(Puisi) Berita Masalalu
Aku melihat dengan tatapan
aku merasa dengan sentuhan
Aku yang kini pergi tinggalkan
Lembah dusta suatu kutukan
Kau perempuan alim
Kau bidadari yang tak lazim
Bibirmu liar mencaci kejam
Hingga lelaki kau katakan haram
Senajis, Sebusuk apa pilihan sari pati
Hingga kau tak sadari
Diri yang kau miliki
Tercipta dari bagian yang kau haramkan ini
Ah, begitu banyak cerita manis tentangmu,
yang aku bagi bersama hujan,
malam ini,
sembari petikan gitar yang memainkan lagu kesukaanmu,
sungguh malam seperti ini aku ingin menghabiskannya denganmu saja
landlord gazing through the night.
fall upon the moon, embracing mosses stone.
garden field branches, leaves, dust.
bird singing lullaby, tearing out my ear
tapi mengapa engkau membakar semua kenangan bersama petikan harpamu..
denting senar harpa emas di hatimu takkan mungkin memudar waktu..
dimana aku memegang kunci di tiap noktah terpijak..
Sebab masa depan bukan milik kita
Kita sepasang pencuri
Diam-diam memikirkan (si)apa yang tak lagi membersamai
Malam melarut.
Sisa suara petasan masih bersaut.
Tak hiraukan telinga sang tetangga.
Resah gelisah bayi dalam dekap bunda.
Tersebab suara petasan masih membabi buta.