Steemit Menunjang Pertumbuhan Ekonomi Kreatif di Indonesia
Desain oleh @beladro
"Mereka yang memiliki ide akan lebih kuat dibandingkan mereka yang bekerja dengan mesin produksi, atau bahkan pemilik mesin itu sendiri."
(John Howkins, penulis buku The Creative Economy)
Pakar ekonomi menyebut ekonomi kreatif merupakan sebuah era ekonomi baru yang memutar balik teori-teori ekonomi lama. Merujuk pada buku "Pengembangan Industri Kreatif Indonesia 2025"yang diterbitkan oleh Departemen Perindustrian, bidang-bidang yang termasuk dalam ekonomi kreatif meliputi periklanan, arsitektur, seni lukis, desain, kerajinan, fashion, video, film, fotografi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan, pariwisata, penerbitan, software dan startup, kreasi konten, serta riset. Bidang yang beragam dan dengan potensi sumber daya manusia Indonesia yang sangat banyak, harusnya Indonesia mampu menjadi negara yang unggul dalam pengembangan ekonomi kreatif. Perkembangan teknologi juga menjadi pendorong ekonomi kreatif melaju pesat menjadi mesin penggerak ekonomi global. Dan tidak mengherankan bila kemudian negera-negara maju memperoleh pendapatan devisa terbesarnya dari sektor ekonomi kreatif. Sedangkan Indonesia baru mampu mendatangkan 7-8% devisa dari ekonomi kreatif.
Kreatif adalah kemampuan untuk memberi ide baru dalam penyelesaian masalah. Ekonomi adalah berbagai aktivitas yang menyangkut dengan produksi, distribusi dan konsumsi baik barang atau jasa. Maka ekonomi kreatif secara sederhana bisa diartikan sebagai sebuah konsep ekonomi di mana kreativitas, informasi, pengetahuan, ide dan kemampuan individu menjadi faktor produksi yang utama.
Indonesia sebagai negara berkembang belum mampu merespon era ekonomi kreatif ini secara maksimal, banyak hal yang harus dibenahi, apalagi bila mengacu kepada pemikiran futurolog Alvin Toffler yang membagi tiga gelombang peradaban manusia; pertanian, industri dan informasi, maka Indonesia masih belum bisa melewati semua tahapan tersebut secara menggembirakan. Teknologi pertanian kita masih kalah dengan negara tetangga, dunia industri Indonesia belum bisa mandiri dan sangat bergantung dengan negara lain, dalam hal teknologi informasi, masalah galian kabel Telkom saja belum kelar. Di sisi lain kita harus segera merespon era baru, yaitu era kreatif.
Merah putih yang terkoyak, harus kita tata bersama agar indah pada waktunya...
"The Show Must Go On", begitu teriak Freddie Mercury si vokalis legendaris dari Queen. Untungnya dengan kemajuan teknologi informasi di belahan dunia lain telah mempengaruhi tatanan sosial dan politik Indonesia yang mana batas geografis dan politik tidak lagi bisa menghalau setiap warga negara Indonesia yang ingin berkembang dan maju. Tatanan hukum dan kekuasaan negara di sebuah daerah yang pemerintahnya menganggap bioskop sebagai tempat mesum tidak bisa mengekang warganya untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan baru melalui internet. Setiap individu yang memiliki semangat untuk maju kini terbuka untuk menggali potensi kreatifnya. Bahkan bagi mereka yang sudah larut dalam kehidupan dunia digital, negara hanya dibutuhkan ketika harus mengurus KTP, Paspor dan Buku Nikah. Daerah-daerah yang jauh dari pusat kekuasaan sebelumnya harus rela menjadi warga negara yang terpinggirkan dan selalu terlambat merasakan kemajuan, kini berpeluang untuk melampaui warga yang berada dekat dengan kekuasaan.
Misalnya seperti di Aceh, daerah yang tidak ada sekolah film, beberapa tahun terakhir banyak sekali muncul sineas-sineas muda yang karyanya menjuarai berbagai festival film nasional dan internasional. Setahun lalu saya kaget, Banda Aceh yang tidak memiliki lembaga pendidikan khusus desain grafis bisa muncul 300an lebih desainer font yang berkarya memakai fasilitas wifi di kedai-kedai kopi dan mereka bisa hidup dari menjual karyanya di internet. Lewat media digital mereka menembus batas-batas negara dan belajar bersama warga dunia lainnya.
Untuk mendukung perkembangan sineas muda Banda Aceh yang salah satu motornya adalah komunitas Aceh Documentary yang digawangi @jamalphonna dan @fauziulpa, dibantu juga oleh @kitablempap and the gank. Kami bersama Kaninga mencoba merintis lahirnya bioskop pada tahun 2016, dengan nama Kaninga Cinema Banda Aceh, kami menyewa gedung Sultan Selim II selama 2 Minggu untuk pertunjukan beberapa film produksi Kaninga Pictures, salah satunya ada film BANGKIT, yang saat itu kami putar bersamaan dengan waktu tayang film BANGKIT di sinema-sinema besar seluruh Indonesia.
Peran Steemit
Realitas seperti di Aceh tentu saja juga sedang terjadi di pelosok Indonesia lainnya dengan dinamika yang berbeda. Keinginan dan kreativitas individu tak bisa lagi dibendung oleh apapun, bahkan dengan senjata sekalipun. Imajinasi dan teknologi telah membawa angin revolusi dalam jiwa dan pemikiran manusia dunia. Sebuah revolusi yang tak perlu membunuh dan menghancurkan.
Meluapnya daya kreatif individu ini membutuhkan ruang yang mampu menampung produksi konten dan pasar baru yang dapat mengatur alur distribusi dan konsumsi secara fair dan cepat. Di sini Ned Scott dan Dan Larimer hadir memberi solusi dengan mencipta sebuah platform media sosial berbasis blockchain bernama Steemit. Ned Scott adalah lulusan Bates College, Lewiston, Maine, Amerika Serikat. Ia pernah menjadi Analis Keuangan di Gellert Global Group, sebuah perusahaan import. Sedangkan Dan Larimer sudah lama berkecimpung di dunia blockchain dan bitcoin dan pernah bekerja untuk Bitshares. Keberanian mereka untuk keluar dari zona nyaman dan merintis sebuah gagasan baru telah membawa kita semua menjadi steemian hari ini. Dan Peter Thiel, pendiri Pay Pal dalam bukunya"Zero to One" menulis: "Pemikiran cemerlang itu langka, tetapi orang yang berani jauh lebih langka daripada orang yang genius".
Steemit dengan logaritmanya yang canggih mampu mendorong dan membangkit kreatifitas pengguna, melalui sistem reward dalam bentuk Steem Dollar (SBD) konten karya para steemian menjadi tidak sia-sia dan potensi bisnis kreatif jutaan bahkan puluhan juta rupiah terbuka lebar. Tentu saja untuk hasil yang maksimal steemian harus mampu memahami dengan baik semua tata cara bersosialisasi dan membangun reputasi di Steemit. Selain kemampuan menghasilkan konten yang baik dan menarik, steemian juga dituntut memiliki kemampuan memasarkannya. Salah satu yang penting untuk memperluas network di Steemit adalah dengan berkomunitas, di sana steemian bisa saling berbagi pengalaman dan hal-hal teknis mengenai blokchain dan mata uang digital atau cryptocurrency.
Yang terhormat para pendekar gaplek Cangkir Sembilan yang juga steemian garis keras :D...
Seorang kru kedai kopi Cangkir Sembilan pemilik akun @riezaldi adalah contoh nyata bagaimana Steemit mampu membangkitkan potensi kreatifnya dalam menulis dan membaca. Sebagai pemilik Cangkir Sembilan, saya tidak pernah tahu sebelumnya kalau @riezaldi memiliki bakat menulis dan fotografi. Dia datang menemui saya melamar kerja di Cangkir Sembilan sebangai waiter, dan karena waktu itu ada kru yang baru keluar, maka saya memberikan kesempatan kepada @riezaldi. Melihat perkembangannya dalam beberapa hari, saya memintanya untuk belajar memasak, ternyata dia mampu dan selanjutnya dia sanggup masuk ke dalam irama kerja yang saya ciptakan di Cangkir Sembilan. Ketika sebulan lalu KSI Jakarta membuat meetup perdana di kedai kopi saya yang terletak di Kalibata City ini, @riezaldi yang malam itu bertugas melayani tamu diam-diam mengikuti acara meetup dari awal sampai akhir dengan tekun. Malah malam itu, ketika acara sudah bubar, saya lihat dia mengejar @musmail sang pencetus meetup perdana KSI Chapter Jakarta untuk meminta meminta petunjuk cara registrasi di Steemit. Hari-hari selanjutnya @riezaldi seperti tenggelam ke dalam dunia Steemit, akun pertamanya didatangi Cheetah karena dia mengambil tulisan-tulisan di google tanpa membuat kutipan, lalu dia bikin akun baru dan belajar keras untuk membuat konten yang orisinil agar tak lagi dikunjungi mr. Cheetah. Kini, setelah sebulan ia menjadi steemian, @riezaldi sudah mampu membuat konten-konten yang bagus dan menarik, dan dia sudah mampu mencapai level 41. Ia ber-Steemit sambil membuat kopi dan meracik mie Aceh. Luar biasa! Memang sebagai pengelola Cangkir sembilan, kondisi ini mengkhawatirkan saya, sebab fokusnya untuk bekerja dengan baik di kedai saya lihat agak terganggu, tapi di sisi lain saya juga senang melihatnya berkembang, paling saya tegur dia dengan guyonan: "Zal, jangan sampe pekerjaan utamamu maen Steemit, Cangkir Sembilan jadi sampingan, ya?!". Steemian bisa melihat perkembangan @riezaldi dengan mengunjungi blognya. Steemit pun berkembang cepat di Cangkir sembilan, setiap hari para pelanggan yang juga steemian berkumpul saling berbagi cerita tentang kegembraan dan hal-hal lucu dalam ber-Steemit. Maka untuk kemajuan para steemian di sekitar Kalibata City, saya membentuk Komunitas Steemit Cangkir sembilan (KSC9) bersama @jkfarza @zaimrofiqi @bennpolem dan @riezaldi. KSC9 tentu saja bernaung di bawah payung KSI Chapter Jakarta dan KSI Indonesia.
Kemajuan teknologi blockchain dan cryptocurrency yang bersanding dalam Steemit sangat mungkin akan meningkatkan perkembangan ekonomi kreatif Indonesia dan secara tidak langsung akan memberi sumbangan nyata bagi pertumbuhan ekonomi negeri ini. Kebijakan otonomi daerah belum bisa menjawab sepenuhnya amanat UUD 1945 tentang pemerataan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Desentralisasi yang menjadi roh teknologi blockchain mungkin memberi sedikit jawaban atas kebuntuan-kebuntuan akibat sentralisasi kekuasaan yang cukup lama berlaku di Indonesia semasa rezim Soeharto.
Semoga para kurator dan ambassador Indonesia mampu melihat potensi ini dan menemukan skema untuk dapat bekerjasama dengan berbagai pihak agar Steemit bisa berkembang dengan cepat dari Sabang sampai Merauke. Selanjutnya mari kita tunggu kedatangan @ned di Indonesia!
mantap nih. aku pernah denger kalimat ini. ahaha
Bang Rizaldi memang cepat beud naik level. Kalah bosnya ehehehe
Hahaha... dia lagi kehabisan ide, Vivie. Saya suruh dia baca novel kamu, belum sempat katanya :)
Ahahaha... Padahal bisa lho dijadiin postingan.
Luar biasa postingan nya
semoga apa yang di harapkan berjalan dengan lancar,semua akan indah pada waktu nya
Thx @tasier22. Btw kok bisa levelnya 9?
enggak tau,tiba-tiba turun sendiri,pas saya mulai tanggal 12 maret 17 lagi asyik saya bermain dan sangat semangat,turun ke 9..sekarang mulai bosan dengan 9
Steemit memang keren banget kok... Jika pemikiran kuno yg namanya kerja itu harus jadi pegawai dan kuli, ke depannya semua itu bisa digantikan robot, smtr yg kerja kreatiflah yang bisa terus maju krn tak bisa digantikan oleh robot.
Betul sekali, dan kreatifitas adalah komoditas yang tak akan pernah habis. Tidak seperti minyak dan gas yang bila digali terus menerus akan habis.
Kupas habis bang, ha ha ha ha..
Semoga dikesempatan berikutnya bisa berada di sisi steemian KSC9 bila berkunjung ke Ibukota. :D
Hahaha.. :), dengan hormat kami menanti kehadiran tuan @dilimunanzar di KSC9 :)
Semoga bang, seluruh Indonesia harus ada Steemians, kemana mana kongkow nya jadi tambah positif :D
Steemit membuatku candu akan ilmu
sehari tak kusentuh rasa rindu menusuk kalbu:)