Hantu di Sekolah Lama
Di sebuah desa kecil, ada sebuah sekolah tua yang sudah lama ditinggalkan. Bangunan itu berdiri megah, tapi cat temboknya mulai mengelupas, jendela-jendela pecah, dan pintu kayunya berderit setiap kali tertiup angin. Orang-orang desa jarang melewati sekolah itu, terutama saat malam, karena mereka percaya ada sesuatu yang menghuni tempat itu.
Suatu malam, sekelompok remaja bernama Rian, Sari, dan Doni memutuskan untuk membuktikan bahwa semua cerita tentang hantu di sekolah lama hanyalah mitos. Dengan membawa senter dan kamera, mereka menyelinap masuk ke dalam sekolah.
Begitu memasuki bangunan, udara terasa dingin dan suasana menjadi mencekam. Lantai kayu berdecit di setiap langkah mereka. Saat mereka berjalan melewati ruang kelas, Sari tiba-tiba berbisik, "Kalian dengar sesuatu?"
Mereka semua diam. Dari dalam salah satu ruangan, terdengar suara langkah kaki, padahal tidak ada orang lain di sana. Dengan hati-hati, Rian membuka pintu kelas itu. Ruangan itu kosong, tapi ada papan tulis yang penuh dengan tulisan, padahal sekolah itu sudah lama tak digunakan.
Tiba-tiba, suara tawa anak kecil menggema di lorong. Doni menyorotkan senter ke arah suara itu, tapi hanya ada kursi-kursi tua yang berserakan. Mereka mulai merasa tidak nyaman dan memutuskan untuk keluar. Namun, saat mereka berbalik, pintu yang tadi terbuka kini tertutup sendiri.
Angin dingin berhembus, dan di depan mereka, samar-samar muncul sosok anak perempuan berbaju putih dengan wajah pucat dan mata kosong. Ia berdiri diam, menatap mereka tanpa ekspresi. Sari menjerit, dan tiba-tiba lampu senter mereka padam.
Dalam kegelapan, terdengar suara berbisik, "Kenapa kalian datang?"
Ketakutan, mereka berlari secepat mungkin menuju pintu keluar. Begitu mereka berhasil keluar dari sekolah itu, angin berhenti, dan semuanya kembali sunyi.
Sejak malam itu, tak ada yang berani mendekati sekolah lama itu lagi. Beberapa orang desa bercerita bahwa hantu yang mereka lihat adalah arwah seorang siswi yang meninggal di sana bertahun-tahun lalu. Namun, tak ada yang tahu pasti bagaimana kisahnya.
Yang jelas, sekolah tua itu tetap berdiri di sana, menanti siapa pun yang cukup berani untuk masuk kembali.

