Sang Jendral

in #politics7 years ago (edited)

image
#Character assasination terhadap Prabowo Subianto memang sangat luar biasa.
Tak ada hari tanpa cemooh di media massa. Serangan bertubi-tubi oleh lawan-lawan politiknya, tidak membuat Prabowo kehilangan kendali.
Ia merenung, melihat masa depan diri nya.
Tak ada tempat buat dirinya lagi di TNI, institusi yang sangat ia cintai.
Tempat ia ,menghabiskan sebagian besar hidup nya.
Untuk menenangkan diri nya, Prabowo teringat pada sahabat karib nya, Pangeran Abdullah dari Yordania.
Ia memutuskan untuk mengunjungi sahabat nya itu, meninggalkan Jakarta yang penuh intrik dan tipu muslihat.

image
Rupa nya sahabat karib nya semasa pendidikan militer di Amerika, mencermati perkembangan politik di Jakarta.
Pangeran Abdullah melihat Prabowo sedang dijadikan sasaran politik oleh lawan-lawan nya. dalam sebuah persekongkolan yang sangat sistematis.
Ketika mendengar Prabowo dicopot dari jabatan nya, Raja Abdullah menawarkan pesawat sewaktu-waktu diperlukan.

Bagaimanapun Prabowo yakin bahwa sejak lama musuh-musuh nya telah memutuskan untuk mengeluarkan ia dari TNI.
Persiapan untuk ini tampak nya sudah matang. Mereka mungkin akan begitu mudah untuk membuat keputusan terhadap hidup nya. Mereka tahu Prabowo secara psikologis telah berhasil dilemahkan.
Dalam pandangan publik dialah yang bertanggung jawab atas kejahatan yang baru-baru terjadi.

Jadi kalau ia korban dari "kejadian" meracuni secara instan, akankah seseorang mempermasalahkan untuk kemudian protes ? Daripada menghabiskan waktu untuk memikirkan nasib nya di Jakarta , Prabowo memutuskan ke Yordania.
Selanjutnya ia membutuhkan waktu untuk berfikir untuk meninggalkan ini semua.

Ketika Prabowo meninggalkan Indonesia, pada September 1998, ia langsung berangkat ke Amerika Serikat.
Ia ingin mengunjungi putra nya yang sedang bersekolah di Boston.
Ia telah ,mendengar juga bahwa Pangeran Abdullah sedang berada di Washington DC. Ayahnya, Raja Husein, sedang dirawat di rumah sakit di ibu kota negara itu.
Setelah beberapa kali menelpon, mereka mengatur pertemuan dan Pangeran Abdullah mengatakan pada Prabowo bahwa ia akan disambut di Amman kapanpun.

Suatu hari kemudian Prabowo terbang menuju Yordania, kota persinggahan yang baru.
Ia telah memberitahukan bahwa diri nya sedang dalam proses menjelang pensiun dari militer.
Ia telah memikirkan diri nya sebagai seorang sipil walaupun secara resmi Markas Besar AD belum menerbitkan surat pensiun nya waktu itu.
Dia memutuskan untuk melewati pintu gerbang resmi di bandara.

Suatu hari, ketika sedang berada di hotel nya di Amman, Prabowo mendapatkan pesan resmi yang menyatakan bahwa ia diundang ke Markas Angkatan Bersenjata Yordania. Pangeran Abdullah akan menerima nya sore hari dan sebuah mobil akan menjemputnya di hotel.
Prabowo menggunakan pakaian sipil. Ia pernah mengunjungi markas tentara Yordania tetapi kini ia merasa bukan lagi seorang perwira.

image
Prabowo datang sedikit terlambat, dan saat sampai di gerbang, ia melihat barisan ganda pasukan yang membntuk penjagaan khusus kehormatan.
Prabowo yakin bahwa pengunjung lain akan datang di waktu yang sama.

Ia keluar dari mobil dan segera berjalan menuju pintu samping.
Segera satu-dua perwira berseragam mendatangi nya.

" Tidak Jenderal ! Tidak !! "
Anda harus lewat jalan ini untuk inspeksi Pengawal. "

Terkejut dan merasa terhormat, memeriksa barisan mengesankan Pasukan Bedouin. Pangeran Abdullah datang dan berkata pada nya sambil tertawa ringan:

image

" Bagi kami, anda tetap seorang Jendral ".

Sort:  

Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
https://bonamanullang.wordpress.com/2014/06/12/sekelumit-tentang-letjend-purn-prabowo-subianto/

no problem, because this is my story, I am an admirer of Prabowo Subianto and also Gerindra Party cadre,
Parbowo Subianto is the chairman of the Gerindra Party.