Menjemput Harapan, Mengantar Pulang Senyum Anak-anak Pascabencana
Di saat banyak hal runtuh dan rasa aman anak-anak ikut terguncang, Sekolah Sukma Bangsa Pidie memilih untuk tetap hadir dan berjalan mendekat. Pendampingan psikososial ini ditujukan bagi anak-anak dari tiga desa yang paling parah terdampak, sebagai ikhtiar memulihkan batin, menata emosi, dan menghadirkan ruang aman di tengah situasi yang belum sepenuhnya pulih.
Selama dua pekan, rutinitas kecil namun bermakna dijalankan dengan penuh kepedulian. Setiap pagi, anak-anak dijemput dari kampung masing-masing untuk dibawa ke sekolah. Di sana, mereka mengikuti berbagai kegiatan edukatif, bermain, berkreasi, dan saling menguatkan—didukung dengan layanan serta perlengkapan yang layak agar mereka merasa aman dan dihargai. Saat siang tiba, anak-anak diantar kembali pulang ke kampungnya, membawa tawa, cerita, dan keberanian yang perlahan tumbuh.
Seluruh proses ini dikoordinasikan oleh para guru bersama siswa OSIS Sekolah Sukma Bangsa Pidie. Sebuah gerak bersama yang menegaskan bahwa pendidikan bukan semata urusan ruang kelas, melainkan juga keberpihakan pada kemanusiaan. Ikhtiar ini mungkin sederhana, namun di tengah keterbatasan, ia menjadi penanda bagi dunia: anak-anak tak pernah boleh dibiarkan sendiri untuk menghadapi luka.
English Version
When much has collapsed and children’s sense of safety has been shaken, Sukma Bangsa Pidie School chooses to stay present and move closer. This psychosocial support program is dedicated to children from the three most severely affected villages, as an effort to heal their inner wounds, restore emotional balance, and create a safe space amid an ongoing recovery.
For two weeks, a small yet meaningful routine takes place each day. Every morning, the children are picked up from their villages and brought to school. There, they engage in educational, creative, and playful activities—supported by proper care and equipment so they feel safe and valued. When midday arrives, the children are escorted back home, carrying with them renewed smiles, stories, and slowly growing courage.
This entire initiative is coordinated by teachers alongside student council members of Sukma Bangsa Pidie School. It is a collective act that reminds us that education goes beyond classrooms—it stands firmly with humanity. Simple as it may seem, this effort sends a message to the world: children should never face their wounds alone.




