Liburan Dadakan ke Pulau Sabang
Assalamualaikum,
Selamat pagi steemians penghuni planet bumi.
Seperti biasa. salam, sapa, mengawali tulisan yang entah nanti berguna atau tidak. Untuk sekarang ini saya akan membuat tulisan yang bertajuk liburan dadakan. Check this out.
Seperti tahun-tahun sebelumnya di dataran tinggi gayo ada hiburan rakyat yang biasanya dilaksanakan setahun dua kali. Hiburan rakyat ini dilaksanakan pada saat perayaan HUT kota Takengon dan perayaan HUT republik Indonesia. Perayaan ini adalah Pacuan Kuda Tradisional yang biasanya diikuti oleh Kabupaten-Kabupaten wilayah tengah Aceh. Antara lain: Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Lues.
Namun untuk saat ini bukan pacuan kuda menjadi bahan tulisan saya. Akan tetapi moment pacuan kuda yang dijadikan moment untuk berlibur. Kenapa demikian? Karena, biasanya saat pacuan kuda berlangsung pemerintah daerah memberikan kesempatan kepada sekolah untuk meliburkan diri di akhir pekan. Dengan demikian, maka kami selaku makhluk Tuhan yang bekerja sebagai tenaga pendidik dapat kesempatan berlibur. Oke, langsung ke liburan dadakan.
Sore itu bertepatan dengan hari Jum'at tanggal 10 maret 2018, seperti biasanya karena tempat saya bekerja berbentuk boarding school maka ketika ada isu-isu libur pacu kuda, beberapa rekan kerja yang membawahi bidang kurikulum dan kesiswaan memberikan informasi penjemputan santri untuk dibawa pulang. Waktu menunjukkan pukul 18.00, saat itu masih ada beberapa santri yang belum dijemput oleh orang tuanya. Kepanikan melanda mereka, ada yang memaksa kami untuk menghubungi kembali orang tua mereka, ada yang duduk diam tanpa kata-kata namun dengan mata yang berkaca-kaca. Sembari menunggu kami pun memutuskan untuk berdialog kecil tentang berlibur.
O ia hampir lupa, untuk saat ini kebetulan ada dua orang yang sedang dalam masa pengabdian berasal dari pondok pesantren Al-Basyariah Bandung. Mereka adalah M. Syamsa Kriza dan Iehsan Hidayatullah. Semenjak setahun yang lalu pesantren kami Maqamam Mahmuda telah menjalin kerja sama dengan pesantren tersebut. Maret ini merupakan bulan akhir pengabdian mereka di pesantren kami.
Setelah kami berkumpul dalam satu ruangan sederhana salah satu dari mereka berkata. Bang, kita pergi ke tempat yang bisa berenang aja yuk?
Mendengar ajakan tersebut banyak opsi yang ditawarkan oleh rekan-rekan lain. Ada yang menawarkan ke kabupaten bireuen untuk menikmati laut dan pantai, ada yang menawarkan kota Lhokseumawe untuk menikmati waterboom, dan ada juga yang menawarkan "udah kita ikutan ke pacuan kuda aja". Dari tawaran-tawaran tersebut tak juga kunjung mendapatkan kesimpulan tempat mana yang akan dikunjungi. Dalam diam salah satu dari kami berguyon, Sabang kita. Syamsa pun menjawab mantap udah itu aja bang. Setelah itu, muncullah opsi-opsi keberangkatan. Mulai dari keberangkatan menggunakan angkutan umum atau pribadi. Tak lama berselang adzan maghrib pun berkumandang. Diskusi dihentikan sejenak dan akan dilanjutkan setelah shalat maghrib.
Setelah shalat maghrib selesai dilaksanakan lengkap dengan dzikir, do'a, shalawat dan lain sebagainya. Kembali ke ruangan kecil sederhana untuk melanjutkan diskusi liburan.
Gimana? Kemana jadinya kita? Udah gas aja ke sabang bang syamsa begumam. Disudut ruangan ada salah satu rekan kerja lainnya saya pun berkata dalam bahasa Gayo "tengku ku sabang kite, mayi motor ni tengku o (tengku ke sabang kita bawa mobil tengku tu) beliau menjawab "kune beta bang? Sunguh ke buet ta? (Masak ia gitu bang? Serius kah itu?) Kira-kira begitulah percakapannya. Tak lama berselang setelah delegasi bawah tanah beliau pun mengiyakan ajakan itu. Namun ada sedikit kendala beberapa orang yang berencana berangkat sudah berkeluarga. Mereka pun sibuk menghubungi istri untuk berpamitan berangkat.
Setelah diskusi diputuskan untuk berangkat ke Pulau Sabang maka semua anggota team liburan dadakan berpencar untuk melaksanakan pekerjaan yang belum selesai hingga packing pakaian seala kadarnya. Keberangkatan pun diputuskan akan dilaksanakan pada pukul 23.00.
gambar diatas kurang lengkap karena satu anggota lagi tidak ada dalam gambar tersebut. Tapi tenang entar digambar selanjutnya pasti lengkap.😁😀
Jarum jam berdetak detik demi detik, dering handphone yang ketar ketur (istilah kami untuk deringan HP yang sering berbunyi) 🤣😄✌dan banyak sekali kejadian-kejadian lainnya sembari menunggu jam berangkat tiba.
22.59 hp saya kembali berdering pertanda ada panggilan masuk. Gambar telpon hijau di layar hp pun saya geser keatas pertanda menjawab telpon. "Kune? (Bagaimana?) Begitu saya menjawabnya. "Isi nge abang (udah dimana bang) begitu dia menyahut sapaan saya. "Ni tengah jelen (ni lagi jalan) saya pun bergerak menuju base camp keberangkatan.
Setelah semua anggota terkumpul salah satu dari kami berkata "nge sunguh ke buet te ni? (udah serius kah keberangkatan kita ini) begitu kira-kira. Udah jangan banyak lagi pertanyaan langsung saja masukkan barang bawaan ke mobil begitu saya menanggapi pertanyaan anggota team yang tak biasa dengan keberangkatan mendadak. 😄😂😁
Setelah semua siap keberangkatan pun dilaksanakan.
Selama perjalanan ada yang masih tidak percaya dengan keberangkatan yang tanpa perencanaan matang. Selama perjalanan obrolan-obrolan, candaan-candaan, dan lain sebagainya mengisi perjalanan kami.
Setelah beberapa jam perjalanan plus pemberhentian-pemberhentian yang dilakukan tibalah kami di kota Banda Aceh tujuan pertama adalah mesjid raya Baiturrahman untuk melaksanakan shalat subuh yang agak terlambat. setelah semua beres kami langsung bergerak menuju pelabuhan penyebrangan ulee lheue untuk langsung bergerak menuju pulau sabang. Setelah tiba di pelabuhan kami pun menghubungi sepupu dari salah satu anggota kami yang kebetulan mempunyai rumah di pulau sabang. Sembari menunggu kami pun melihat-lihat situasi pelabuhan.
Tiba-tiba pemberitahuan pun terdengar ke telinga kami bahwa kapal akan segera berangkat sedangkan tiket penyeberangan dan kunci rumah pun belum berada di tangan. Al hasil kami gagal menyeberang dengan kapal trip pertama. Setelah beberapa menit dari keberangkatan sepupu salah satu anggota kami pun tiba dengan anaknya yang masih berumur sekitar 4-5 tahun. Berjabat tangan, ngobrol dilakukan sambil berdiri. Karena kapal sudah berangkat kami memutuskan untuk menunggu keberangkatan selanjutnya. Kami pun menunggu di sebuah warung di sudut kanan pelabuhan ulee lheue. Sembari menunggu, sarapan pagi pun kami laksanakan di warung makan tersebut. Setelah semua siap salah satu anggota kami yang bernama radensyah memesan tiket penyeberangan dan anwar memindahkan mobil menuju tempat antrian mobil untuk dibawa masuk ke dalam kapal penyeberangan.
tiket sudah ditangan, keberangkatan selanjutnya siap kami laksanakan. Menunggu kembalinya kapal penyeberangan dari pelabuhan balohan sabang cukup melelahkan dan membosankan tapi karena memang ini kali pertama saya dan beberapa anggota lain ke pulau sabang maka lelah dan bosan pun tersingkirkan dengan sendiringa. Waktu berlalu begitu cepat tak terasa kapal pun tiba dipelabuhan. Berpamitan dengan abang pemilik rumah di pulau sabang sambil mengabadikam momen tersebut dengan kamera handphone.
Perlahan tapi pasti kapal bersandar di pelabuhan. Sambil menunggu penumpang dari sabang turun kami pun berpamitan kepada abang itu. Setelah semua penumpang dan kendaraan turun kami pun bergerak menuju kapal penyeberangan. Lantai teratas dari kapal pun menjadi pilihan kami, alih-alih ingin menikmati laut lepas menuju pulau sabang. Namun setelah kami berada di atas kapal tidak serta merta langsung berangkat akan tetapi harus menunggu lagi sampai semua penumpang dan barang masuk ke dalam kapal.
Perjalanan yang memakan waktu hampir dua jam pun kami lalui dengan ditemani angin sepoy-sepoy dan teriknya matahari pagi itu. Selama perjalanan berbagai tipe manusia bisa ditemui di dalam kapal tersebut. Ada yang asik sendiri dengan pose foto sana sini dan dengan berbagai gaya foto. Semua kalangan mengabadikan foto dikapal mulai dari anak-anak hingga orang tua pun ikut meramaikan mengabadikan gambar. Karena situasinya memang memaksa akhirnya saya pun meminta iehsan untuk mengambil gambar saya.
Pelabuhan balohan, ya itulah nama pelabuhan penyeberangan kota sabang yang menjadi tujuan kapal yang kami tumpangi. Perlahan tapi pasti sang nahkoda pun merapatkan kapal ke pelabuhan. Setelah bersandar kami pun bergerak turun menuju daratan. Setelah turun kami pun bergerak menuju rumah tempat kami menginap selama di sabang. Setibanya di rumah tersebut istirahat sejenak dan bergerak menuju rumah makan karena waktu memang sudah tiba untuk makan siang dan cacing diperut pun sudah gelisah tak menentu.😀😁🤣
Setelah makan siang kembali kerumah untuk beristirahat dan membersihkan diri keringat-keringat yang dihasilkan selama perjalanan. Tak sadar beberapa dari kami pun tertidur lelap karena kelelahan perjalanan.
Waktu menunjukkan pukul 15.00 salah satu anggota kami yang bernama ali murtada pun berkata, kalo tidur kan di pesantren kita aja ngapain harus jauh-jauh ke sabang. 😀😁 sinyal pertanda ajakan untuk menikmati kota sabang dan sekitarnya. Bergantian mandi dan bersiap untuk berangkat. Tujuan pertama kami adalah kilometer nol indonesia. Ya berada di ujung barat indonesia sepertinya destinasi KM 0 menajdi hal yang wajib dikunjungi. Setelah semua siap kami pun bergerak menuju KM 0 dengan diarahkan oleh MAP (peta) menggunakan handphone.
setelah menempuh perjalanan melewati jalanan pulau sabang kami pun tiba dengan selamat. Kerumunan manusia di KM 0 terbilang padat meskipun jarak nya dari kota cukup jauh. Di monumen KM 0 tersebut semua orang asik dengan mengabadikan gambar masing-masing. Kami pun tak mau ketinggalan, dengan menggunakan kamera handphone seadanya kami pun mengabadikan gambar dengan berbagai pose.
Setelah lelah dan tak tau lagi gaya apa yang harus ditunjukkan serta matahari juga sudah mulai kembali ke upuk barat akhirnya kami pun memutuskan untuk bergerak dari KM 0 menuju kota sabang. Kembali cacing dalam perut pun berdemo kembali pertanda lapar mulai melanda. Malam itu kami mencoba mencicipi masakan minang di tanah sabang. 😀😁😂
Keliling kota sejenak lalu kembali lagi kerumah untuk beristirahat. Keesokan harinya kami merencanakan snorkling alias menyelam dengan kacamata, pipa pernapasan, pelampung serta sepatu renang. Malam itu belum hanya sebatas rencana belum tampak jelas ke tempat mana kami akan bersnorkling ria.
Akhirnya syamsa memutuskan kembali menggunakan aplikasi map melalui handphone nya. Rubiah, ia rubiah merupakan sebuah pulau kecil yang menjadi tujuan kami keesikan harinya. Kipas angin menemani tidur kami malam itu.
Ayam berkokok pertanda pagi telah tiba membangunkan kami dari tidur. Seperti biasa satu persatu dari kami beranjak dari lantai tempat tidur menuju kamar mandi. Detik-detik berlalu jam menunjukkan pukul 8 pagi. Rencana pun segera di eksekusi. Bersiap-siap satu demi satu akhirnya kami pun berangkat ke pulau Rubiah melalui kota sabang. Diperjalanan kami dihadapkan oleh beberapa tempat yang memaksa kami untuk berhenti dan mengabadikan momen dengan berfoto ria.
Taman ini bertuliskan I Love Sabang, tamannya tidak terlalu luas namun cukup untuk menampung kami untuk berfoto. 😄🤣
Setelah beberapa foto diabadikan perjalanan kami lanjutkan kembali. Dalam perjalanan kami diberhentikan lagi oleh sebuah tulisan. Tulisan itu berisi PANTAI PARADISO. tak nampak pantainya namun ada tulisannya. Akhirnya kami berhenti kembali.
setelah mengambil beberapa gambar. Perjalanan kami lanjutkan menuju IBOIH. Perjalanan kami lanjutkan tanpa ada lagi pemberhentian meskipun beberapa tempat melambaikan tangan untuk kami singgahi.
Setelah sekian lama saya kemudikan mobil tampak.dari kejauhan tukisan Iboih snorkling center. Saya pun memarkirkan mobil di tempat parkir yang disediakan. Para penyedia jasa alat snorkling pun memanggil kami untuk menawarkan jasanya. Beberapa dari kami menghampiri dan melakukan negosiasi penyeberangan ke pulau rubiah dan penyewaan alat snorkling. Setelah negosiasi berjalan dengan baik. Akhirnya sang peyedia jasa memilihkan alat snorkling yang sesuai dengan masing-masing kami. Setelah semua siap. Kami pun bergerak menuju pulau rubiah menggunakan boat. Eits tapi tunggu dulu. Foto dulu dong.. 😁😀🤣
foto diatas masih berada di daerah Iboih. Iboih merupakan lokasi awal persiapan untuk menuju pulau Rubiah. Setelah semua siap kami pun menunggu jemputan boat yang akan membawa kami menuju pulau rubiah. Boat pun tiba keenam dari kami pun naik satu persatu ke dalam boat dengan perlengkapan yang sudah terpakai kecuali sepatu renang. setibanya di pulau rubiah kamipun mencari tempat penitipan barang. Kebetulan kami membawa dua buah tas kecil tempat handphone dan beberapa alat lainnya. Penitipan pun kami dapatkan disudut pulau rubiah. Awalnya kami mengira penitipan barang berbayar ternyata tidak. Penitipan barang gratis tis tis tis. Eits gratis penitipan barang tetapi wajib pesan makanan. 😃😄🤣😀😁😂
Barang sudah dititipkan. Kami bergerak kedalam laut untuk menikmati biota laut terumbu karang dan ikan-ikan kecil.
Setelah menyelami pinggiran laut pulau rubiah dengan beberapa tangkapan gambar kami pun beristirahat sejenak di tempat di tempat penitipan barang dengan memesan makan.
makanan selesai berpose kanan kiri gaya-gaya anak alay dan ada ajakan melalui tulisan gitu entah apa tujuan nya tapi ngikut juga sayanya. . Ha ha ha begitulah bentuk tulisannya.
Makanan sudah habis disantap, ucapan sudah diberikan. Boat penjemputan sudah tiba, tak ada pilihan lain kami harus segera berangkat kembali ke Iboih. Dalam perjalanan pulang tak ada yang bisa dilakukan selain menikmati pemandangan dan apa lagi kalau ga berfoto ria. setelah kembali dari Rubiah kami pun mengembalikan alat-alat yang disewakan dan langsung bergerak menuju rumah peristirahatan untuk bersiap-siap menyeberang kembali ke kota banda aceh. Setelah siap kami menuju ke pelabuhan hampir saja kelewatan kapal penyebrangan. Namun kesialan tak sampai menimpa kami. Setelah melakukan negosiasi bawah tanah bersama petugas pelabuhan kami pun akhirnya dapat bertolak menuju pelabuhan ulee lheue banda aceh. Tiba dibanda aceh kami langsung menuju mesjid baiturrahman untuk shalat maghrib dan bergerak pulang menuju tanoh Gayo Takengon Aceh Tengah.
Begitulah kisah liburan dadakan ala @woy.zikri dkk.
Salam adventurer dadakan.
Owmaaakk... Ngeri kali tulisan nya kali ini.. Mantap...
Hahaha panjang x lebar + luas : tinggi itulah hasilnya bg @mc-jack wkwkwkwkk
Mantap tu selam menyelam
Parte kita kapan nyelam bersama bg @lord-geraldi.. 😀😁😂
Kapan woy.zikri undang aja, menyelamlah kamu sebelum kamu.......
Hahjahha
Hahaa, undang bg? Belum bg mungkin awal tahun bg... Jangan ga datang bg ya? Wkwkwwk
Eh Undangan apa dulu ni... 😁😂🤣
Menyelamlah sebelum kamu di tenggelamkan... Hahahaa
Mantap tulisannya.. Kayak kenyang gitu liat fotonya... Full foto, keren, puas kali bacanya...
Trima kasih bg @bonbons....
Sekali2 posting panjang gitu...
Tulisan selanjutnya jadi bingung lagi...😀😁😂