WANITA HINDIA BELANDA

in #sejarah7 years ago

WANITA HINDIA BELANDA
Tinneke hellwig seorang penulis buku asal Belanda dalam bukunya Citra perempuan di hindia Belanda( indonesia)
mengatakan perempuan indonesia dipandang sebagai perempuan rendahan,walaupun dirias dengan gincu,pakai konde dan kebaya,serta berhias dengan gelang,cincin dan emas permata berlian,tetap lah seorang inlander bodoh yg murahan di depan tuan tuan Belanda.mareka tetap dianggap sebagai seekor monyet

Sehingga pada masa itu muncul ungkapan bahasa Belanda untuk menghina perempuan indonesia
al draagt een aap een gouden ring, het us en blijft een leijk ding (meskipun mengenakan cincin emas, seekor monyet tetap saja makhluk yang buruk rupa).

Perang Belanda di Aceh telah melahirkan kesadaran pada
Bangsa Indonesia, bahwa jiwa yang mencintai kebebasan dan
kemerdekaan tidak mudah ditundukkan dengan ketangguhan
materi belaka seperti yang dipunyai Belanda.

Zentgraaf, mengagumi peranan wanita
Aceh dalam peperangan. Katanya mereka gagah berani dan memendam rasa dendam. Di medan-medan peperangan mereka menjalankan tugas tempur dengan keberanian tak takut mati sehingga sering-sering mengalahkan kecampinan seorang pria. Sampai sampai ke bibir elmaut, mereka tetap memendam dendam permusuhan kepada lawannya dan pada detik-detik sakratilmaut
sedang merenggut nyawanya, dengan perasaan jijik dan amarah,
mereka masih meludahi muka orang-orang yang merampas kemerdekaannya.dan Belanda tidak berani menghina wanita Aceh dengan sebutan inlander bodoh monyet buruk rupa.Nibak puteh mata gèt putih tuleueng,
membantai ateueng meukaleueng tanoh

de Atjehsche vrouw is sinds het moment waarop men haar leerde kennen, eene openbaring geweest zoowel wat betreft hare persoonlijke eigenschappen als haar invloed.
Hidupnya hidup berjuang dan matinya mati berjasa,

Jak Ion timang preuen, ureueng jameuen bhe lagoina,
Bek hai aneuek tagidong reunyeuen, bila jameuen tuntut le
gâtacut-nyak-dien-041.jpg