Poetry, (Suara dari Wujudmu)
Aku menulis puisi di tubuhmu
kala senja menyapa
hingga ku-mengerti, liris pagi telah menua
di kulit mata kaum tanah
pun pada gemawan langit
gemetar rahsaku mengeja nirmala
yang menyuara selarik kangen
dan kemarau ganjil 'tlah berwarna.
Pada gerak waktu tanpa ritme detiknya
ku-suara namamu di bait pertama, di bawah judul bahasa
bahkan ku-baca jelas
dalam sentuhan senyum manis
dengan bunyi serupa gelombang kosmis
kala menerjemah guguran gerimis
; rintiknya kecil... tetapi, tak sedikit basah ia menyisa aroma mistis tanpa bencil.
Terkasih, aku sadar... aku 'tlah murca ke dalam haq Cinta
seperti penciptaan wujudmu - wujudku
sebelum wujud kita
tak lain adalah wujud-Nya.
Aku menulis sirr rahsa di tubuhmu
kala senja semakin maghrib
hingga ku-mengerti, napas kata-kata mulai menipis
namun tidak dengan kangenku
sebab citramu 'tlah ku-semat do'a di bukit Tursina
dalam sajak-sajak purba sang pertapa
agar nyala teruslah bernyawa
pada semburat tasbih nirmala
di peta garis bentang kelir sunyi
kau ; perempuan puisi.
Congratulations @tanpa.batas! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
Award for the number of upvotes received
Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
To support your work, I also upvoted your post!
For more information about SteemitBoard, click here
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP