Budidaya tanaman bawang merah
Bawang merah (Allium cepa L.) merupakan tanaman semusim yang banyak dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan bawang merah semakin meningkat karena hampir semua masakan membutuhkan komoditas rempah satu ini.
Bahkan di tahun 2013 harganya bisa melonjak sampai 70 ribu per kg karena kelangkaan pasokan akibat berkurangnya jumlah petani yang menanam bawang merah dikarenakan lahan-lahan di sentra-sentra produksi bawang merah, seperti Brebes, Tegal, Nganjuk dan Cirebon mengalami penyempitan dan degradasi hara.
Belakangan Indonesia membalikkan keadaan.
Berdasarkan data BPS, Indonesia sejak bulan Januari hingga Juli 2017 Indonesia telah mengekspor bawang merah ke beberapa negara mencapai 657,3 ton. Sebelumnya, di tahun 2016 total ekspor bawang merah sebanyak 735,7 ton dan tidak ada impor (NOL).
Negara tujuan ekspor bawang merah Indonesia terbanyak ke Thailand, disusul Vietnam, Taiwan, Malaysia, Singapura, Timor Leste dan negara lainnya.
Daerah-daerah lain di Indonesia sebenarnya berpeluang cukup besar untuk pengembangan bawang merah, misalnya di lahan kering.
Selama ini bawang merah lebih banyak dibudidayakan di lahan sawah dan jarang diusahakan di lahan kering/tegalan. Secara teknis, bawang merah mampu beradaptasi baik jika ditanam di dataran rendah, baik di lahan irigasi maupun di lahan kering bahkan lahan berpasir sekalipun bisa tumbuh dengan baik, seperti di pantai pandasimo, Yogyakarta.
Dengan demikian bawang merah mempunyai prospek untuk dikembangkan di lahan kering walaupun dengan luasan lahan kecil sekali pun.
Berikut ini disampaikan syarat tumbuh dan teknik budi daya bawang merah.
Posted using Partiko Android
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
http://8villages.com/full/petani/article/id/59faf64f2bad4c570ecad65a