinan.” Harap Timses Kreh Kroh.
Mesin pemenangan apa yang akan digunakan petarung jalur perseorangan itu?
“Kami punya komunitas petani binaan, dan para relawan lingkungan hidup yang tersebar di seluruh kabupaten Pidie Jaya, bahkan Aceh. Kami akan gerakkan semua potensi yang ada untuk kemenangan.” Lanjut simpatisan Rakan Muda. Mereka diharapkan gencar mensosialisasi Sop Kreh Kroh dan Muslahuddin Daud kepada masyarakat Pidie Jaya.
Dilihat dari komposisi wilayah, konsentrasi suara publik jelas terbelah kepada dua pasangan calon di dua kecamatan basis suara; Bandar Baru dan Meureudu. Suara kandidat PA aman di Kecamatan Bandar Dua yang diwakili Said Mulyadi. Said piawai memainkan irama politik PA, "satu atau dua sama saja!"
Para kandidat akan saling berebut suara di wilayah tengah kabupaten, seperti Jangka Buya, Ulim, Meurahdua, Trienggadeng dan Panteraja.
Peta politik dukungan parpol dapat dilihat dari Komposisi 25 kursi yang ada di Parlemen Pidie Jaya. PA menguasai DPRK dengan perolehan 9 Kursi, disusul Nasdem dan PAN, 4kursi. PPP mengantongi 2 kursi. Gerindra, PNA, PKS, PKB, PDA dan PBB masing-masing punya 1 kursi.
Penikmat Politik di Pidie Jaya masih bertaruh untuk nyali PAN mengusung kandidat sendiri atau dia pilih nyaman berdagang kursi. Seperti PA dan Nasdem yang siap bertarung secara “jantan dan betina” -meminjam gertak Bang Jhoni di serial komedi Eumpang Breuh - arah dukungan parpol lain belum bisa diterka. Parpol minim kursi sibuk menggagas poros koalisi “jual beli”, ada “si sexy” PDIP yang lagi unjuk gigi, dan si “tampan” Demokrat sedang berseri.
Ah Ha Ye !
Mengapa kuda hitam?
Ada kecenderungan menurunnya elektabilitas Partai Aceh sehingga membuat posisinya sebagai capolista (pemuncak klasemen) digeser pendatang baru, Partai Nanggroe Aceh. Temuan lain ditengah masyarakat yang menarik perhatian adalah; Ada uang ada suara.
Ah Ha Ye !
Mungkin Abu Chiek dari sana akan berbagi pengalaman di kabupaten hasil pemekaran Pidie ini. Atau politik uang di Bireun sebatas sedekah demokrasi. Mak Chiek, pue warna kuda dalam politiek?
Baca Juga artikel Pilkada Pidie Jaya disini
https://steemit.com/opini/@rifopage/327rs4-toke-syi-antara-cabup-dan-investor-politik
Arif memang kuat ditulisan seperti ini, dalam, tajam dan memikat... Mantap
Upvotenya dong, Bro.
Masih belum ngerti caranya bro... Ajarin dong, aku pake browser Mozilla di smartphone
konsult ke bro @andifirdhaus
Congratulations @rifopage! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
Award for the number of comments
Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP
Resteemed your article. This article was resteemed because you are part of the New Steemians project. You can learn more about it here: https://steemit.com/introduceyourself/@gaman/new-steemians-project-launch
@mrainp420 has voted on behalf of @minnowpond.
If you would like to recieve upvotes from minnowponds team on all your posts, simply FOLLOW @minnowpond.
UpVoted @rifopage dan tulisan Tuan sungguh hebat. Tertarik Saya kepada Kuda Hitam, sebab ada Biduanita Indonesia menyanyikan lagu nya...