Balada Lapar Melanda

in #sajak7 years ago

image

Sungguh tidak waras
Tanpa berdiskusi dengan waktu
Cacing-cacing diperut menggerutu membuat perut mengerut

Mereka ke DPRK (Dewan Perwakilan Ras Kelaparan) menggelar aksi demo
Meminta DPRK belikan semangkuk bakso

Tidak muluk-muluk
Tidak juga mereka sering menggelar aksi
Tapi...ah ini sungguh basi
Yang sering menggelar aksi saja, DPRK hanya menanggapi
Tidak ada langkah pasti

Sudah lah cing
Waktu terlanjur larut
Aku sudah kalut
Karna merasakan pedisnya perut

Ini sudah malam
Jangan kuat kali kau teriak
Bertuss pula perut ku nanti

Sp Surabaya, 4 April 2018

tulisan ini kubuat dalam keadaan dibawah tekanan. Sebenarnya cacing-cacing itu yang memaksaku. Percayalah, aku tidak semaruk itu mengumbar mirisnya perut menahan lapar. Tapi apa boleh buat. Mereka brutal membajak otak dan jari tangan.

Sort:  

Makanan anak bayi yang kupersembahkan di maroon tadi kamu lantak saja penutup makan malam.

Sudah ku lantak. Tapi hanya untuk peu keumat ek igo dan pemanis rasa saja

angin malam bisa dimakan untuk pengantar tidur
rindumu bisa dilahap untuk mengenyangkan
cinta tak bisa dimakan, sebab ia rasa
nah, rasamu makan saja!
sebab, lama-lama ia bisa busuk
tidurlah Putri Hanamano!

Pu peugah ? 😂

Ketika para penguasa DPRK marah sampai meronta-ronta yang ingin semangkuk Pak Wa, maka, apabila melihat dari kacamata honda, untuk mengatasi hal yang sedemikian rupa, alangkah baiknya anda mendengarkan musik Keroncong(an). Dijamin khasiatnya langsung dari Negeri Pandawa.

akhir-akhir ini memang sajak laku keras